PART 34

2.5K 313 26
                                    

Setelah pertemuan dengan Oka selesai, Aaron langsung menuju ke rumah sakit dengan suasana hati yang muram. Ia dipaksa menerima anjing lain yang tak jelas asal-usulnya. Kalau bukan karna keadaan yang amat sangat, Aaron tak akan membutuhkan kehadiran Oka.

Tapi ia juga ingat kalau ini adalah sebagian kecil dari harga yang akan ia terima setelah menjadikan Karen kekasihnya.

Membahas Karen, Aaron menghentikkan langkah kakinya saat melihat Eji berdiri di dekat lorong yang menuju toilet. Beberapa wanita yang keluar dari sisi kiri toilet menatapnya aneh sebelum memilih mengabaikannya.

"Dimana Karen?" tanya Aaron malas.

"Dia sedang di toilet."

Aaron mengerutkan dahinya, "Sudah berapa lama dia disana?"

"Sudah beberapa menit," jawab Eji saat Aaron menghembuskan nafas kesal.

"Dan kau tak mengeceknya ke dalam?" tanya lelaki itu lembut dengan kedinginan yang masuk ke dalam tulang.

"Ini toilet wanita," jawab Eji menjelaskan alasannya.

Aaron mengangguk kesal, "Tentu. Tapi wanita itu makhluk barbar. Sebaiknya kau berharap dia tak kabur Eji, kau tahu aku tak suka dikecewakan."

Usai mengatakan kalimat itu, Aaron langsung masuk dan menatap para wanita yang sedang mencuci tangan. Ada juga yang merapikan makeup dan menyisir rambutnya.

Mereka melongo menatap pria yang kini berdiri dengan santainya di toilet wanita.

"Keluar," ucap Aaron yang jelas ditujukkan untuk Karen.

Tak ada balasan dari dalam dan Aaron memejamkan mata sekilas sebelum membukanya dan menggerakkan kepala ke kiri ke kanan bergantian.

"Keluar atau aku akan mendobrak pintu ini," ancam lelaki itu halus saat kembali tak ada jawaban.

Aaron mengangguk puas. Setidaknya Karen tak menjadi manusia beradap secepat itu. Well, itu bagus. "Baik akan ku dobrak semuanya."

"Tak ada yang namanya Karen disini!"

"Lapor polisi!"

"Dia pria mesum!"

Mengabaikan teriakan dan protesan para wanita tersebut, Aaron menggedor pintu di bagian kiri terlebih dulu.

"Bukan aku," teriak suara dari dalam sambil menyumpahinya.

Dengan langkah santai Aaron menuju ke pintu lainnya. "Pergi saja ke neraka!"

"Ini toilet wanita bodoh!"

Aaron kembali mengetuk pintu lain dan saat tak ada jawaban, ia mengetuk lagi. Lelaki itu tersenyum lebar saat menemukan orang yang ia cari. "Jadi kau disini. Keluar Karen."

Tetap tak ada jawaban. Entah Karen memang bengal atau sengaja tuli, Aaron tak peduli. Moodnya sedang tak baik saat ini karna Shou dan ia tak mau bermain petak umpet dengan Karen.

"Aku akan menghitung sampai 3. Kalau kau tak buka, aku akan menyeretmu keluar tak peduli apa yang kau lakukan atau bagaimana tampilanmu," ancam lelaki itu serius.

"Satu."

"Dua."

Cklek.

Aaron menatap Karen yang balas menatapnya kesal saat wanita itu mengangkat tangannya yang diperban.

"Tanganku diperban. Aku hanya bisa menggunakan sebelah tangan."

"Apa suaramu juga diperban? Kenapa tak ada jawaban?"

WHISPER OF DEVIL (About Karen) #Unspoken Series Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang