11. Gagal

1.1K 147 20
                                    

"WHAT? MENIKAH?" Kinal berteriak seolah tak percaya dengan omongan Shani.

"Iya. Lo harus nikah sama Kak Ve. Kenapa? Lo nggak mau? Hei.. denger! Lo udah nidurin Kakak Sepupu gue terus Lo mau kabur gitu?! Gak akan pernah gue biarin itu terjadi." Shani berkacak pinggang menatap Kinal dengan tatapan ganasnya.

"Apasih lo Shan.. nggak usah akting deh." Kini Veranda mulai jengah dengan tingkah laku Shani. Dari awal ia tau kalau sebenarnya semua ini adalah rencana Shani, mulai dari mengurung dirinya berdua dengan Kinal, menelanjangi bajunya dan baju Kinal.

"Akting apa sih Kak Ve.. Gue tuh liat sendiri kalau kalian tuh..... Oh My god! Gue nggak tau deh gimana jadinya kalau Tante Rosa dan Om Zainal tau tentang ini.  Mungkin Dia, bakal di kubur hidup-hidup." Tunjuk Shani ke arah Kinal.

Kinal menelan ludahnya susah payah, ia kenal sekali dengan Om Zain, dia Adik dari Almarhum Mama Veranda. Om Zain sudah seperti Papa untuk Ve. Dan fakta yang tak kalah penting, Om Zain Overprotektif sekali sama Veranda.

Berbeda jauh dengan reaksi Kinal, Ve hanya memutar bola matanya malas. Akting receh Shani tidak akan bisa membodohinya.

"Wait! Oke, gini.. tadi kita emang ngelakuin yang Iya-iya." Shani menatap tajam Kinal.

"Tuh Kan.."

"Tunggu dulu, dengerin dulu gue belom selesai bicara. Itu tadi nggak sengaja, serius!! Jadi, Kaki gue tadi kesandung, terus gue jatuh dan nggak sengaja nindihin tubuh Ve."

"Alasan Clasic tau. Mana ada, nggak sengaja tapi pas lu ciuman sama Kak Ve merem-merem gitu. Kayak nikmatin banget."

"Ya, gimana ya.. namanya juga rejeki nomplok, kenapa harus di tolak? Dan Kapan lagi cobak gue bisa ngerasin bibir bidadari?" Kinal meringis sa'at Veranda yang kini menatapnya sangat tajam.

"Tapi, Sumpah!... gue nggak ngapa-ngapa'in Ve kok, Gue aja Nggak tau apa yang sebenarnya terjadi sekarang. Dari gue yang tiba-tiba sekamar sama Ve, sampai yang kita berdua telanjang berdua dan di kunci di dalam satu kamar. Gue nggak tau kenapa? Ada yang bisa jelasin nggak sih?!"

"Udah. Intinya, Lo harus Nikahin Kak Ve sekarang juga!"

"Nikahin? Sama Veranda?" Shani mengangguk mantap.

"Nggak bercanda kan?"

"Lo liat muka gue emang lagi bercanda?!"

"Enggak sih.. tapi kalau di suruh nikah sama Ve sekarang mah, Ayo! Gue siap banget."

"Tuh Kak Ve, Kinal udah mau tanggung jawab. Sekarang ayo kita berangkat ke pendeta."

"Shan. Lo kenapa sih?! Niat banget deh bikin gue mau di nikahin sama dia. Lo pikir gue percaya semua ini? Gue tau ini cuma akal-akal'an lo doang. Mulai sekarang, Stop! Jangan bikin apa-apa lagi, percuma.. gue nggak bakal berubah pikiran." Ve berbalik melangkah meninggalkan Shani yang diam tanpa kata, ia akan berfikir rencana ini berjalan mulus seperti yang ia harapkan, namun sepertinya ia tidak akan bisa mengelabui Veranda.

Langkah Ve terhenti di depan Kinal. Jujur Kinal hanya diam, ia belom sadar apa yang terjadi sebenarnya.

"Lo bodoh ya? Ini itu settingannya Shani dan lo percaya gitu aja?"

"Settingan? Untuk apa?" Tanya Kinal polos.

"Lo kesini buat kabur karena nggak mau di jodohin kan?!" Kinal mengrenyit heran, kenapa Ve bisa tau alasan ia ada di Negara ini, namun Kinal tetap mengangguk seperti orang bodoh tanpa bertanya lagi.

"Mulai sekarang lo nggak perlu kabur lagi. Karena sampai kapanpun gue nggak akan terima perjodohan ini." Setelah itu Ve melanjutkan langkahnya.

Setelah punggung Ve sudah tidak terlihat, Shani menghampiri Kinal yang terlihat bingung.

"Hei, Sorry ya.. gue nggak ada maksud jelek sama lo. Ya, gue percaya kok kalau lo itu nggak ngapa-ngapain Kak Ve."

"Ini sebenarnya ada apa? Kenapa gue ada disini? Kenapa Ve bisa tau kalau gue mau di jodohin? Dan apa maksud dia tadi." Tanya Kinal ke Shani. Shani menghela nafasnya lelah, ternyata Calon Ve radak lemot ternyata.

"Lo masih belom paham juga ternyata. Oke gue bakal jelasin. Pertama, kenapa lo bisa ada disini? Karena gue yang nyulik lo. Gue nyuruh anak buah gue buat ngurung lo sama Ve di dalam satu kamar. Dan.. lo tau sendiri apa yang terjadi."

"Jadi, itu semua rencana lo?"

"Iya, semua rencana gue. Dari yang gue nelanjangin lo berdua. Tapi yang soal lo nyium Kak Ve itu di luar rencana gue loh." Ujar Shani sedikit menggoda Kinal.

Yang di goda hanya berdecak kesal. Bagaimana bisa ia tidak ingat sa'at di culik dan di bawa kemari?

"Kenapa lo lakuin ini?"

"Karena lo nolak Kak Ve, dan Kak Ve juga nolak lo, ya gue fikir cuma cara ini yang bisa bikin kalian bisa nerima perjodohan ini "

"Nolak? Kapan gue nolak Veranda? Eh tunggu.. perjodohan maksudnya apa?"

"Lo kabur kesini karena nggak mau di jodohin kan?" Kinal mengangguk.

"Ya artinya lo nolak Kak Ve dong."

"Tunggu. Jadi, yang mau d jodohin sama gue tuh Veranda?"

"Yaps, betul sekali. Dan lo nolak dia. Begitupun sebaliknya."  Kinal melebarkan matanya tak percaya. Ini mimpi? Dia di jodohin dengan Ve? Perempuan yang selama ini selalu mengisi hatinya. Tidak bisa di ungkapkan bagaimana bahagianya Kinal saat ini. Bahkan Shani menatap Kinal heran karena senyum-senyum kayak orang gila.

"Ehem. Gini ya Shan. Gue tuh Cinta Mati sama Veranda, jadi gue nggak mungkin nolak dia kalau misal gue tau yang di jodohin sama gue itu dia."

"Jadi lo nggak tau siapa yang bakal lo jikahin?"

"Nggak tau! kalaupun gue tau orangnya itu Ve, yang mau di jodohin sama gue itu Veranda. Gue nggak bakalan kabur kayak gini."

"Oke-okey. Jadi intinya sekarang lo mau di jodohin nih sama Kak Ve?"

"Mau, mau banget malahan."

"Tapi Kak Ve nya tuh yang masih nggak mau nerima, di tolak lu."

"Udah biasa mah. Nggak sekali ini gue di tolak sama Ve. Lebih tepatnya enam kali ini gue di tolak sama dia."  Jelas Kinal tersenyum perih sedikit memaksa walaupun Shani tidak terlalu menyadarinya.

"Astagah! serius?"

"Lo liat muka gue emang lagi bercanda?"

"Dih nyerang balik." Kinal terkekeh pelan mendengar ucapan Shani.

"Jadi sebelumnya lo udah kenal sama Kak Ve?" Kinal mengangguk sebagai jawaban.

"Ohya.  kayaknya kita seumuran Btw, nama gue Shani Indira Natio. Anak dari adik Almarhum Papanya KakVe." Shani mengulurkan tangannya.

"Gue Devi Kinal Putri, Calon Istrinya Jessica Veranda Tanumihardja."  Kinal membalas uluran tangan Shani.

"Pede banget bakal di terima Kak Ve."

"Iya dong, gue orangnya pantang menyerah. Di tolak seratus kalipun nggak akan bisa ngerubah hati gue, kemarin gue juga udah beli Formalin sih, biar tambah awet cinta gue ke Veranda." Shani mengangkat sebelah alisnya lalu tertawa renyah.

"Garing bego."

•••

Oiii, Sepi  amat lapak gw 😂😂
Udah bosen apa capek nungguin Bang Andi yang cakep ini?

Ya! Emang sih nunggu itu ga enak banget.. Apalagi nunggu perasa'an doi yg kagak kebales-bales.

Vote lah biar gw semangat lagi nih.. ga ada yg kangen gw ya?!

Sad ending dong? 😥😥

Love Me?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang