vingt deux(22) : Balik?

3.4K 168 0
                                    


Chapter 22 : Balik?

"Bisa ngobrol sebentar?"

Bima yang mulanya menatap punggung Senja akhirnya menghela napas lalu duduk di bangku taman.

Rere berjalan mendekat, tanpa berniat duduk di sebelah Bima diapun melipat kedua tangan di depan dadanya.
"Langsung ke intinya aja, karena lo sekarang bukan guru magang dan gue juga udah lulus dari sekolah itu, gue bakal jelasin sesuatu."

Bima yang mulanya biasa saja, kini menegakkan punggungnya setelah mendengar kalimat itu dari mantan muridnya.

"Gini, gue udah lama kenal sama Senja. Lo tau gimana kondisi dia waktu itu? Lebih parah dari yang pertama lo liat dia. Kalo aja orang yang ga kenal terus ngajak dia ngomong, mungkin Senja bakal dikira bisu, karena susah buat ngomong."

Angin perlahan menerpa keberadaan mereka, tapi tidak ada satupun dari mereka yang mengedipkan mata.

"Lo tau kenapa? Karena bokap Senja selalu ngekang dan maksa dia untuk ngelakuin ini itu sesuai keinginan bokapnya."

Rere berdecak, "dan lo tau parahnya? dari kecil bokapnya selalu main tangan. Senja juga sering disuguhi adegan kdrt... ya nyokapnya."

"Nyokap Senja bisa menahan, tapi gimana dengan Senja? Dari kecil dia udah melalui banyak tekanan. Hingga dia sering pengen buat bunuh diri. Lo tau tentang itu? Gue yakin nggak."

Bima terbelalak mendengar cerita Rere, sejujurnya dia tidak pernah menyangka bahwa Senja akan mengalami hal itu.

"Stressnya sedikit reda waktu dia smp, karena Dimas."

Pria itu mengeryitkan keningnya, "Dimas?"

"Iya, dia cinta pertama Senja."

"Terus?" sahut Bima.

"Dimas tau tentang keluarga Senja, jadi kesimpulannya Dimaslah yang bisa membantu Senja waktu itu."

Rere tiba-tiba melemparkan tas di sebelah Bima.

"Tapi, karena alasan pertemanan Dimas dan Candra alias sepupu gue Alex, Dimas hancurin Senja dengan pura-pura deketin cewek lain dan berujung dia pacaran beneran—"

"Itu alasan Senja suka gonta-ganti cowok?" potong Bima.

Rere menjentikkan jarinya, setuju dengan ucapan Bima.

"Setelah dia lulus smp, Senja jadi lebih bisa mengontrol diri dengan cara tidak mengacuhkan bokapnya. Tapi apa luka batinnya bisa dia kontrol? Nggak Bim, dia masih suka lukain dirinya sendiri bahkan waktu bokapnya pukulin dia, dia masih bisa diem nutupin lukanya." entah kenapa nada suara Rere mulai terdengar serak.

"Maklumin Senja kalo dia jadi murid yang susah diatur. Karena di rumah dia udah diatur seperti boneka sama bokapnya."

Bima menundukkan kepalanya mencerna kata-kata Rere dengan baik.

"Setelah pertemuan awal gue sama Senja, gue udah punya firasat tentang dia. Gue berusaha keras buat dia ilangin kebiasaan self-injurynya."

Rere menatap pria yang tertunduk di depannya dengan tajam.

"2 tahun lamanya, Senja baik-baik saja. Tapi setelah itu, lo masuk ke hidupnya."

Pria itu mengangkat wajahnya dan melihat sorot mata Rere dengan heran.

"Dari awal dia masuk smk jurusan farmasi karena bokapnya, tapi dia punya tekat untuk pindah haluan karena saran lo. Sebenernya gue seneng lo bisa ngerubah kebiasaan Senja. Lo buat dia berhenti gonta ganti cowok, lo buat dia patuhin aturan, dan lo buat dia rajin dan percaya sama keinginan dia." Rere mendongakkan kepalanya, berusaha agar air mata yang tertampung di kelopaknya tidak jatuh.

My Teacher, My BoyfriendWhere stories live. Discover now