Bagian 4 - Sejenak terlupakan

2.1K 296 97
                                    

Shania mengantarkan Kinal pulang hanya sampai di depan rumah Kinal. Kinal menyuruh Shania kembali lagi ke Sekolah. Tawaran Shania untuk mengobati lukanya, Kinal tolak dengan halus, hingga akhirnya Shania menyerah lalu memutuskan untuk kembali ke sekolah.

Kinal berjalan gontai, membuka pintu besar rumahnya. Kepalanya terus berdenyut, masih ada darah yang keluar meskipun tidak sebanyak tadi.

Kinal menghela nafas, pertama yang Kinal lihat sa'at memasuki rumah adalah botol Wine, Wiski, Vodka yang berserakan di lantai ataupun meja.

Lima orang dewasa terkulai tak sadarkan diri di sofa ruang tamu. Dua orang pria dan tiga orang wanita.

Kinal mengerti kenapa mereka bisa tak sadarkan diri. Mereka berlima tentu saja mabuk karena kebanyakan minum. Namun dari kelima orang itu, Kinal tidak menemukan sosok maminya.

Sejak dua bulan yang lalu dimana Vian kembali ke Jerman, mami Kinal se-sekali membuat pesta dadakan di rumahnya. Namun setiap teman-teman maminya berkumpul di rumah, Kinal selalu keluar rumah, bisa di bilang dia muak jika melihat adegan dewasa.

Bisa di pastikan sa'at Kinal berada di Jepang, maminya itu sering sekali seperti ini.

"Oh, Kamu kok udah pulang? Kamu Kinal kan? Anaknya Thalia?" Tiba-tiba salah satu wanita itu bangun dengan susah payah. Badannya sedikit terhuyung karena masih dalam pengaruh alkohol.

Kinal tersenyum sopan, "iya tante. Aku Kinal."

"Kamu cantik. Persis kayak Thalia." Puji wanita itu.

"Terimakasih tante."

"Jangan panggil gue tante, umur gue masih 27, panggil gue Kak Kelly." Kinal mengangguk seraya tersenyum.

"Siapa Kel?" Tanya salah satu wanita lagi, yang baru saja terbangun.

"Ini, anaknya Thata."

"Oh anak yang ga pernah di akuin sama Thata itu ya?" Kelly mencubit paha temannya sa'at melihat raut wajah Kinal yang berubah.

"Kok di cubit sih guenya?" Protes teman Kelly. Kelly melototkan matanya kearah Nara.

"Jangan di dengerin ya Nal, dia emang gitu. Suka ngawur kalau ngomong." Kinal tersenyum meskipun merasakan sakit pada hatinya.

"Lah ngapa gua yang salah. Thata sendiri yang bilang kalau dia bukan anaknya." Ujar Nara membela diri. Kelly di buat gemas dengan temannya yang bodoh ini.

"Mulut lo minta gue sumpel knalpot." Pekik Kelly. Nara hanya mendegus kesal tidak tau letak kesalahannya dimana.

"Udah Kak, Aku gapapa kok."

"Wajah lo kenapa?" Tanya Nara sa'at melihat luka di wajah Kinal.

"Habis berantem ya?" Kini giliran Kelly yang menebak.

"Enggak kak, tadi habis jatuh dari motor." Kelly terkekeh melihat Kinal yang tidak pandai berbohong. Tentu saja Kelly tidak percaya dengan alasan Kinal. Mana mungkin luka seperti itu Kinal dapatkan karena jatuh dari motor.

"Kamu ga pandai bohong. Kalau habis berantem bilang aja. Itu wajar kok karena kamu masih masa puber." Kinal tersenyum kikuk ketahuan berbohong.

"Duduk sini." Kelly sedikit menggeser tubuhnya lalu menepuk sofa yang kosong agar Kinal duduk di sebelahnya.

Kinal mengangguk lalu duduk di sebelah Kelly.

"Mau?" Nara menawarkan segelas vodka yang masih tersisa. Kinal meggeleng pelan, akhirnya Nara menghabiskan segelas Vodka itu sendiri.

"Kalau ada masalah cerita aja ke kakak. Kamu tenang aja, gue ga bakal ngadu kok ke Thata." Kinal tersenyum. Selama ini dia salah mengartikan teman maminya. Ternyata mereka tidak seburuk apa yang Kinal fikirkan.

Love Me?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang