Kugenggam tangannya lembut. Aku merasa harus melindunginya.

Dapat kurasakan ia mulai tenang.

Mata kami bertemu, dapat kulihat mata paling indah dihadapanku sekarang ini. Mata cokelat bersinar yg dimilikinya berhasil membuatku terpanah. Sangat indah. . .

"Gomawo, sudah mengkhawatirkanku" ucapnya sambil menampilkan senyum terindah yg pernah kulihat.

Aku ikut tersenyum. Tanpa menghiraukan posisi kami yg hanya atasan dan bawahan. Aku tak tahu sejak kapan aku merasakan perasaan ini. Debaran jantung yg tak normal terus terjadi saat aku bertemu dengannya. Aku tak mau mengatakannya dengan cepat. Tapi. . Mungkinkah aku jatuh cinta padanya?

Kutangkup wajah kecilnya lalu kuhapus air mata yg mengalir dari mata indahnya.

"Ssstt. . Uljima, aku disini. " ucapku tulus padanya.

"Kajja kita pulang, ini sudah malam, tidak baik perempuan sepertimu masih berada diluar. " ucapku yg diangguki olehnya. Kubawa dia keluar menuju mobil.

.

.

.

.

.

Author POV

.

.

.

Dalam perjalanan pulang, baik Seokjin maupun Momo tak henti-hentinya berteriak dalam hati.

Tanpa diketahui satu sama lain senyum terukir dibibir keduanya.

10 menit kemudian~~~

Momo turun dari mobil Seokjin.

"Gomawo sudah mentraktirku makan dan mengantarku pulang, aku janji akan membayarnya nanti. " ucap Momo berterimakasih.

"Hhh tidak perlu, jangan lupa siapkan dirimu untuk pergi nanti. Arraseo. . Aku akan pulang, selamat malam. " ucap Seokjin berpamitan.

"Hmm, kau juga hati-hati dijalan, selamat malam. " ucap Momo juga.

Seokjin melajukan rumahnya menjauh dari rumah Momo.

Momo yg melihat mobil Seokjin menjauh, mulai memasuki rumahnya.

Udara yg dingin membuat Momo mengeratkan jas yg dipakainya. Tunggu? Jas? Momo melihat ke jas mahal milik Seokjin yg ia pakai. Bagaimana ia bisa lupa? Jas yg sedari tadi membungkus badannya lupa ia kembalikan pada namja yg meminjamkannya. Aishhh Momo paboya. . .

Semenjak tadi pula Momo dapat menghirup wangi Seokjin dari jasnya. Sangat menyegarkan. . . Pikirnya.

.

.

.

.

Saat Momo memasuki rumah, lampu ruang tamu mati. Dia tidak melihat kelibat ayahnya. Sangat sepi.

Ia menghidupkan lampu, terlihatlah Sana yg memandangnya sinis.

"Sana? Apa yg kau lakukan malam-malam begini belum tidur?"tanya Momo pada Sana.

"Hhh. . " kekehan keluar dari mulutnya.

"Beruntunglah kau, karna dia sedang keluar kota. " ucap Sana sambil menyilangkan kedua tangannya.

"Nugu? Appa? " tanya Momo.

"Siapa lagi kalau bukan dia, dasar jalang tak tau diri. " maki Sana.

Because of You (JinMo)Where stories live. Discover now