13

37 0 0
                                    

Terakhir!

Selamat Malam, Tuan.
Bagaimana harimu?
Masihkah secangkir kopimu tetap pekat di ujung lidah.
Atau manisnya mulai memenuhi dasar cangkirmu?
Ahh. Semoga saja tidak.
Kau saja sudah kelewat manis, jangan ditambah kopimu.

Tuan.
Malam ini, lorong mana lagi yang kau huni?
Gitar siapa lagi yang kau petik?
Dan sudah berapa puntung kau habiskan?
Ahh. Semoga saja kau tetap sehat.

Tuan.
Menurutmu, apa bintang pernah berkhianat?
Semisal, ia tidak menemani rembulan menerangi malam.
Atau, apa mungkin angin malam juga berkhianat?
Semisal, ia mengacuhkan rindu setiap insan yang harusnya ia sampaikan.

Bila saja mereka berkhianat.
Semoga saja kau tidak.
Semoga kau tetap menjadi sandaran ternyaman hatiku.
Rumah untuk rasaku berteduh.
Raga untuk tubuhku kau dekap.
Pula, perjalanan, pilihan, dan perempuan terakhir pemilik cintamu.

Tuan.
Aku ingin menjadi terakhir.
Terakhir bersamamu hingga dikehidupan selanjutnya.
Terakhir menggenggammu hingga raga terpisah tanah.
Terakhir membahagiakanmu, hingga tubuh terbujur kaku.
Aku ingin menjadi terakhir.
Terakhir untukmu.

Patobong, South Sulawesi
24 Maret 2019 - 20.36 WITA

Candu Kataحيث تعيش القصص. اكتشف الآن