LONG TIME NO SEE

64 24 6
                                    

Flaura kembali lagi menuju rumah sakit setelah mengantar Mama pulang, karena Ia punya jadwal shift malam hari ini.

Ia memarkirkan mobilnya dengan mulus di area parkir khusus dokter.

"Fla! " tiba - tiba seseorang memanggilnya. Membuatnya sontak celingukan mencari sumber suara.

"Oh.. Jerome" Fla tersenyum sekilas. Ia berhenti, menanti hingga Jerome berjalan sejajar dengannya.

"Udah makan? " kalimat klasik itu keluar dari mulut seorang Jerome.

"Gue puasa.. Bentar lagi, nunggu adzan maghrib jer" sahut Fla.
Jawaban itu membuat Jerome terkekeh malu tak enak hati.

"Gue temenin buka puasa-nya gimana? Sekalian gue mau nanya ke lo... " ujar Jerome, disambut anggukan ringan oleh Fla.

"Abis gue meriksa pasien di Graha dulu ya. Bentar,  Bye" Fla melangkah menjauh dari Jerome.

Fla yang terbalut outfit ala hijaber masa kini nampak mencolok dan lebih cantik daripada dokter - dokter lainnya.

Fla bersama seorang suster berjalan menyusuri koridor rumahsakit, menuju ruangan A3 Graha.

CKLEK! 

Ia membuka pintu begitu saja tanpa mengetuknya. Ibu - ibu berumur paruh baya itu sedang terjaga, tidak sedang tertidur seperti biasanya.

"Ibu... Permisi, Ini Fla mau check kondisi jahitan ibu ya" Fla tersenyum ramah menyapa pasien-nya.

Ibu - ibu itu tak merespon apapun. Hanya memandangi wajah Fla lekat - lekat.

Fla tidak peduli, apakah Ibu itu mengizinkannya atau tidak karena itu adalah kewajibannya sebagai seorang dokter.

"Baik ibu... Jahitannya sudah hampir mengering. Besok kita lihat lagi, kalau sudah benar - benar mengering, kita lepas jahitan ya ibu... " ucap Fla dengan intonasi rendah..

"Catat sus" ucap Fla kepada Suster yang sedari tadi memang terus mencatat kondisi terkini Ibu - ibu tersebut.

Ibu - ibu yang diketahui bernama Ibu Risma ini sangat sering mengunjungi rumahsakit ini untuk melakukan banyak sekali pengobatan - pengobatan. Beliau menderita komplikasi, mulai dari Jantung, Penyakit Lambung kronis, Hingga Ginjal.

Terakhir kali, Ibu Risma menjalani operasi Jantung. Dengan resiko tinggi karena usianya yang terbilang tua.

Tiap kali Fla mengurusi Pasien seperti ini, hatinya selalu saja mencelus tak karuan. Ia selalu teringat Mamanya.
Namun sebisa mungkin Ia memang tak boleh menjatuhkan airmata dihadapan pasien-nya. Sebab itu akan membuat si Pasien semakin terpuruk.

"Istirahat yang cukup ya Bu... Kami pamit dulu, Assalamu'alaikum" Fla meninggalkan ruangan dengan amat ramah.

***

Ketika Fla memeriksa Handphone-nya, Jerome sudah berulangkali menelfon dirinya.
Ia pun kembali menelfon-nya,

"Halo jer? "
"Udah? "
"Udah apa? "
"Periksa pasien ke Graha? "
"Oh itu... Udah, kenapa? "
"Ya.. Jadi gue temenin buka puasa ?"
"Lo repot?  Kalau iya, gue bisa sendiri juga. Ngga apa "
"Nggak... Mau buka puasa dimana? "
"Ya ampun, di Kantin aja kali"
"Serius? Nggak mau keluar? "
"Enggak, soalnya abis itu ada satu pasien lagi yang mau gue check"
"Oooke, "

Fla menutup telepon terlebih dahulu. Hatinya berbunga seketika sebab Jerome memang lama sekali tidak menemaninya sekedar makan.

***

-Pesantren Auliyaaa

Grayhan, Rayan, dan Ozy telah bertemu pak Ruslan setelah mereka masuk. Mereka disambut dengan baik oleh seluruh penghuni pesantren.

Sore itu, seluruh santri berkumpul di Mat'am¹ untuk menanti buka puasa.
Hari ini hari senin, maka seluruh santri dianjurkan untuk berpuasa.

Para santri berjajar saling berhadapan. sedangkan dihadapan mereka terdapat banyak sekali hidangan untuk berbuka.

Krucukkrucuk~~'

Ozy sontak menoleh ke arah Rayan.
"Eh! Perut lo campursari" celetuk Ozy

"Keroncongan, bego" sahut Rayan.

"Hus! " Grayhan meletakkan jari didepan mulutnya. Mengisyaratkan mereka untuk tidak banyak bicara.

Tiba - tiba Rayan mencomot gorengan yang ada dihadapannya secepat Flash.

"Buset" timpal Ozy. Sedangkan Grayhan cepat - cepat menampar tangan Rayan yang lancang mencomot makanan.

"Yang lain belum buka!! "Bisik Grayhan.

"Uda dangdutan ini perut gue" keluh Rayan tak tahan lagi.

"Mau campursarian, keroncongan, dangdutan, pop, jazz, rock juga ga peduli aing. Udah! Tahan bentar aja coba" grayhan memarahi Rayan.

Mereka pun seketika terdiam ketika pak Ustadz menghimbau seluruh santri untuk memperhatikan ke depan,

"Anak - anak seperti biasanya.. Sebelum berbuka, mari kita dengarkan kultum dari teman kita.... "

Semua mata menanti kehadiran seorang santri yang hendak menjadi pemateri, begitu juga dengan ketiga pemuda itu.

Santri pengisi kultum itu maju ke depan, berdiri dengan mengenakan pakaian lengkap ala santri. Namun wajahnya nampak berbeda dengan yang lain.

"OLIVER!!!! " Ozy berseru. Membuat beberapa santri menengok ke arahnya untuk beberapa saat.

……_______________________________……

¹ Tempat Makan.

INTENTIONWhere stories live. Discover now