Airena Wicaksono

73 7 0
                                    

''Dapetin nomernya dulu, baru hatinya''

''Remoooooo!!!!'' terdengar jeritan keras dari ruang bawah, Remo yang sedang asik membaca buku dengan judul 'Jurus Manjur Menguasai Rumus' langsung meletakkan bukunya di sembarang tempat dan berlari menuju sumber suara

''Ada apa Ma?''

''Kakak kamu, Rena..Rena...'' Mama Linda mencoba menahan isak tangisnya

''Iya, Kak Rena kenapa?''

''Papa..Papamu bawa dia ke Rumah Sakit Jiwa.''

Remo sangat terkejut mendengarnya, Remo menatap Mamanya cemas. Nampak keringat dingin di keningnya, Mama Linda juga menggigiti jari-jarinya.

''Mama tunggu sini, Remo akan nyusul mobil Papa!''

Tanpa aba-aba dari Mamanya, Remo memacu sepeda motor CB dengan plat QS 123M0. Remo memacu sepeda motornya dengan sangat kencang, Remo ketinggalan jejak mobil Papanya.

''Sial!!!''

Dia tidak Berhentinya memperhatikan tiap mobil yang berpapasan dengannya, Remo sangat mengenali mobil Papanya. Mobil silver dengan plat garuda di sisi kanan.

Seseorang turun dari mobil yang Remo rasa itu adalah mobil Papanya, Remo memperhatikan tiap langkahnya dari kejauhan. Itu adalah Wicaksono, kenapa dia meninggalkan Rena di dalam mobil sendirian? Apa yang ingin dia lakukan? Wicaksona menjauh dari mobil sepertinya dia hendak mengangkat Telfon. Remo tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini, Remo memacu sepeda motornya mendekati mobil Papanya.

''Kak! Bukak pintunya Kak!'' Remo memukul kaca mobilnya

Rena hanya menatap kosong Remo, mulut Rena ditutupi kain yang Membuatnya tidak bisa berteriak meskipun dia mau. Remo tidak ingin menyia-nyiakan kesempatannya otak Remo bersikeras berfikir untuk mengeluarkan Kakaknya sebelum Wicaksono menyiduknya.

Brrraaakkkkkk!!! Kaca mobil pecah saat Remo melemparnya dengan sebuah batu, Remo mencoba menggapai pembuka jendelanya. Setelah melepas penutup mulut Rena, Remo bergegas mencari Taxi untuk melarikan diri dari kejaran Papanya. Remo tidak memikirkan keadaan sepeda motornya yang kini terparkir di bahu jalan.

''Jalan Melati nomor 56 Pak.'' sahut Remo setelah mendudukkan Kakaknya, Rena hanya diam seperti tidak terjadi apapun sedangkan Remo tampak sangat sulit untuk menghirup oksigen

Remo mencoba menelfon seseorang ''Key lo dimana?''

''Gue di rumah, tumben lo nelfon!''

''Bisa bantu jemput sepeda motor gue?''

''Maksud lo?'' tanya Key tidak mengerti

''Lo mau atau nggak?''

''Kirim alamatnya!''

Remo: Di depan laundry Melati
Key: oke

Remo mulai muak dengan tingkah laku Papanya, diperhatikannya Rena yang sejak tadi bungkam. Remo tau Kakak perempuan satu-satunya itu sedang stress. Sampai sekarang Remo dan Mamanya tidak mengerti apa yang membuat Kakaknya seperti itu, Ini terjadi 2 tahun yang lalu

REMORAWhere stories live. Discover now