BAGIAN 2

83 72 68
                                    

Idan mengerjapkan matanya beberapa kali sambil melihat jam di dinding kamarnya. Pukul 02.45. Idan merasa kebelet dan buru-buru bangkit dari tidurnya.

Dilihatnya Anis sedang terdiam diambang tangga, Menurunkan satu kakinya kemudian menaikkannya kembali.

"Ngapain?" Anis terkejut dan mengelus dadanya ketika mengetahui bahwa suara tersebut adalah suara Idan.

"Mau ke kamar mandi," jawab Anis ragu.

"Kamar mandinya di bawah, deket dapur tadi. Kamar mandi lantai ini lagi di renovasi," ucap Idan menjelaskan.

"Iya, tau. Kamu mau apa? mau ke kamar mandi juga?" tanya Anis antusias.

"Iya, ini mau ke kamar mandi."

"Oke, bareng kalau gitu," ucap Anis sudah berdiri di belakang Idan. Menyuruh laki-laki tersebut untuk jalan duluan.

"Dih, kenapa mesum?" tanya Idan tertawa, sambil menuruni tangga perlahan.

Anis seketika sadar dengan kata-katanya. Anis hanya tertawa meninju pelan pundak Idan.

"Jadi dari tadi turun tangga, abis itu naik lagi karna mau ke kamar mandi?"

"Iya, tapi takut. hehehe. gelap banget dibawah."

Idan tertawa mendengar jawaban Anis. "Astaga, serem apanya? kan masih ada cahaya dari lampu dapur. Diruang bawah kalau malam emang biasanya dimatiin semua lampunya, yang dihidupin paling hanya lampu dapur," ucap Idan menjelaskan.

"Tetap aja gelap, Idan. Nanti tiba-tiba ada yang narik dikegelapan," Anis menjulurkan tangan cepat melewati bahu Idan, "Terus diculik sama mahluk halus. Duh serem pokoknya." Anis mendramatisir penjelasnnya.

Idan tertawa mendengar kata-kata Anis. "Itu hanya imajinasi yang tidak-tidak. Masuk duluan sana." Kata Idan ketika sampai di anak tangga terakhir.

Idan duduk di meja makan menunggu Anis selesai. Tidak lama kemudian Anis keluar dan Idan masuk ke kamar mandi.

Idan lega ketika keluar kamar mandi dan mematikan lampu kamar mandi tersebut.

"BAAAA!" Idan terlonjak kaget. Dilihatnya Anis tertawa sambil membungkukkan badannya memegang perutnya.

Astaga anak ini. Pikir Idan.

"Kenapa belum naik?" tang Idan saat tawa Anis mulai mereda.

"Mau ngejutin kamu. Kan tadi katanya ketakutan aku hanya imajinasi yang tidak-tidak. Sekarang malah kamu yang ketakutan. hahaha."

"Aku engga takut, siapapun pasti terkejut kalau dikejutkan seperti tadi." Idan bukan tipe penakut. Tapi kalau dikejutkan dengan cara seperti tadi siapapun pasti akan terkaget-kaget.

Anis mengibaskan tangannya. "Haduh, engga usah ngelak. Udah-udah, yuk naik lagi ke atas."

Idan seperti menyadari sesuatu, "Engga. kamu aja yang naik. Aku mau nonton di ruang tv."

"Hah? dikamar kamu kan ada tv. Nonton dikamar aja la," ucap Anis panik.

"Engga enak. Lebih puas nonton disini, Layarnya besar." Idan melewati Anis dan berjalan menuju ruang tv.

"Yaudah aku ikut nonton deh," ucap Anis mengekor Idan.

"Kenapa? takut mau naik sendiri?" tanya Idan duduk di sofa dan menghidupkan tv.

"Engga takut."

"Yakin? Yaudah naik la. Mata kamu udah meronta pingin tidur kayaknya."

"Dan, takut." Anis menatap Idan pasrah.

"Astaga, diliatin deh dari sini." Ruang Tv dan tangga memang jaraknya tidak terlalu jauh.

"Engga mau, engga berani. Yaudah, aku ikut nonton aja." Anis melipat kakinya ke atas sofa dan memeluk bantal yang tadinya ada disampingnya.

