Pulang Malam

65 8 0
                                    

Hari ini sungguh melelahkan, dimana waktu lemburku datang, dan aku akan pulang lebih malam dari waktu biasanya.
tanpa rasa dosa, atasanku memberikan banyak deadline. mau tak mau harus dikerjakan.

satu per satu karyawan pergi silih berganti, dan aku ditinggal sendiri. sepi, sunyi, dan hanya terdengar ketikan keyboard ku saja.

"Mel, ayo pulang, besok weekend cui, ngapain masih lembur." Helmi menepak bahuku. dia memang sering pulang on time. dia menerapkan prinsip 'kerja sewajarnya, bahagialah sepuasnya'

"Duluan bro, gue banyak deadline nih"

"Oke gue duluan ya, hati hati aja disini suka ada yang jahil"

Aku hanya terkekeh, memandangnya sinis. "Sialan loe"

..
..

Tiga jam berlalu, waktu sudah menunjukkan pukul 21.15 malam.
tugasku hampir selesai.
kulihat sekeliling.
ternyata aku tidak sendiri disini.
Ada seseorang berada dibalik monitor disudut ruangan itu.

ia terlihat sedang memainkan klik mouse.
click, click, click
dan dilanjutkan dengan suara keyboard,
tik, tik, tik
aku tidak terlalu memusingkan dengan suara yang cukup nyaring tersebut.

aku kembali melanjutkan pekerjaan ku yang hampir selesai.

keadaan kembali hening.

aku sempat menghentikan kegiatan ku.
ku tengok kebelakang.
dia masih berada di situ, berdiam diri tidak melakukan apapun.
tangan yang semula berada di samping keyboard, seketika seperti memegang mulutnya diikuti suara terbatuk-batuk.

situasi ini membangunkan semua bulu kuduk ku.
Tuhan...
rasanya aku ingin meninggalkan tempat ini dan kembali ke rumah,
tapi apa daya, tugas ini adalah tanggung jawabku.
aku lebih memilih uji nyali di tempat ini dibanding harus kehilangan pekerjaan ini.

jam berdenting terasa semakin keras.
dan waktu sudah menunjukkan jam 23.00 tengah malam.

"Baiklah, cukup sampai hari ini, sisanya nyusul besok pagi" aku bergumam.

aku kembali melirik sosok dibalik monitor itu.
dia menghilang!!
syukurlah.

aku berjalan perlahan di sepanjang koridor kantor.
seperti ada yang mengikuti.

aku mempercepat langkahku.
lift sudah di depan mata.
ting..
suara lift datang.
aku masuk dan berbalik.

Dia ada di sana disudut koridor, memakai kebaya putih dengan sanggul di rambutnya.
makhluk itu tidak mempunyai wajah. saat ini ia sedang melambai-lambai ke arahku.

tuhan...
cepat tutup pintu ini.
aku menekan berkali-kali tombol lift sampai pada akhirnya tertutup sempurna.
aku terus berdoa dan berdoa, semoga tidak terjadi apapun denganku.

ting...
pintu terbuka di lantai ground.
aku berlari kecil menuju pintu keluar.

telinga sensitif ku ini mendengar seperti ada yang memanggil.

bodo amat lah, pikirku.

....
....
....

Keesokan paginya, aku tetap bekerja seperti biasa.
tapi wajahku yang tidak biasa.

"Woi kenapa muka lo murung gitu?"
Helmi datang menghampiri.

"Kusut gue mi, rasanya nyaris mati gue kemarin"

"kenapa sih kenapa? cerita ama babang"

dan kuceritakan semuanya kejadian kemarin....

"Kan gue udah wanti-wantiin lu mel, ya jadi jangan kaget"

"jangan kaget gimana, gue aja baru pertama kalinya diganggu kaya gitu, rasanya gue gamau lembur-lemburan lagi lah"

tiba-tiba pak satpam datang menghampiri.
"Mbanya kemarin kenapa? mukanya kaya ketakutan gitu, saya panggilin malah nyelonong aja"

"oh jadi kemarin bapak yang panggilin, saya kira yang satunya."

"ternyata mba udah ketemu juga toh, dia sebenernya baik kok mba, cuma butuh temen aja. mitosnya sih dia mati bunuh diri gara-gara kesepian."

"wah berarti rasa kesepian yang ditimbulkan untuk seseorang bisa ngerusak mental juga yah"

Aku dan helmi kembali berjalan menuju meja masing-masing.

rasa trauma ku belum hilang, rasanya aku masih bisa merasakan kejadian semalam.

-----***-----

Creepy Pasta and RiddlesWhere stories live. Discover now