PART 26

6.8K 697 60
                                    

Flashback...

Beberapa saat setelah Toma menelpon, Eji langsung masuk ke ruang rapat dan memberi tahu Aaron. Lelaki itu menyebrangi ruangan dan mengangguk sekilas pada Aaron yang tengah duduk di kursi paling ujung.

"Ada masalah apa?" tanya Aaron tenang sementara Eji membungkuk dan berbisik di dekat kupingnya.

Aaron mendongak ke arahnya, membuat Eji mengangguk lagi sebelum Aaron menarik sebelah alisnya. Lelaki itu mengulum senyum dinginnya sebelum menutup map dan berdiri merapikan jas.

"Rapat sudah selesai. Kita bahas masalah ini lain kali."

Dengan langkah panjangnya, Aaron keluar dari ruang rapat dan langsung menuju ke lift pribadi. Eji menekan tombol cepat sementara Aaron mengeluarkan HP dan menelpon kepala keamanan mall.

"Suruh orangmu ke DEXCO butik sekarang. Jangan biarkan ada yang keluar atau masuk sampai aku tiba. Jangan membuat perhatian yang tak perlu."

Selesai mengatakannya, Aaron kembali menaruh HP itu disaku jas saat lift berdenting. Mereka berdua masuk sementara Aaron menatap pintu lift yang tertutup dan Eji menekan tombol UG.

"Aku memang sudah menduga ini akan terjadi. Tapi tak kusangka mereka berani mengotori mallku."

"Toma berkata si penculik memakai pistol. Saya duga pelaku lebih dari 2 orang."

"Kalau melawan Toma, ya. Kau harus membawa lebih dari 2 orang untuk melumpuhkan monster."

Aaron melepas kancing kemeja dan menggulung sikunya, memperlihatkan otot dan bekas luka akibat ajaran dari sang ayah dulu. "Aku akan ke pintu belakang. Kau jaga di depan. Siapapun orang yang berani mencoreng lantai mallku, pasti belum tahu nama Tokugawa."

Eji mengangguk sementara saat lift kembali tiba di lantai UG dan pintu besi itu terbuka, ada sekitar beberapa pria berjas hitam yang merupakan tim keamanan sudah menunggu diluar.

Aaron bergegas keluar sementara Eji mengikutinya dari belakang. Lelaki itu menyuruh Eji bergerak lurus dengan tangannya saat ia berbelok, menuju bagian belakang mall.

Melewati air mancur Zeus yang berdiri kokoh dengan cat perunggu dan dihiasi kolam ikan, Aaron berjalan semakin ke dalam, sampai hampir mendekati parkiran khusus karyawan.

Ia membuka pintu dengan kedua tangannya dan langsung menyengir lebar menatap kedua orang yang sedang berdiri di balik pintu. Tatapan Aaron jatuh kepada karung goni hitam besar yang sedang mereka seret.

"Kalian cukup jaga disini," perintah lelaki itu kepada tim keamanan yang mengikutinya saat Aaron melangkah masuk dengan pelan dan tenang.

Sementara kedua orang yang tadi mundur dengan pelan dan tetap menjaga jarak. Aaron menjaga agar wajahnya tetap datar saat kedua tangan lelaki itu menutup pintu tanpa sekalipun mengalihkan pandangannya dari mereka.

Bunyi pintu yang terkunci seakan menjadi bunyi dari lonceng kematian mereka.

"Apa kalian pegawai baru?" tanya Aaron tenang sementara si wanita mengangguk, menduga kalau Aaron mungkin belum tahu apa isi yang ada dibalik karung.

"Ya! Ya! Kami pegawai baru."

Aaron tampak mengangguk kuat sebelum menatap penuh minat karung yang dipegang oleh pria yang ada di sampingnya.

"Dan kalian hendak membuang sampah? Rajin sekali." Kelembutan dalam suara pria itu bahkan lebih mengerikan.

"Tentu. Kami harus membuang ini secepat mungkin."

"Bagaimana kalau kukatakan, aku tertarik pada sampah itu? Kau mau memberikannya padaku?" tanyanya dengan kelembutan yang mendinginkan tulang.

"Tak perlu. Kami akan membuangnya kalau anda memberikan jalan," tolak si pria cepat yang semakin melebarkan jarak mereka.

WHISPER OF DEVIL (About Karen) #Unspoken Series Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang