40. Not Easy

1.3K 165 35
                                    

Mingyu's POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mingyu's POV

Tanpa mengabari sang pemilik rumah lebih dulu, aku sudah berada di sini—berdiri di depan unit apartemen Siyeon—demi memberikan dua paperbag berisi oleh-oleh dari Jepang untuknya. Sebenarnya masih ada hari esok, tapi aku tak yakin apakah aku memiliki cukup waktu luang. Dalam seminggu ke depan ada dua reality show yang harus kuhadiri sebagai bintang tamu, satu secara individu dan satu lagi secara grup—bersama seluruh member Seventeen, yang mana syutingnya tidak hanya memakan waktu satu hari. Daripada oleh-oleh yang berupa cemilan khas Jepang ini tersimpan begitu saja di dorm entah untuk berapa lama, lebih baik aku segera memberikannya kepada si calon pemilik selagi aku memiliki waktu luang malam ini.

Setelah menunggu dan memberi kabar via chat bahwa aku berada di depan kamar apartemennya, akhirnya kudengar suara pintu dibuka dari dalam. Seandainya tadi aku tidak terpikir untuk memencet bel, aku yakin seratus persen Siyeon tidak akan membukakan pintu dan tetap bersikeras bahwa aku sedang mengerjainya.

"Yeogiseo wae?" (Kenapa kau disini?)

Pertanyaan itu menyambutku. Aku yang sedari tadi menatap sneakers hitam yang membalut kakiku, mendongak—melihat Siyeon muncul disela pintu yang hanya terbuka seperempat. Pertanyaan itu terlontar dari mulutnya bersamaan dengan ekspresinya yang memandangku bingung dan penasaran.

Selama beberapa detik aku balas memandanginya. Perasaan bersalah seketika muncul dalam diriku ketika kulihat bekas luka nampak di beberapa titik wajahnya—luka yang disebabkan oleh penggemarku.



"Bogosipda." (Aku merindukanmu)



Oh shit. Aku tercekat dan segera mengatupkan mulut, detik itu juga merutuk dalam hati. Aku berniat mengucapkan maaf, tapi kenapa mulutku justru mengucapkan kata itu???

Sepertinya efek jetlag setelah mendarat lima jam yang lalu masih mempengaruhiku, menyebabkan otak dan juga mulutku tidak sinkron.

Tak perlu dipertanyakan dan dipastikan lagi, Siyeon tentu syok mendengar apa yang kuucapkan tanpa sengaja tadi. Dia terbatuk-batuk di tempat dan mengalihkan pandangannya dariku. Aku sendiri sama terkejutnya, tak habis pikir dan masih bertanya-tanya. Kenapa harus kata itu yang terucap???

Okay, keep calm, Kim Mingyu. Kau bisa mengatasinya.

Atmosfer di antara kami terasa begitu aneh dan canggung. Aku tidak tahu harus apa dan bagaimana hingga suatu ide terbesit di pikiranku. Tidak ada pilihan lain, aku harus berakting seakan aku berhasil mengerjai Siyeon dengan ucapanku beberapa saat lalu. Aku pura-pura menahan tawa selama beberapa saat, kemudian—dengan sengaja—tawaku pecah begitu saja. Aku tertawa sambil memegangi perut, sementara Siyeon sudah melayangkan gerutuannya dan menatapku kesal setengah mati.

Woah, aku bersyukur karena mendapat pelatihan akting saat masa trainee dulu. Tak kusangka akan berguna di situasi seperti ini.

Aku tersentak dan refleks menghentikan aktingku ketika Siyeon menutup pintu begitu saja. Tanganku pun bergerak mengetuk pintu sambil memohon-mohon untuk dibukakan, namun sialnya tetap saja diabaikan. Dia sungguhan marah dan kesal padaku, padahal aku tidak bermaksud seperti itu. Bagaimana ini?

WHY YOU? || KIM MINGYUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang