Bab 28

50 28 2
                                    

"Maaf, sudah ku coba tapi ternyata tetap tak bisa.." ucapku.

"Kamu yakin?" Tanyanya.

"Sangat yakin. Sekarang aku ingin meminta saran padamu. Saranmu nanti akan menjadi keputusan terakhirku," jawabku disertai penjelasan.

"Saran? Apa?" Ia bertanya lagi.

"Apa kamu ingin bersama dengan Arshiy?" Tanyaku membuat sebuah kerutan di dahinya.

Helaan napas terdengar darinya, "Bisa jelasin lebih rinci? Aku ga bisa mengambil jawaban sebelum kamu menjelaskan secara rinci."

Aku menggeleng pelan, "Aku akan memberi penjelasan ketika pilihanmu telah terdengar oleh telingaku. Jadi, kamu ingin bersama Arshiy? Atau Mincah?" Tanyaku lagi.

"Apa maksudnya? Jelas aku ingin bersama Mincah Arshiy. Mincah adalah bagian dari Arshiy, begitupun sebaliknya. Sebenarnya, apa maksudmu Ca?" Jawabannya cukup membuatku tertegun sesaat.

Jemari kananku memegang pelipis, "Entahlah, aku bingung..." ucapku jujur. Kini, kepalaku dipenuhi oleh kata-kata Bayu beberapa detik yang lalu.

"Tolong jelaskan maksud terselubungmu. Pertanyaan tadi seperti menjebakku agar menghilangkan kalian berdua, maksudku.. kamu seperti memintaku agar memilih salah satu dari kalian," ujarnya lagi.

"Aku ingin kamu tau, Mincah tak pernah punya rasa padamu walaupun sedetik. Namun, Arshiy mencintaimu lebih dari segala banyak waktu kehidupan. Mincah juga tak pernah ingin punya rasa padamu walaupun setetes embun. Namun, Arshiy mencintaimu lebih dari segalanya. Dan kamu juga begitu, kamu mencintai Arshiy. Not me," timpalku membuat Bayu terdiam sejenak.

Sepertinya ia tengah berpikir, "Jadi.. maksudmu adalah, kamu akan pergi dan menyerahkan tubuhmu pada Arshiy. Benar?" Tebakan yang tepat sasaran.

Aku meneguk ludah agar tenggorokan tidak terasa kemarau. Sempat tercekat, namun kembali otakku memikirkan rentetan jawaban yang dapat membuatnya diam dengan berpikir.

"Sebenarnya, ada dua pilihan yang tersisa. Tapi, pilihan pertama telah gagal. Kini, tersisalah pilihan yang membuat salah satu dari kami harus mengorbankan segalanya. Aku tau, ini pilihan tersulit. Tapi inilah jalan yang harus kami tempuh agar kamu dan yang lainnya bisa nyaman pada satu kepribadianku. Bayu, kamu ingin bersama Arshiy, kan? Aku ingin agar kamu merelakan Mincah pergi," aku menjeda dengan senyuman yang sangat manis. Menampilkan sebuah senyuman yang terbaikku, baru kutampilkan untuk pertama dan terakhir kalinya.

"Relakan Mincah, kuserahkan Arshiy padamu. Jagalah ia layaknya kamu menjagaku waktu itu, terimakasih untuk segalanya. Aku menikmati setiap pengalaman yang sudah kita lalui," ujarku tetap menampilkan senyuman terbaik.

"Aku mencintaimu."

Hening..

Bayu mengucapkan sebuah kalimat yang membuat otakku berhenti bekerja. "Mincah Arshiy, aku mencintaimu. Aku akan berusaha lebih banyak, agar kamu selalu menemani diriku hingga akhir nanti," Bayu menggenggam kedua tanganku dengan raut wajah yang begitu serius. Aku mengerjap tak percaya, jantungku serasa mencelus karena berdegup sangat kencang.

["Kamu mencintai Bayu."]

Baru kali ini, aku mendengar suara Arshiy yang begitu meyakinkan.

"Apa?" Responku setelah lama terdiam, seolah dunia berhenti sangat lama.

Ting!

Sebuah chat WA dari Aphni membuatku semakin tertarik untuk melihat isinya.

Aphni
Online

Hari ini

Relakan aku

Pesan chat itu membuat mataku bergerak lincah menelusuri setiap sudut ruangan. Ketika ekor mataku mencapai sebuah sosok cowok yang tak asing lagi oleh penglihatanku, saat itu juga hatiku terasa dihantam sebuah batu besar.

LOLजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें