three.

39.8K 4.2K 776
                                    


Seorang pemuda manis mendatangi meja yang sudah di booking oleh si Sialan Kim Doyoung.

Aku memang terpaksa berada disini karena si bawel Doyoung memintaku untuk menemaninya ke Club malam dipinggir kota.

Dengan terpaksa aku mengiyakan ajakan Doyoung, sekretarisku sekaligus sahabatku jika aku tak segera mengiyakan ajakannya, makan ia tak akan diam sampai kepalaku pecah.

Pemuda manis itu sampai di meja kami dan memberikan senyuman manis yang bisa kusebut palsu.

Taeil hyung, kekasih Doyoung segera memesankan kami minuman. Dengan cekatan pelayan manis itu segera mencatat pesanan yang di minta Taeil hyung.

Entah mengapa sejak kedatangannya, aku sama sekali tak bisa mengalihkan pandanganku dari wajahnya yang harus kuakui manis.

Tubuhnya ramping dan mungil dengan wajah mulus, hidung mancung, mata indah dan bibirnya yang tipis menggoda.

'Damn he's so gorgeous'

Terlalu sibuk memandanginya, aku sampai tak sadar bahwa ia sudah akan beranjak dari meja kami.

Dengan cepat aku menarik tangannya hingga ia jatuh di pangkuanku. Jantungku berdebar cepat, dan seluruh tubuhku terasa panas.

Dari jarak sedekat ini aku bisa melihat wajah manisnya lebih dekat dan lebih jelas. Ia semakin manis dari jarak sedekat ini.

Aku segera tersadar dari kekagumanku

"Hai manis, mau menemaniku malam ini?" Ucapku tepat di telinganya.

"Kau menginginkanku tampan?" Lelaki manis dipangkuanku ini mengelus wajah ku.

Aku menutup mataku, menikmati usapan tangannya diwajahku. Astaga tangannya halus sekali.

"Hm, bagaimana jika kita langsung ke apartementku, aku akan mengizinkanku pada bosmu."

Sungguh aku sudah tak tahan, rasanya aku benar benar menginginkan pemuda manis ini.

Sejujurnya, aku bukanlah lelaki yang suka melakukan sex semalam atau one night stand. Dan juga, aku kurang suka disentuh oleh orang asing. Tetapi pemuda ini berbeda.

"Maaf tampan, tapi tidak bisa malam ini. Cobalah lain hari." Ia meniup cuping telingaku dan pergi menjauh.

Sialan! Ia salah bermain main denganku. Dengan cara apapun aku akan membawanya ke ranjangku dan membuatnya mendesahkan namaku.

"Wah wah ada apa dengan lelaki tampan kita hari ini?" Doyoung dengan sengaja mengejekku.

"Diam kau lelaki kelinci."

"Hei!!" Ucapnya tak terima.

"Heh, sudah. Kalian ini seperti anak remaja saja. Sadarlah umur kalian itu sudah 27 tahun." Taeil hyung melerai kami

"Tak usah mengingatkan umur tua kami hyung. Aku masih ingat." Ucapku malas

"Hahaha, kalau kalian lupa aku umur 30 tahun tahun ini."

"Tak terasa kekasihku sudah sangat tua."

"Doyoung!!"

"Hehehe ampun hyung." Cengenges Doyoung.

"By the way, benar apa yang diucapkan doyoung tadi. Ada apa denganmu hari ini Jae? Kau tertarik pada lelaki kecil tadi?" Tanya Taeil penasaran.

"Apa perlu kuingatkan hyung? Kau juga kecil."

"Diam kau doyoung!"

Aku memutar malas kedua mataku.

"Ya, sepetinya begitu hyung. Pemuda itu berbeda, aku menginginkannya."

Just it ; JaeRenOnde as histórias ganham vida. Descobre agora