'Interview' Koplak

1K 113 27
                                    

Pernah dilamar mendadak sama orang yang baru kamu kenal? Kalau mau tahu rasanya, coba tanya Vanya. Mungkin dia bisa mendeskripsikan kagak enaknya tidur dibayang-bayangi ucapan Rama yang kurang ajarnya sukses membuat malam Vanya terasa lebih panjang daripada malam minggu buat yang jomblo.

Waktu menunjukan jam 12 malam kurang 1 menit, mata Vanya sama sekali belum bisa terpejam. Ingin rasanya Vanya memutar balikan waktu dan datangi Dokter muda yang kelewat manis itu dan bilang dengan lantang, "Maaf, gue udah kenyang di PHP-in! Jadi Dokter, mendingan jauh-jauh deh sebelum gue kunyah-kunyah!" 

Harusnya demikian, nyatanya? Vanya hanya bisa bengong dan berjalan kaya orang linglung sampai ke parkiran.

Padahal sehari sebelumnya, hati Vanya masih suka sama si Rainbow anak sekelasnya yang baik dan soleh, saking sukanya Vanya rela memutihkan hatinya hanya untuk nama Rainbow, lalu kenapa hari ini tiba-tiba nama Rama nyempil di antara bunga yang ditaburkan Rainbow? Dasar cinta gak ada logika, bisa banget bikin hati Vanya galau dan melow dalam waktu cepat. 

'Kesyeeellll!'
Batin Vanya sambil meluk guling kesangannya. 

Tiba-tiba gadis itu melamun, seandainya ucapan Rama serius padanya tentu itu akan jadi keajaiban tapi kalau tidak ingin rasanya dia santet itu orang, karena efek perkataannya membuat dia semaput sampai malam, padahal Vanya baru inget kalau besok ada interview kerja sama Bos pemilik kedai kopi, di mana Vanya baru mau mulai pekerjaan paruh waktunya besok.

Biasanya kalau mahasiswa tingkat akhir kaya Vanya, kuliahnya udah jarang jadi banyak waktu luangnya oleh karena itu, gadis itu memilih menjadi pelayan kedai kopi, lumayan biar nambahin isi dompet biar kagak nangis kejer karena gak ada isinya. Vanya memilih kerja sambilan daripada minta sama Babeh, karena dia bukan lagi anak kecil.

Vanya pun akhirnya mulai menata pikirannya, mungkin ketimbang mikirin Rama, dia pun mulai memikirkan persiapan wawancara besok.

Sayangnya baru saja gadis itu memikirkan apa yang disiapkan? Ngantuk sudah menyerangnya, memang syetan biasanya gak suka sama manusia yang niat mau berbuat maju dalam hidupnya, giliran Vanya mikirin Rama, mata terang gak ada ngantuknya, giliran mikirin kerjaan? Kini mata Vanya berat hingga gadis itu pun tertidur tanpa gelisah.

******

Besoknya, Vanya beneran kesel karena matanya udah kaya mata panda sementara ini hari yang penting dalam hidupnya.

Semua karena Dokter muda yang menurut Vanya nyebelin, gadis itu pokoknya mau nyari perhitungan kalau sampai ketemu Dokter itu lagi.

Hari ini adalah waktu wawancara yang dijanjikan, kebetulan Vanya memang gak ada jadwal kuliah orang banyaknya skripsi yang gak kelar-kelar, makanya pagi-pagi Vanya udah hadir di Dreams Coffe yang ada di ujung jalan.

Pasalnya menurut Si Ipeh sahabatnya yang kerja di kedai kopi ini, Bosnya bakal hadir ke kedai kopi kalau pagi hari, makanya semua pelamar pelayan kedai, wawancaranya ditumpuk di pagi hari.

Vanya duduk gelisah, ternyata selain dia ada 3 orang lagi yang di wawancara, melihat banyaknya yang melamar bisa jadi rumor yang di dengar gadis itu benar adanya, bahwa katanya gaji di cafe lumayan besar.

Gadis berlesung pipit itu, seketika jadi semangat wawancara dan mengembangkan senyum bahagia.

"Kamuh, ke zinih ngelamarh kerjah jugah?"
Seorang wanita pelamar yang berpenampilan sosialita versi norak tiba-tiba menyenggol lengan Vanya.

Vanya menoleh kaget, "Iya Mbak, nyoba aja dulu siapa tahu cocok, aku Vanya, Mbak siapa?"

"Akuh Fifih Surefih, calons pelayans cafeh jugah samah calons istrih Bosnya," jawab wanita yang mengaku bernama Fifi itu serasa asma, Vanya sampai ikut narik nafas setiap dia bicara.

TAKKAN LARI JODOH DIKEJARWhere stories live. Discover now