Chapter 1 : Kebetulan?

1.1K 81 8
                                    

Sarada memasuki rumahnya dengan langkah terhuyung. Wajahnya pucat karena anemia, kacamata tidak bisa menyembunyikan mata bengkaknya. Ia melepas sepatu dan ditaruh di rak lalu mantel disampirkan pada gantungan di sebelahnya, berjalan pelan menuju ruang keluarga sambil menyeret kresek putih dari minimarket terdekat.

Ia duduk berselonjor, mencari kehangatan di bawah kotatsu. Di sampingnya, pecahan dari keramik celengan babi miliknya masih berserakan. Gadis dua belas tahun itu kesulitan membuka plastik roti, lalu mulai terisak.

Bel rumah berbunyi. Sarada langsung berlari mematikan lampu dan bersembunyi di kolong meja. Dalam diam dia menangis, karena tak sengaja menginjak pecahan keramik sambil melampiaskan perasaan kesal yang menumpuk. Sengaja mengabaikan tamu yang tidak berhenti memencet bel.

***

Disclaimer :

Naruto by Masashi Kishimoto
Spark by Yun Ran Livianda

Genres :

Family, Drama, Hurt, (mungkin) Angst.

WARNING :
Boys Love (BL), MxM, SasuNaru, AU, OOC.

Fanfiction ini saya buat hanya untuk kesenangan, tidak dibuat untuk kebutuhan materiil.

***

Kedua safir kembarnya begitu fokus, ia bahkan sampai bergumam sendiri. Akhirnya pemuda itu hanya bisa menghela napas, menyerah.

"Menma?"

Sedikit terjingkat ketika seseorang menepuk bahunya, Menma berbalik dan menemukan pemuda lain di belakangnya. Berambut pirang panjang dan senyum cerah

"Err... iya?" Menma tak yakin, tapi sepertinya mereka memang pernah bertemu sebelumnya, mungkin. Menma mengerutkan dahi, mencari ingatan di dalam otaknya. "Kau-"

Pemuda itu tertawa sambil memukul punggung rekannya, berbicara lebih dulu sebelum Menma sempat melanjutkan perkataannya. "Kau lupa padaku? Inojin, Yamanaka Inojin." Ia mengeja namanya sambil menunjukkan kartu pegawai yang dikalunginya.

"Ah," Menma balas memukul lengan pemuda itu. "Kita di sekolah dasar yang sama? Kau banyak berubah. Sekarang rambutmu panjang!" Menma memandangnya kagum.

"Wajar.... Sudah berapa tahun ya sejak terakhir kali bertemu? Kau pindah sekolah di musim gugur kelas empat, kan? Jika bukan karena berita di koran, kurasa aku tak akan mengingat- AH! A-AKU PEGAWAI PARUH WAKTU DI SINI!" tiba-tiba saja Inojin panik sendiri.

Melihat wajah pucat, keringat dingin dan senyum tak enak kawannya, Menma tertawa kecil. Ia tahu, bahkan Menma sendiri juga mengikuti tentang berita terbaru perusahaan Uchiha yang gulung tikar. "Bisa bantu aku memilih mana yang lebih bagus?" Ia menyodorkan dua dasi kepada Inojin. Satunya berwarna jingga polos berbahan sutra, satunya lagi berwarna emas dengan motif kotak-kotak. "Atau ini?" Sebuah lagi berwarna kuning polos ia ambil. "Untuk ayahku."

Inojin semakin canggung. "U-untuk seseorang sekelas Uchiha...mungkin yang ini?" Inojin mengambil dasi lain. Berwarna biru dongker dengan motif batik. "Diimpor langsung dari Asia Tenggara."

Menma tertawa renyah. "Aku sudah bukan Uchiha, Inojin. Aku Uzumaki."

Mendengar ucapan Menma, seorang wanita dengan setelan formal datang dan merebut pekerjaan pemuda pirang itu. Mungkin atasan Inojin karena mereka tidak memakai seragam yang sama. Inojin sendiri? Dia hanya bisa memandang Menma dengan wajah bodohnya, "Eh?"
.
Menma keluar dari toko dengan perasaan puas. Pada akhirnya ia yang tak bisa menentukan pilihan malah terpengaruh oleh ucapan manager toko dan membeli ketiga dasi pilihannya. Dikemas rapi dalam kotak persegi panjang dengan pita merah. Menma membalas lambaian tangan Manager yang berharap ia akan berkunjung lagi, sambil menertawakan Inojin yang masih kebingungan.

Spark [SasuNaru]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu