nine.

31.7K 3.6K 825
                                    

Renjun memasuki apartement kecilnya, dan langsung menjatuhkan dirinya disofa ruang tamu.

"Darimana saja kau Huang Renjun?!" Suara tajam Ten mampu membuat Renjun berubah posisi, dari yang tadinya tiduran menjadi duduk tegak.

"Astaga Ten hyung! Kau mengagetkanku."

"Seperti tak pernah melihatku berkunjung saja."

"Iya memang kau sering berkunjung kesini hyung! Tapi sekarang ini masih jam lima pagi!"

"Lalu kenapa?" Ucap sebuah suara yang baru keluar dari kamar mandi.

"Donghyuck! Astaga kalian ini benar benar!!"

"Jangan berlebihan. Kami ada di apartement jelek mu sepagi ini karena kami penasaran!" Balas Donghyuck tak peduli, ia menidurkan tubuhnya di karpet bulu yang baru Renjun beli bulan lalu.

"Bukannya kau sedang mengerjakan tugas?"

"Sudah selesai."

"Nanti kau ada kelas pagi hyuck, lebih baik kau kembali ke apartement mu. Istirahat."

"Berhenti berkilah, cepat jelaskan bagaimana bisa kau bermalam di rumah Jung Jaehyun." Sengit Ten.

Dengan setengah hati Renjun menceritakan bagaimana bisa dia sampai kerumah Jaehyun dan apa saja yang terjadi di Rumah megah tersebut.

"Dia benar benar menyebutmu sebagai partner sexnya?" Tanya donghyuck

"Ya, dan jujur aku benci hanya dianggap partner bercintanya. Setidaknya anggap aku temannya, atau apapun. Ugh.."

"Ternyata dia brengsek juga. Dia benar benar berkata padamu, kalau kau ini pelacur? Keterlaluan."

"Dia tak berkata langsung kalau aku pelacur hyung, tapi intinya iya. Dia memang menganggap pekerjaanku adalah pelacur."

"Tapi aku tak mau berbohong, dia sangat tampan Jun. Apa kau tak akan menyesal karena menjauhinya?" Ujar Donghyuck, membuat Renjun membuang nafasnya kasar.

"Cih, rasa menyesal pasti akan datang. Tapi entahlah.."

"Dia juga sangat kaya Jun, coba pikirkan baik baik. Yang perlu kau lakukan adalah menghangatkan ranjangnya. Lagipula kalian sama sama menikmati kan?"

"Ten hyung!! Kenapa malah menjerumuskanku begitu sih?!"

"Dia kan memang membuka jasa prostitusi Jun."

"Bodohnya aku sampai lupa."

"Sialan kalian berdua."

Mereka semua terdiam, sambil terpejam. Masing masing sibuk dengan pikiran sendiri. Sampai tiba tiba Ten buka suara

"Aku mau pesan ayam, kalian mau?"

"Mau, kau yang bayar kan hyung?" Tanya Donghyuck

"Aku juga mau. Kalau ditrakrir." Ucap Renjun

"Kalian ini.. iya aku yang bayar, lagipula kalau kita berkumpul memang aku yang selalu membayar."

"Hehehe terimakasih Ten hyung!" Kompak keduanya.

Ten memutar bola matanya malas dan langsung memesan ayam dari kedai 24 jam milik pak Choi.

"Jadi apa rencana mu sekarang Jun?" Tanya Donghyuck penasaran.

"Menjauh."

"Caranya?" Tanya Ten

"Ya menjauh, menghindari dia. Lagipula dia tak akan menemuiku lagi. Aku yakin."

"Kenapa kau terdengar sangat yakin?" Ten menunjukkan raut bingungnya.

"Karena aku sudah menyuruhnya untuk tak menghubungi atau menemuiku."

Just it ; JaeRenWhere stories live. Discover now