20. Paid Off

1.8K 228 27
                                    

Otakku masih saja terus memikirkan tentang surat yang kutemukan terselip di bawah pintu apartemen beberapa saat lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Otakku masih saja terus memikirkan tentang surat yang kutemukan terselip di bawah pintu apartemen beberapa saat lalu. Aku hanya diam sepanjang perjalanan, sibuk dengan spekulasi mengenai bagaimana bisa pengirim surat itu tahu tempat tinggalku dan jadwalku keluar rumah hari ini. Kemungkinan terburuknya adalah selama ini dia mengawasi diriku tanpa sepengetahuanku.

Aku sama sekali tidak merasa bangga atau senang menerima sepucuk surat dari seseorang yang mengaku sebagai penggemarku, yang kurasakan sekarang justru aku merasa tak tenang karena tidak tahu-menahu mengenai identitas sang pengirim. Meskipun kalimat-kalimat yang tertulis di dalam surat itu begitu rapi dan menunjukkan keramahan seakan si penulis benar-benar penggemarku, aku tetap saja harus waspada—karena dunia ini penuh teka-teki dan juga jebakan.

Lagipula siapa J?

Jeonghan?

Joshua?

Jun?

Ck, kenapa jadi nama member Seventeen yang terlintas dipikiranku? Sudah dipastikan seratus persen itu bukan mereka.

Jung Ahjumma?

Itu juga jelas tidak mungkin. Kenapa dia harus mengirimkan surat ketika tempat tinggalnya tepat berada di bawah kamar apartemenku?

"Siyeon!"

Suara lantang dari arah kiriku membuatku sedikit terlonjak kaget dan langsung menoleh ke sumber suara. Dapat kulihat Jungri menatapku sambil menghela napasnya lega.

"Ya! Kukira kau kerasukan, syukurlah tidak. Kenapa dari tadi diam saja?" ucapnya dengan wajah yang menunjukkan ekspresi kesal bercampur lega.

Hah?

Jungri menghembuskan napas melalui mulutnya lalu melirikku malas. "Aku memanggilmu berkali-kali, tapi kau diam saja seperti orang kerasukan. Keluarlah, kita sudah sampai di kampusmu." Dengan nada yang terdengar tidak sabaran dan kesal padaku, Jungri mengatakannya.

Aku memajukan tubuhku untuk melihat ke arah luar melalui jendela mobil sebelah kiri yang mana tertutupi oleh tubuh Jungri. Benar saja, gerbang Kyunghee University adalah pemandangan yang kulihat setelahnya. Kami sudah tiba di kampusku, tapi aku tidak menyadarinya.

"Mianhae, Eonnie." Aku menampilkan cengiranku sambil menggaruk kepalaku yang sama sekali tidak gatal bagai orang linglung. "Na galge!" pamitku kemudian sambil menyampirkan tottebag yang kuletakkan di atas pangkuan ke bahu kananku. (Aku pergi!)

Oh! Aku teringat sesuatu. Apa jangan-jangan J itu adalah ... Jungri???

The heck. What's wrong with my mind? Kenapa aku jadi mencurigai kakak sepupuku sendiri?

Tidak mungkin Jungri, karena dia benar-benar sangat kurang kerjaan jika mengirimkanku surat seperti itu. Lagipula tulisan di kertas itu sama sekali bukan tipe tulisan Jungri.

WHY YOU? || KIM MINGYUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang