Chapter 14

2.6K 242 0
                                    


Update pertama minggu ini 😄 setelah break selama seminggu dan terlambat memberitahukan akhirnya kami come back seperti boyband iKON yang baru saja come back dengan lagu baru mereka "i'm okey" 💕😍

Btw aniway busway sebelum kalian membaca aku mau nanya dong sama reader's yang suka K-pop, beneran yah hubungan Bang Kai (Exo) dan Mba Jennie (BlackPink) kandas? Aku ketinggalan info 😭😭 ada yang tahu? Beritahu aku! Aku kepo :v wkwkwk

Nggak usah panjang-panjang deh, yang udah menantikan selamat membaca 💕

.
.
.
.
.

"Ternyata aku tidak salah, kau adalah dia selama ini! entah mengapa kerinduanku semakin memuncak, tapi setelah melihatmu... rasanya lebih baik... Feng Zhe (nama kecil kaisar Zhi Feng)"

Setelah mendengar kenyataan pahit yang membuat Ming Xia merasa sedih dan juga senang, kini Ming Mei berusaha memejamkan matanya walaupun ia sadar akan mustahil baginya kembali tidur setelah mendengar penjelasan Guangli mengenai identitas para tamunya.

Ming Xia mengerang kesal karna ia tak kunjung tidur sedangkan Guangli telah terlelap dan berbaur dengan mimpinnya dipojok kamar Ming Xia. Ming Xia menghela nafas berat, situasinya kini semakin sulit mengingat setiap gerak geriknya kini akan diawasi oleh orang yang selama ini berusaha ia hindari.

Seharusnya Ming Xia mendengarkan Guangli untuk menyuruh mereka segera pergi namun sebagian hatinya tidak menyetujui sebab Ming Xia masih ingin bersama-sama dengan sahabat kecilnya Feng Zhe sekaligus cinta pertamanya yang selama ini orang kenal sebagai kaisar Zhi Feng.

"Apakah langit saat ini tengah mempermainkan kita? Apakah tidak cukup dengan membuat kita menderita dan saling memendam?" Gumam Ming Xia memandang langit malam yang di sinari sinar sinar rembulan di balik jendelanya.

"Jika saja kita tidak mengalami masalah yang membuat kita harus saling berpisah dan saling terluka, apakah semuanya akan tetap sama seperti dulu?" Gumam Ming Xia lagi dengan suara menahan isak yang mendesak keluar.

"Apakah kau akan memaafkanku Feng Zhe'er? Ketika aku kembali di hadapanmu?" Tanya Ming Xia yang kini memukul dadanya merasakan sesak dan sakit ketika mengingat betapa takdir seakan enggan melihatnya bahagia.

Ming Xia menagis dalam diam, tanpa ia sadari Guangli yang berpura-pura tidur membuka matanya dan sedari tadi mendengar apa yang nonanya katakan. Guangli menyeka air matanya, ia tak sanggup melihat punggung nonanya yang bergetar yang jelas mengambarkan betapa amat rapuh dan menderitanya ia.

.
.
.
.
.

Malam telah berlalu begitu cepat, kini sang mentari telah duduk dengan agung di atas singasananya setelah mengantikan tugas sang rembulan.

Cahaya kehangatannya kini masuk mengusik Ming Xia yang masih terlelap diatas peraduannya sebab ia baru dapat tidur tepat dini hari. Guangli yang melihat nonanya tak beranjak dari tidurnya hanya mampu membiarkan saja karna ia tahu nonanya baru bisa tidur kembali saat fajar datang.

Guangli meninggalkan Ming Xia yang membungkus tubuhnya dengan selimut, ia lantas bergegas pergi menuju pasar sebab stok penyimpanan bahan makanannya telah menipis.

Guangli juga akan mengunjungi penginapan Wu Xia untuk mengambil uang sewa dari penginapannya yang ada kota Xianning serta mengunjungi beberapa petani untuk mendapatkan sebagian hasil panen dari penyewa kebun milik nonannya yang mana hasilnya akan dibagi dua.