Idan kemudian memilih film yang akan di tontonnya dan duduk di sebelah Anis.

"Jadi tadi mau buang sampah juga takut?"

Anis menoleh sekilas, mengangguk, kemudian memusatkan perhatiannya lagi ke film yang di tontonnya.

"Terus tadi kenapa sok jagoan mau pulang sendiri malam-malam? Bukannya lebih seram?"

"Suasananya tuh beda. Kalau di mobil kan bisa aja ngidupin musik kencang-kencang."

"Ini ada suara tv, kan engga sunyi jadinya." Idan masih heran dengan penjelasan Anis barusan.

"Ya, disini ada suara tv. Kalau udah di deket tangga sana mana kedengeran suaranya. Udah deh, nonton aja itu filmnya."

Idan tertawa dan mulai memusatkan fokusnya ke film yang ditontonnya.

1 jam kemudian, Idan merasakan berat di bahu kirinya. Anis ternyata sudah tertidur pulas disampingnya. Idan membiarkannya karna film yang ditontonnya sedang seru-serunya. Kalau harus membangunkan Anis, pasti Idan disuruh menemani gadis tersebut ke kamar Frisa.

Terdengar langkah kaki dari arah tangga, semakin lama semakin kencang. Idan buru-buru membangunkan Anis. Dia tidak ingin Frisa tau Anis tidur di pundaknya. Bisa habis dia digoda Frisa berminggu-minggu.

Anis langsung tersentak begitu Idan menepuk pipinya beberapa kali.

"Apa? Kenapa?" Anis menguap dan meregangkan tangannya ke sembarang arah.

"Nis, ngapain disini?" Anis langsung membalikkan badannya dan menatap Frisa yang baru saja turun dari tangga.

"Ikut Idan nonton. Engga bisa tidur tadi," ucap Anis berbohong.

Frisa meneguk air putih yang di pegannya. Tidak ambil pusing.

"Yaudah, aku naik ke atas lagi ya."

"Eh, tunggu ikut." Anis melempar bantal yang dipeluknya ke muka Idan.

"Wekk... Udah ada temen buat naik ke atas." Anis menjulurkan lidahnya dan berlari meninggalkan Idan yang tertawa.

"Awas diculik hantu, Nis," ucap Idan disela tawanya.

Anis tidak ambil pusing dan pergi menyusul Farisa yang sudah lebih dulu menaiki beberapa anak tangga.

Idan mencoba fokus kepada film yang ditontonnya tetapi kejadian barusan masih membuat dirinya tertawa. Idan orang yang cepat bergaul dan mudah untuk berteman dengan siapapun. Jadi untuk dekat dengan Anis tentu tidak susah bagi Idan.

Tapi ada yang berbeda ketika Idan berbicara dan bercanda dengan Anis. Anis memiliki pesonanya sendiri yang membuat lawan bicaranya seketika merasa nyaman dan senang untuk berada di dekatnya.

Idan melihat hpnya yang bergetar dan membuka chat tersebut tanpa melihat pengirimnya. Idan merutuki tindakannya ketika melihat pengirimnya.

Idan tidak bisa membiarkan chat tersebut, chat tersebut sudah dibacanya dan akan muncul notif bahwa Idan sudah membacanya.

Alita : Sayang, udah tidur?

Idan : Belum, kenapa?

Alita : Wah, syukurlah. Aku kebangun, engga bisa tidur lagi.

Idan : Tapi aku udah mau tidur.

Alita : Yah, bentar lagi dong, pliss.

Idan : Aku besok ada kuliah pagi sayang. Ngantuk banget. Yayaya? Maafya. Kamu coba pejemin mata, pasti engga lamu kamu tidur.

Alita : Hem.. Yaudah deh. Selamat tidur kamu ya. Love you.

Idan : Me too.

Sebenarnya besok dia tidak ada masuk kelas pagi. Idan sudah berencana berbohong mengatakan kepada Alita bahwa ternyata kelas paginya tidak ada dosen.

Idan mencampakkan hpnya asal dan mulai menonton film yang sempat terpotong tadi. Seketika moodnya berubah jelek ketika mendapatkan chat dari Alita tadi.

***
31 Maret 2019
13.45 WIB

MAGNETWhere stories live. Discover now