Chapter 22

2.2K 198 9
                                    


Mentri Tao Li akhir-akhir ini sering mengurung dirinya di kediaman miliknya. Semenjak kaisar Zhi Feng mulai mengambil jarak dan bersikap dingin padanya membuat mentri Tao Li merasa kaisar Zhi Feng mulai mencurigainya. Lantas apa yang kaisar Zhi Feng curigai darinya? Selama ini ia selalu bermain bersih tanpa meninggalkan jejak dan bukti.

Nyatanya kematian Ayahanda kaisar Zhi Feng sampai saat ini kebenarannya belum terungkap sebab ia melimpahkan semua tuduhan yang seharusnya adalah kesalahan, dosa dan perbuatannya itu pada mentri Wu yang tak sengaja ia jadikan sebagai kambing hitam.

Bukan hanya itu! Mentri Tao Li memiliki banyak kasus dan kejahatan yang sampai saat ini belum terungkap pada kalayak ramai sebab mentri Tao Li selalu membereskan semua kesalahannya dengan cara yang amat bersih. Para penyelidik bahkan tak mampu menyelesaikan kasus tersebut hingga kasus itu harus di tutup karna kurangnya bukti.

Mentri Tao Li bisa melakukan hal itu selama ada uang dan juga koneksi yang membantunya, maka semuanya akan beres dengan mudah.

Lalu mengapa ia harus takut saat ini hanya karna peringatan yang diberikan oleh ponakannya tersebut? Mengapa ia harus merasa cemas dan khawatir dengan peraduga-peraduga yang muncul dalam benaknya yang belum tentu terjadi? Semua yang ia pikirkan tidak akan terjadi karna apa? Semua bukti atas kejahatannya telah ia musnahkan bahkan mentri Wu yang merupakan saksi mata terkuat atas kejahatan besarnya telah mati di basmi dan diluluh lantahkan oleh kaisar Zhi Feng sendiri.

Saat ini harusnya ia menenangkan diri walaupun anak buahnya kembali gagal dan membuatnya kecewa serta marah besar, tapi tak masalah. Ia akan berhenti menyerang kaisar Zhi Feng untuk menyimpan tenaganya sebelum hari dimana ia akan menyerang kaisar Zhi Feng kembali dengan satu pukulan yang akan membuatnya jatuh dan amat menderita.

"Hanya tinggal menunggu waktu, aku akan merebut posisimu!"

.
.
.
.
.

Di sisi lain, tepatnya di kerajaan Shuliang. Kaisar Zhi Feng tengah melakukan penyelidikan atas kecurigaannya pada mentri Tao Li. Ia memang mendapatkan beberapa bukti atas kasus dan kejahatan pamannya namun, semua itu belumlah cukup. Kaisar Zhi Feng merasakan potongan-potongan teka-teki yang tengah ia galih belumlah sempurnah.

Selama sebulan ini kaisar Zhi Feng dan jendral Li Zhang secara diam-diam mencari bukti. Kecurigaan dan firasat kaisar Zhi Feng membuatnya nekad mencari jawaban atas rasa curiganya tersebut. Jika dulu kaisar Zhi Feng amat sangat akrab dan juga hangat dengan pamannya, tapi kini semuanya mulai beda. Ia mulai mengambil tindakan waspada terhadap mentri Tao Li.

Kaisar Zhi Feng kini baru ingat kata-kata terakhir ayahandanya sebelum kematiannya. Beliau pernah mengatakan "kadang orang terdekatmu sekali pun dapat menusukmu dari belakang"

Kata-kata itu baru kaisar Zhi Feng sadari memiliki banyak makna. Selain untuk menasehati kaisar Zhi Feng, ternyata kata-kata itu juga merupakan sebuah peringatan dari mendiang ayahnya yang baru ia sadari.

"Apakah anda merasa ini semakin aneh yang mulia?" Tanya jendral Li Zhang yang menyentak kaisar Zhi Feng dari lamunannya.

"E-h', apa?" Tanya kaisar Zhi Feng setelah sadar dari lamunannya.

Jendral Li Zhang tersenyum maklum dan dengan sabar mengulang kembali pertanyaanya.

"Apakah anda merasa ini semakin aneh yang mulia?"

"Apa yang aneh?" Tanya kaisar Zhi Feng tidak mengerti

"Mereka tidak melakukan penyerangan akhir-akhir ini" kata jendral Li Zhang

Kaisar Zhi Feng mulai mengerti arah pembahasan jendral besarnya dan benar. Jika di pikir-pikir akhir-akhir ini mereka tidak pernah menyerang.

'Apa yang terjadi?'

'Mungkinkah mereka sedang menyiapkan rencana penyerangan besar?' Batin kaisar Zhi Feng bertanya-tanya.

Firasat kaisar Zhi Feng seketika berubah buruk namun ia segera menghilangkan perasaannya tersebut.

"Tetap waspada! Jangan pernah lengah. Firasatku mengatakan mereka sedang menyiapkan sebuah rencana besar" tihta kaisar Zhi Feng yang langsung di patuhi jendral Li Zhang.

.
.
.
.
.

Guangli nampak melangkah amat tergesah di perjalana pulang menuju kediamannya. Raut wajahnya saat ini nampak sangat serius sehingga tetangga sekitar kediaman yang ingin menyapanya mengurungkan niat saat melihat raut wajah Guangli yang entah mengapa nampak amat menyeramkan.

Guangli tiba di depan kediamannya, ia dengan cepat membuka pintu gerbang dan kembali menutupnya. Guangli melangkah kembali masuk dan mencari Ming Xia setelah ia merasakan pintu gerbang sudah tertutup rapat.

"Ming Wu"

"Ming Wu, kau dimana?" Panggil Guangli untuk kedua kalinya

Ming Xia yang sedang berada di dapur pun keluar saat mendengar Guangli terus memanggilnya. Ming Xia melangkah menghampiri Guangli dengan wajah kotor karna asap dari perapian serta arang yang kini membuat wajah Ming Xia nampak amat dekil.

Jika suasana Guangli saat ini sedang tidak serius, ia mungkin akan tertawa terbahak-bahak melihat wajah Ming Xia yang nampak dekil bak pengemis.

"Ada apa?" Tanya Ming Xia sedikit garang.

Guangli menatap Ming Xia dengan tatapan serius. Setelah ia mendapat informasi dari mata-matanya dan setelah mempertimbangkan semuanya, ia rasa sekarang waktu yang tepat.

"Kita ke kerajaan Shuliang, besok!"

.
.
.
.
.
.
.

Tbc

Written on Feb 27th, 2019
Abaikan typonya 😅
Vote dan komen bila suka 😘
Salam dari kami berdua,
Baekhyun_G
arahime_ 💕

Destiny of Ming Xia (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang