Bab 24

44 32 5
                                    

"Hai Arshiy.." sapa seseorang itu.

Gue masih mematung, antara terkejut dan tak percaya.

"Ka- kamu bayu?" Tanya gue dengan gagap.

"Ciiee tau nieeh.. apa kabar?" Tanya bayu yang kian mendekat.

"Ka- kamu.. jahat!" Ucap gue dengan mata yang memanas.

Pelupuk mata sudah tergenang air mata, bersiap meluncur sepersekian detik.

Tangan gue mengepal, berusaha menahan isak tangis akan keluar. Tapi gagal, isak tangis keluar begitu saja. Air mata sudah membasahi pipi, hati ini kian merindu.

Rindu akan kenangan lama, kenangan yang gue ukir bersama Bayu. Bayu ialah sahabat SD ketika kelas 3 hingga 4. Gue gak tau, kalau setelah liburan kenaikan menuju kelas 5, Bayu pindah.

Hari pertama masuk kelas 5, gue kira Bayu hanya sakit dan akan masuk pada hari kedua. Gue nantikan hingga seminggu lamanya, gue baru dapat kabar kalau Bayu pindah sekolah karena urusan orang tuanya.

Rumahnya di dekat sekolah, gue bisa melewati jalan depan rumahnya demi bisa melihat Bayu. Setelah sekian lama, gue gak melihat Bayu ada di rumahnya, mungkinkah Bayu mondok? Gue gak tau.

Awal gue muncul dikarenakan rasa tertarik gue dengan Bayu. Karena Bayu ialah satu-satunya cowok di sekolah yang sangat pendiam namun murah senyum.

Dan kini, gue ketemu lagi dengan Bayu lagi dengan senyuman manisnya yang selalu terbayang. Tak perlu lagi membayang, gue bisa melihat senyumnya lagi.

"Maaf" ucapnya dengan tatapan sendu.

Gue belum mau berucap, karena kalau gue berucap, yang ada malah tangis gue yang semakin terisak.

Air mata gue terus mengalir dengan mata yang sudah memerah dengan hidung yang juga sama merahnya. Bayu mendekat lagi, ia meraih tangan gue yang mengepal. Dengan cepat, tangan gue menepis tangannya.

"Jangan mendekat!" Peringat gue sambil berjalan mundur.

"Oke, gue menjauh. Tapi kemarilah, jangan terlalu mundur.." ucap Bayu dengan berjalan mundur.

Gue masih diam ditempat, gue tau kalau selangkah lagi, gue bakal jatuh dari ketinggian lebih dari 100km.

"Shiy, ayo mendekat. Gue gak mau kamu jatuh. Please!" Ujarnya lagi.

Senyum miring terpampang pada wajah sedih gue.

"Kosakata yang sangat aneh. Gue kamu? Hah plin-plan" gue mengejek.

"Ehm, kayaknya gue ke kelas dulu. Kapan-kapan gue bakal cerita. Tapi sekarang, lo harus selesaikan masalah lo dengan sobat gue. Bicara baik-baik bakal lebih nyaman" ucap Elji menyahut.

Elji berjalan menjauh, meninggalkan gue dengan Bayu yang masih diam ditempat masing-masing.

Bayu duduk dibangku yang tadi gue duduki bersama Elji. Ia mengusap wajahnya dengan frustasi.

Gue gak tega melihat Bayu bisa sefrustasi ini. Gue kira, Bayu gak bakal mikirin hal sampai seperti itu. Ternyata perkiraan gue salah besar, gue ikut duduk disamping Bayu.

"Kamu bisa jelaskan apapun yang kamu ingin jelaskan" ucap gue memulai topik.

Gue gak tau, kenapa gue jadi bisa bicara aku-kamu kalau bersama Bayu, dari dulu.

"Gue.. sorry, maaf kamu.." Kosakata yang tak beraturan, Bayu menghela nafas panjang.

"Coba perlahan, mungkin kamu bakal bisa jelaskan apa yang kamu maksudkan" saran gue.

LOLWhere stories live. Discover now