Part 1. Adara Fredelia Ulani

1.8K 122 2
                                    

🌸 G O N E 🌸

Bunyi alarm di atas meja kecil samping tempat tidur membuat seorang gadis yang berada dalam selimut berdecak, tangannya kemudian bergerak mematikan alarm yang mengganggunya. Helaan nafas terdengar, mata sayu yang baru saja terbuka itu mengerjap menyesuaikan cahaya matahari yang masuk lewat celah gorden yang terbuka.

Pukul enam pagi. Gadis itu lalu bangun dari tidurnya, terduduk di pinggir ranjang dengan pandangan menatap potret yang terpajang di atas meja, tepat di samping alaram yang menganggunya tadi. Tangannya bergerak mengambil bingkai foto tersebut. "Good morning, Dad, Mom."

Senyum terukir diwajah ovalnya, kemudian mencium potret dua orang kekasih yang sedang tersenyum itu. "Adara sayang kalian."

Setelah puas melepas rindu, gadis itu kembali meletakkan bingkai foto di atas meja. Berdiri untuk bersiap-siap ke sekolah.

Adara Fredelia Ulani, gadis yang bulan Oktober nanti berumur 16 tahun. Memiliki wajah oval dengan mata bulat berwarna biru cerah, rambut merah kecoklatan bergelombangnya hingga ke bahu, darah Amerika yang dominan di tubuhnya membuat tampilannya sedikit mencolok dan berbeda dari orang Asia pada umumnya.

Adara yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk menutupi tubuhnya berjalan menuju lemari, mengambil kaos putih tipis dengan celana pendek beberapa centi di atas lutut untuk dijadikan dalaman sebelum memakai seragam sekolahnya.

Tangan gadis itu bergerak membuka ikatan rambutnya yang dia ikat asal sesaat dia akan mandi lalu membiarkannya tergerai hingga ke punggung. Adara kemudian mengambil seragam sekolah yang tergantung di dalam lemari, meletakkannya di atas tempat tidur.

Adara melangkah ke meja rias, alat kecantikan yang tidak terlalu banyak dan sederhana berada di meja itu. Ia mengambil pelembab kulit, memakainya pada kedua lengan dan betis hingga paha setelahnya meraih bedak bubuk untuk dipakainya pada wajah. Tidak lupa memakai pelembab bibir agar wajahnya terlihat lebih fresh lagi.

Merasa puas dengan penampilannya, Adara berjalan mendekat ke tempat tidur, meraih seragam lalu memakainya.

Kemeja putih berlengan pendek dengan lambang mawar merah di saku sebelah kanan kemejanya, rok kotak-kotak yang juga sewarna dengan mawar itu adalah ciri khas SMA EVANO, salah satu sekolah terfavorit di kota jakarta.

Adara keluar dari rumah lima belas menit kemudian dengan seragam melekat di tubuhnya. Gadis itu mengunci pintu lalu melangkah mundur. Ditatapnya rumah sederhana di depannya, rumah peninggalan nenek dari Mommy nya yang sudah dia tempati hampir sebulan ini.

Setelah kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan tragis bulan lalu, Adara menjalani kehidupannya sendiri. Keluarga yang dahulunya memperlakukannya dengan hangat, setelah kecelakaan itu sikap mereka berubah drastis. Keluarga dari kedua orang tuanya tidak menganggapnya setelah semua aset yang ditinggalkan Daddy dan Mommy untuknya habis direbut mereka.

Keluarganya hanya menganggap kakak laki-lakinya yang bernama Azlan Aditya Evano, yang juga memperlakukannya seperti keluarganya setelah kecelakaan. Bahkan dengan teganya mereka semua membuang Adara ke rumah sederhana di kawasan miskin, jauh dari rumah yang mereka tempati dulu.

Adara menghela nafas, tidak ingin lagi mengingat kejadian itu. Gadis itu kemudian berjalan menjauh, melewati pagar kecil yang terbuat dari kayu. Berjalan di lorong kecil menuju jalan besar yang dilalui bus yang akan membawanya ke sekolah.

***

Adara melangkah turun dari bus setelah membayar, gerbang megah dengan papan pengenal terbuat dari keramik bertuliskan "SMA EVANO" tergantung di gerbang menjadi objek pertama yang ditangkap indra penglihatannya.

G O N E Where stories live. Discover now