05

51 1 0
                                    

Perempuan!

Jika saja lelakimu cukup pintar berlalu darimu,
mengapa kau amat bodoh untuk terluka?
Bila saja lelakimu dengan luwesnya melisankan pisah,
mengapa kau dengan tololnya meminta kembali?
Andai saja lelakimu dengan santainya tersenyum bahagia,
mengapa kau amat dungu tuk meneteskan air mata?

Biar kuperjelas!
Benarkah kau mencintainya?
Ataukah sesuatu telah kau sesali?
Mengorbankan segalanya, misalnya.

Atau karena pikirmu meng-egokan perjuanganmu?
Lah?
Bukankah cinta menerima apa adanya?
Bukankah cinta rela tersakiti asalkan sang pujaan tetap berbahagia?

Lantas?
Kenapa kau masih saja merana?
Jangan jadikan khianat sebagai alasan.
Hei, datang dan pergi adalah hukum alam.
Jika kau tidak bisa menerima takdir.
Kusarankan, gali kuburmu sendiri.

Candu KataWhere stories live. Discover now