Guangli bersyukur, tuan Wu seakan telah mempersiapkan semuanya sejak lama. Uang, emas dan perhiasan serta beberapa dokumen hak milik tanah di kerajaan Xiuliang sangat banyak dan hal itu jelas akan menunjang kehidupan mereka dalam waktu lama, namun Guangli bukan hanya memikirkan pengeluarannya saja sebab ia juga harus memikirkan pemasukan untuk mereka agar harta benda yang mendiang tuan Wu tinggalkan tidak cepat habis.

Sejak tuan Wu meninggal dunia dengan tragis, sejak saat itu pula Guangli harus pandai-pandai mengelolah keuangan mereka. Maka dari itu Guangli membangun sebuah penginapan di kota Xianning serta menyewakan berhektar-hektar kebun milik nonannya agar mereka memiliki pemasukan tanpa sepengetahuan Ming Xia.

Guangli pergi dari kediaman mereka pagi - pagi sekali sebab banyak tempat yang harus mereka kunjungi. Pasar yang ada di kota Xianning nampak mulai ramai padahal matahari baru saja menyapa, masih terlihat kabut dan embun pagi disekitar namun tak menghalangi aktivitas para warga kota Xianning.

Guangli lebih dulu mengunjungi rumah para petani dan setelahnya ia kepasar dan singgah ke penginapan Wu Xia. Setelah mendapat semua keperluan dari pasar, Guangli pun singgah kepenginapan yang nampak amar ramai. Bukan hal yang mengejutkan bagi Guangli bila pengunjung yang datang di penginapan selalu ramai baik itu penduduk lokal maupunpun pendatang dari negri lain. Tempat penginapan yang Guangli bangun sangat strategis tepatnya di tengah kota Xianning terlebih kota Xianning tidak pernah sepi akan pengunjung dari berbagai daerah maupun pengunjung negri lainnya.

Guangli memasuki penginapan yang sangat ramai pagi ini, nampak beberapa pengunjung tengah menikmati sarapan di restoran khusus yang ada di penginapan Wu Xia. Alasan mengapa Guangli menamakan penginapan tersebut Wu Xia sebab itu adalah nama nonannya, penginapan yang ia bangun milik nonanya maka dari itu Guangli menamainya Wu Xia. Kata Wu merupakan marga keluarga Ming Xia dan Xia diambil dari nama belakang Ming Xia.

Menejer pengelolah penginapan menyadari kedatangan sang pemilik penginapan, ia lantas segera menghampiri Guangli dengan sebuah senyum lebar di wajah tuanya.

"Tuan Li Dao" kata menejer menghampiri Guangli

"Anda datang di waktu yang tepat tuan Li Dao, tadinya pelayan ini baru ingin mengunjungi kediaman anda seraya membawa sewa penginapan selama seminggu tapi anda sudah datang kemari" jelasnya.

"Aku tadi habis dari pasar dan tidak sengaja singgah ke penginapan saat melihat pengunjung semakin ramai menejer Lao" kata Guangli setengah berbohong.

"Tentu saja penginapan Wu Xia semakin ramai terlebih prajurit kerajaan Shuliang datang dan menyewa beberapa kamar dini hari"

Jantung Guangli berdebar kencang saat mendengar kata prajurit Shuliang, wajahnya sedikit pucat dan gugup namun sebisa mungkin ia sembunyikan.

"Kau yakin mereka prajurit kerajaan Shuliang?" Tanya Guangli

"Tentu tuan Li Dao, anda bisa melihatnya sendiri karna saat ini mereka tengah sarapan" kata menejer Lao.

Guangli menoleh kebelakang dimana restoran penginapan mereka berada, di sana banyak pria mengenakan seragam prajurit kerajaan Shuliang tak lupa simbol kerajaan Shuliang yang menyatakan mereka memang benar prajurit kerajaan Shuliang yang asli.

"Menejer Lao, aku harus pergi. Ada urusan mendadak yang baru saja ku ingat. Mengenai uang sewa penginapan, kau bisa membawanya kerumah" kata Guangli meninggalkan orang kepercayaannya tanpa menunggu jawaban.

Guangli keluar dari penginapan dengan langkah tergesah, ia harus segera sampai ke kediaman mereka dan menyuruh para tamunya segera pergi sebab Guangli tak ingin ada sesuatu yang besar terjadi pada mereka terlebih identitas mereka semakin terancam.

.
.
.
.
.
.
.

TBC

Destiny of Ming Xia (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang