Chapter 16

2.7K 253 3
                                    

Maafkan untuk keterlambatan updatenya 🙏
Chapter ini di buat oleh arahime_

.
.
.

"Aku hanya ingin menikah dengan orang yang ku cintai" bertepatan dengan ucapan Ming Xia, kaisar Zhi Feng mendongak dan tatapan mereka bertemu.

Sebuah ingatan masa lalu kaisar Zhi Feng mendadak terputar kembali di otaknya.

Perkataan itu sama dengan apa yang diucapkan gadis cantik yang pernah dekat dengannya  beberapa tahun yang lalu. Tepatnya sebelum tragedi besar pengkhianatan keluarga Wu.

Perkataan yang sama seperti yang dia ucapkan... Ming Xia...

Saat itu...

"Feng Zhe'er! Feng Zhe'er! Kembalikan jepit rambutku! Kembalikan!" teriak Ming Xia berusaha merebut jepit rambut bunga persik berwarna merah muda hadiah dari ibundanya.

Feng Zhe terus meninggikan tangannya hingga Ming Xia tidak dapat meraih jepit rambut itu. Feng Zhe terus berlari disekitar taman istana hingga sampai ke sebuah jembatan kecil yang dibawahnya terdapat sebuah kolam ikan koi.

"Tidak! Tidak akan aku kembalikan!" tolak Feng Zhe

"Feng Zhe'er! Kembalikan! Kembalikan!"

Dari gazebo taman terlihat Bai Xia, ibunda Ming Xia dan Permaisuri Rou tengah mengamati tingkah putra dan putrinya di taman.

"Nyonya Bai lihatlah mereka. Feng Zhe dan putrimu Ming Xia sepertinya sudah diikat benang merah. Mereka berdua seperti ditakdirkan." ujar Permaisuri Rou diiringi senyum.

"Yang mulia ini terlalu melebih-lebihkan. Entah mengapa sampai saat ini, saya masih merasa Ming Xia tidak layak untuk Pangeran Feng Zhe dan..."

"Bai Xia..." Permaisuri Rou menggenggam tangan Bai Xia lalu menatap lembut teman masa kecilnya dulu. "Tidak perlu mengatakan hal itu lagi. Aku tahu meski kau menyetujui keputusan kaisar untuk menjadikan Ming Xia menjadi pendamping Feng Zhe, tapi sebanarnya masih ada keraguan dihatimu kan?"

"Yang mulia, terlepas dari hubungan politik maupun kekuasaan, bisakah anda melepaskan Ming Xia? Hamba mohon. Bukan sebagai Bai Xia, istri Mentri Wu, tapi sebagai Bai Xia, teman anda," pinta Bai Xia pada Permaisuri Rou.

"Kembalikan!!!"

"Tidak akan!"

Feng Zhe terus berjalan mundur hingga langkahnya habis. Dibelakangnya sekarang, hanya ada pegangan tangan jembatan. Jika dia melangkah mundur lagi mungkin seluruh tubuhnya akan basah kuyup dalam beberapa detik. Ming Xia kehabisan kesabarannya. Ia terus berusaha meraih jepit rambutnya.

Tiba-tiba Feng Zhe kehilangan keseimbangannya. Ia tercebur kedalam kolam ikan bersama dengan jepitan rambut bunga persik milik Ming Xia.

Tanpa berpikir panjang, Ming Xia menceburkan diri ke kolam dan menuntun Feng Zhe ke tepian kolam.

"Feng Zhe! Ming Xia! " teriak Permaisuri Rou dan Bai Xia ketima melihat putranya dan putrinya jatuh kedalam kolam ikan.

Feng Zhe terlihat lemas karena karena meneguk banyak air. Meski begitu terlihat sebuah senyum nakal tersungging bibirnya.

"Yang mulia bertahanlah!" kata Ming Xia membantu Feng Zhe ketepian.

"Feng Zhe! Ming Xia!!!" teriak khawatir ibunda kedua putra dan putri yang kini duduk lemas dipinggiran kolam. "Kalian baik-baik saja kan?"

"Sepertinya aku akan mati..." ujar Feng Zhe berbaring di tepian kolam. "Aku akan kehabisan napas..."

Mendengar hal itu Permaisuri Rou panik. Ia memerintahkan seorang dayang memanggilkan tabib. Namun suara lemas dari sang putra melarangnya.

Destiny of Ming Xia (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang