Chapter 28

2.2K 192 1
                                    


Dua orang prajurit tengah memeriksa prajurit penjaga gerbang dan saudagar tersebut. Mereka menemukan bertel-tel koin perak, dan perunggu dalam saku pingangnya. Karna banyaknya uang yang di dapatkan prajurit penjaga tersebut, prajurit yang memeriksanya semakin gencar mengeledah setiap inci tubuhnya dan menemukan satu tel emas.

Bagi seorang prajurit yang bertugas dalam peperangan, satu tel emas atau bertel-tel emas merupakan hal yang biasa mereka miliki sebab setiap kemenangan yang mereka bawa untuk kerajaan akan selalu di anugerahi hadiah berupa emas, perak dan beberapa perhiasan. Tapi untuk seorang prajurit peringkat rendah yang bertugas sebagai penjaga. Baik itu penjaga pintu gerbang atau penjaga pintu-pintu lain yang ada di istana. Untuk satu tel emas merupakan hal yang luar biasa sebab. Gaji seorang prajurit penjaga tidak lebih dari beberapa tel perak dan untuk memiliki satu tel emas purlu menukarkan sekitar seratus tel perak untuk mendapat satu tel emas.

Di lihat dari wajah pucat pasih prajurit penjaga itu dapat jendral Li Xing ambil kesimpulan jika sebelum-sebelumnya pun, prajurit penjaga tersebut sering mendapat sogokan.

Sedangkan saudagar yang mereka periksa ternyata merupakan orang suruhan. Hal yang di bawanya merupakan sesuatu yang berbahaya. Yakni saudagar tersebut membawa sebuah racun langka yang mana jika di campurkan pada makana atau pada minuman tidak akan berubah warna serta tidak mengeluarkan bau. Kecurigaan jendral Li Zhang semakin kuat sebab racun tersebut terbilang cukup mahal dalam artian orang yang memerintahnya pastilah orang yang memiliki jabatan tinggi yang mendukung kekayaannya.

'Mungkin kah mentri Tao Li?' Batin jendral Li Zhang

Lamunan jendral Li Zhang buyar ketika wakil jendral Li Zian yang merupakan anak dari adik kandung perempuannya menghampirinya.

"Lapor jendral besar, beberapa prajurit penjaga lain juga telah di periksa dan kami tidak menemukan apapun selain tuan penjaga itu" jelas Li Zian.

"Syukurlah jika yang lainnya masih berpegang teguh pada peraturan" balas jendral Li Zhang.

"Lalu bagaimana dengan dua orang itu?" Tanya Li Zian.

"Bawa mereka ke penjara, aku akan mengintorogasinya setelah urusanku selesai" perintah jendral Li Zhang yang langsung di patuhi Li Zian.

* * * * *

Guangli terus memacu kudanya semakin cepat. Di depan sana gerbang utama kerajaan Shuliang sudah nampak, namun hanya berjarak beberapa Chi saja sebelum mereka sampai ada segerombolan orang berpakaian hitam yang menghadang jalan mereka.

Salah satu dari mereka sangat jelas amat Guangli kenal. Siapa lagi jika bukan Yang Chin. Orang kepercayaan mentri Tao Li yang membunuh kaisar terdahulu saat perjalanan pulangnya dari perang dengan kerajaan Huiliang saat memperebutkan kota Huisulin.

"Akhirnya aku menemukan kalian" kata Yang Chin

Guangli dan Ming Xia menatap segerombolan yang berjumlah tujuh orang termasuk Yang Chin dengan tatapan malas.

"Menyingkirlah!" Kata Guangli penuh nada peringatan.

Yang Chin yang mendengar hal itu tertawa sumbang dan berkata "tidak akan pernah!" Ucapnya tegas.

"Aku tidak akan membiarkan kalian lewat dan masuk ke dalam istana. Jika kalian ingin lewat maka langkahi mayat kami" tantang Yang Chin.

Guangli mendengus malas "jangan bercanda. Bukankah kau tau, kemampuanmu tidak akan pernah bisa menjanyingi atau membandingi kemampuanku " kata Guangli dengan nada meremehkan.

Rahang Yang Chin mengeras. Dulu ia selalu menjadi yang kedua dalam sekolah beladiri yang Yang Chin dan Guangli masuki. Ia akan selalu saja kalah dengan kemapuan Guangli yang terus meningkat. Sejak dulu ia begitu membenci Guangli karna kemampuannya, ia selalu memusuhi Guangli dan selalu bersaing hingga sampai saat ini Yang Chin selalu ingin mengalahkan Guangli.

"JANGAN TERLALU SOMBONG KAU BRENGSEK!" geram Yang Chin.

"Siapa yang sombong? Bukankah itu memang kenyataannya?" Balas Guangli dengan nada mencemoh.

Ming Xia yang duduk di depan tersenyum sini, sedari tadi ia memang memilih diam sebab tahu apa yang di lakukan Guangli adalah serangan pertama.

Guangli melakukan serangan pertama dengan memancing emosi lawan, ketika lawan mulai terpancing oleh amarah konsentrasi lawan akan berkurang. Serangan kedua adalah terus memancing lawan hingga lawan benar-benar berada di batas kemarahan maksimal, dan hal itu yang saat ini Guangli lakukan. Serangan ketiga yang akan Guangli lakukan jelas menunggu hingga lawan meledak dan menyerang duluan, hal itu akan mereka manfaatkan untuk menyerang titik kelemahan mereka.

"BRENGSEK KAU GUANGGGLLII..." teriak Yang Chin penuh amarah.

"APA YANG KALIAN TUNGGU SERANG MEREKA!!!"

.
.
.
.
.
.

TBC

Abaikan typo-nya 😅
Vote + komen biar aku semakin semangat nulisnya 😄
Terimakasih 💕

Destiny of Ming Xia (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang