Lisa-11

2.7K 127 1
                                    

Hari ini Lisa dan Fiki pergi ke bandara untuk menjemput Anton yang hari ini sudah pulang. Senyum yang tak pernah pudar dari wajah cantik milik Lisa.

"LISAA?!!" teriakan lelaki yang membuat Lisa langsung lari menghampiri orang yang memanggilnya tadi.

"AYAHHH!!" teriak Lisa yang langsung berhambur ke pelukan Anton yang membuat Anton hampir terjengkang kebelakang.

"Lisa kangen sama ayah," kata Lisa tanpa melepas pelukannya.

"Ayah juga kangen banget sama Lisa," balas Anton sambil mengusap kepala putrinya itu.

"Yah?" kata Fiki lalu mencium punggung tangan Anton.

"Apa kabar Fik? Gimana? Lisa rewel nggak?" tanya Anton.

"Ayah apaan sih? Lisa kan udah bukan anak kecil lagi. Lisa tu udah gede," balas Lisa melepas pelukan Anton.

"Udah gede yah. Sekarang aja udah ngalahin Fiki," kata Fiki yang membuat Anton menyerkit bingung.

"Ngalahin gimana maksud kamu?" tanya Anton.

"Ya ngalahin yah. Lisa sekarang udah punya pacar noh," kata Fiki. Sedangkan Lisa hanya mesem-mesem tak berdosa.

"Pacarnya Lisa bukannya kamu ya?" tanya Anton sambil merangkul Lisa dan Fiki dengan posisi Anton berada ditengah.

"Bukan yah. Pacar Lisa itu yang Lisa ceritain ke ayah dulu itu," kata Lisa.

"Yah. Padahal ayah kan setujunya Lisa sama Fiki," balas Anton dengan nada kecewanya.

"Ayah belum kenal sama Kak Febi sih. Makanya ayah bilang kaya gitu, coba nanti kalo udah kenal. Pasti ayah restuin kok," kata Lisa mencoba untuk meyakinkan ayahnya.

"Yaudah besok ajak makan malam. Fiki juga," kata Anton.

"Nggak ah yah," balas Fiki cepat.

"Kenapa enggak?" tanya Anton bingung.

"Nggak papa," balas Fiki dengan wajah datarnya.

"Oh ayah tau. Kamu cemburu ya kalo si Lisa pacarannya sama orang lain," goda Anton.

"Dih. Enggak ya yah, Fiki mah terserah dia mau pacaran sama siapa aja. Toh dia juga yang sedari dulu ngejar-ngejar Febi," balas Fiki sambil tersenyum miring.

Anton tau jika Fiki diam-diam menyukain putrinya. Namun ia selalu mengelak jika ditanyai mengenai perasaannya terhadap Lisa. Bahkan sedari dulu sudah banyak cewek yang ingin menjadi pacarnya. Namun nyatanya? Dia hanya acuh dan lebih memilih menjaga Lisa.

"Lisa juga nggak mau kali sama Cepot," celetuk Lisa sambil menjulurkan lidahnya.

"Menurut lo, gue mau gitu pacaran sama Unyil kaya lo?" balas Fiki sinis.

"Udah-udah, mending yuk pulang. Kita lanjut dirumah aja, ayah bawain kalian oleh-oleh," kata Anton menengahi.

"Serius yah?!" tanya Lisa berbinar.

"Serius dong," balas Anton cepat.

"Yaudah yuk yah. Pulang sekarang, nanti keburu macet jalannya. Lisa duduk paling depan aja," kata Lisa cepat lalu langsung berjalan menuju kearah mobil. Fiki dan Anton hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah laku Lisa barusan.

°°°°°°°°°°

"Yuk yah," ajak Lisa cepat.

"Sabar napa sih," cibir Fiki.

"Cepot diem aja kenapa sih? Toh gue ngajaknya ayah, bukan elo," sinis Lisa lalu melenggang pergi begitu saja.

Lisa [Sudah Terbit dalam Bentuk E-Book] Where stories live. Discover now