Chapter 10 🍁 Sepupu Shinta

Start from the beginning
                                    

“Iya lah, Veena tuh gak boleh pacaran. Cowok yang beneran sayang gak bakal macarin tapi langsung nikahin.”

“Elah sok kamu mah. Emang kamu udah berani nikahin anak orang?” cibir Marry membuat Rolan menggaruk kepala nya yang tidak gatal.

“Nah karena itu Rolan gak nyari cewek, belum bisa seriusin.” balas Rolan lalu berlalu dari hadapan Marry sambil membawa nampan minuman. “Tapi kalo ada yang mau gak nolak sih. Rezeki nama nya.”

Marry hanya melongo mendengar ucapan putra semata wayang nya.

“Ckck kalo lagi bijak, gak ketahuan banget gila nya.”

~A L T H A F~

Adira  dan Julia begitu serius menonton anime di laptop yang di bawa Julia. Mereka tak canggung sama  sekali walaupun baru kenal. Shinta memang sering menceritakan sepupu nya yang menyukai anime sama seperti Adira.

Karena kesamaan hobi itulah itulah mereka cepat akrab, bahkan Adira sangat antusias ketika Julia akan datang ke Indonesia.

Sedangkan Shinta memilih menonton vidio konser Shaw Mendes di youtube dengan mata berbinar. Ia juga ikut menyanyikan lirik lagu yang telah hapal di luar kepala nya. Suara nya yang cukup merdu tak membuat Adira dan Julia merasa terganggu.

Memang sejak Shinta berkata Julia telah berada di Indonesia, Adira langsung menawarkan untuk main ke rumah nya. Shinta langsung menyetujui nya karena hanya di sini lah ia dapat menonton artis favorit nya tanpa gangguan adik kembarnya.

Shinta mempunyai adik kembar laki-laki, Lucky dan Lucas. Dan seperti bocah laki-laku pada umum nya, mereka berdua sangat bandel dan selalu membuat Shinta berteriak kesal. Padahal mereka sudah kelas dua SMP.

Tok tok..

Ketukan di pintu membuat Adira menoleh. “Masuk aja Ma, pintu nya gak dikunci.” ujar Adira lalu kembali menonton.

Pintu kamar Adira terbuka, seseorang masuk lalu meletakan minuman di atas meja. “Temen nya di kasih minum dek.”

Adira terkejut, begitu pula Shinta dan Julia. “Abang ih masuk gak bilang dulu, ini kan kamar cewek.” teriak Adira sewot.

“Gue udah ketuk pintu dan lo udah izinin masuk.” Rolan melirik Julia yang terlihat malu dan pura-pura memainkan ponselnya.

Adira mengkrucutkan bibirnya lalu mendorong tubuh Rolan ke pintu keluar. “Udah sana keluar, ganggu aja.”

“Yee orang baik-baik nganterin minum sama cemilan bukan nya makasih malah diusir.”

“Makasih abang ku yang paling ganteng, tapi boong.” Adira tersenyum manis lalu menutup rapat pintu kamar. Ia menghampiri Shinta dan Julia yang hanya diam.

“Udah gue usir penggangu nya, sekarang kita lanjutin nonton.”

Shinta mengangguk pelan, lalu memasang aerphone di telinga nya. Patience milik Shaw Mendes kembali mengalun merdu ditelinga nya.

“Bang Rolan kok makin manis ya, pake anterin minum lagi. Mana pake kaos item kan jadi gak fokus.” Tanpa sadar Shinta tersenyum lalu menggigit ujung baju nya.

“Heh lo kenapa senyum-senyum sendiri, nakutin aja.” Adira menoel  pipi Shinta.

“Gue senyum? enggak kok, lo salah liat kalik.” elak nya lalu kembali fokus ke layar ponsel.

“Gue belum rabun, tadi lo beneran senyum kok.” Adira masih berusaha menggoda Shinta.

“Shinta emang suka gitu kalo udah dengerin si Shaw ra, lo kayak baru kenal dia aja.” sahut Julia lalu terkekeh.

Adira ikut terkekeh, lalu kembali fokus kepada drama yang ditonton nya. Shinta hanya cemberut lalu mengambil minum yang di bawa Rolan tadi. “Adira gak boleh tau kalo gue suka bang Rolan, bisa diledekin. Lagian gue kan baru suka aja belum-” Shinta menghentikan fikiran nya yang semakin nganar. “Gue apaan sih, mikir nya kejauhan.”

~A L T H A F~

“Gimana sekolah kamu?”

“Baik.”

“Bagus lah, gak sia-sia Papa kerja keras.”

Pria dengan setelan jas kantor tersenyum hangat ke arah laki-laki yang duduk tanpa ekspresi di hadapan nya.

“Oh iya papa lupa satu hal, nanti malam kita makan malam sama teman lama Papa. Dan kata nya anak nya satu sekolah sama kamu.” Taufik kembali membuka suara melihat gelagat Althaf yang hendak beranjak dari duduk nya.

Althaf hanya mengangguk samar. Ia terlalu malas berdebat untuk hal seperti ini. Karena walaupun ia menolak, Taufik tidak akan mengubah keputusan nya.

“Papa pergi. Habis kan sarapan nya.” ucap Taufik sambil meraih tas kerja nya dan berlalu dari hadapan Althaf.

Suara deru mobil yang semakin menjauh ikut membuat Althaf meninggalkan meja makan.

“Bik Althaf pergi. Assalamualaikum.”

Waalaikumsalam, hati-hati den.” asisten rumah tangga baru yang menyiapkan sarapan untuk Althaf menyahut dari arah dapur.

Althaf telah memakai helm full face hitam milik-nya. “Cuma delapan bulan lagi, gue harus bertahan.” gumam Althaf sebelum melajukan motor dengan kecepatan sedang meninggalkan halaman rumah nya yang cukup asri dan sepi.

-To Be Continued-
[24 April 2020]

Part ini pendek ya, tapi kisah ini panjang kok:v

Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan, Marhaban ya Ramadhan:) Yuk tebar kebaikan dengan cara tekan ⭐ di pojok kiri kalian😗

Salam cinta dari satu-satu nya bini Taehyung💜

ALTHAFWhere stories live. Discover now