Nikah Yuk (Ending)

1.1K 95 6
                                    

Author POV

Kata orang bodoh dan jodoh itu beda huruf depan aja, sepertinya itu yang tengah dirasakan Vanya sekarang.
Setelah ia merasa menjadi bodoh karena mencintai Rama dalam waktu sesingkat-singkatnya, kini dengan mudahnya dia mau menjadi istrinya tanpa syarat lagi.

Mungkin ini namanya jodoh, gak perlu lama-lama karena kelamaan biasanya suka ditikung.

Seperti quotes, sesuatu yang seharusnya hilang akan hilang meskipun kita pegang erat dan sesuatu yang harusnya kita dapat pasti akan kita genggam meski kita gak mencari, itulah namanya takkan lari jodoh dikejar.

"Benar kamu mau jadi istri saya?" tanya Rama pada Vanya saat acara lamaran busuk Tomi berakhir dan Babeh meninggalkan mereka di ruang tamu.

Katanya Babeh sih dia pergi untuk menyelesaikan urusan dengan keluarga Tomi yang banyak buntutnya, ya iyalah namanya juga gagal jadi besan.

"Iya, mau. Pak Dok seneng gak?" Vanya mesam-mesem seperti gadis SMP baru puber.

"Panggil saya Mas Rama jangan Pak Dok! Alhamdullilah saya juga seneng, orang saya udah nunggu kamu dari zaman Firaun jadi Ondel-Ondel!"

"Yakin gak dari zaman Aladdin?" canda Vanya.

"Bisa juga sih yang jelas saya nunggu kamu lama! Hampir saya jadi perjaka tua!"

Rama tertawa geli akan pernyataannya, Vanya pun tertawa sama gelinya karena menyadari akan menikah dengan Om-Om, hal yang gak pernah ia sangka sebelumnya.

Setelah tawa mereka mereda, mereka saling pandang untuk menemukan arti satu sama lain.

Terutama Vanya, gadis itu diam-diam bagai makan buah simalakama, karena di satu sisi dia lega sementara di satu sisi dia galau karena permintaan Babehnya yang kelewat ekstrem, masa Babeh minta Vanya dan Rama nikahnya habis Vanya skripsi? Apa bukan kelewatan namanya? Gadis itu menatap calon suaminya dalam sementara yang diliat malah gelagapan.

"Kenapa sih Nya? Liat saya kaya prihatin gitu? Mau ngasih donasi?" tanya Rama gugup, pria itu meski sudah dewasa ternyata innocent juga.

"Mas, beneran Mas Rama gak apa-apa kalau kita nikah habis Vanya sidang? Kenapa gak nolak aja sih permintaan Babeh? Vanya kan baru Bab 3 apa gak kelamaan?" Vanya mulai gusar.

Melihat gadis yang dicintainya itu cemas, Rama menarik nafas dalam. Sejujurnya Rama juga agak keberatan dengan syarat calon mertuanya tapi Rama gak punya pilihan.

"Vanya, selama ini dalam hidup Mas gak pernah menginginkan sesuatu yang begitu besar seperti Mas menginginkan Vanya sebagai pendamping hidup, maka Mas rela buat nunggu. Masa hanya karena nunggu Vanya lulus kuliah aja Mas ngeluh iya kan?" ujar Rama santai.

Sepasang mata elangnya memancarkan aura keyakinan, hal itulah yang sejujurnya membuat Vanya memilihnya, pria itu gak pernah terlihat ragu padanya sedikit pun, sehingga Vanya merasa sangat berarti saat bersama Rama, perlakuan yang gak pernah ia dapat dari Rainbow.

"Jadi Mas gak masalah?"

"Enggak, karena saya dan kamu hanya cukup menambah kuota sabar, kamu mau berusaha buat skripsinya biar cepat selesai kan? Karena Mas tahu, kamu gak mau mengecewakan Mas," lagi-lagi Rama selalu tahu bagaimana cara membuat Vanya berhenti mengeluh.

Mendengar harapan Rama, Vanya refleks menunduk, sejujurnya dia sekarang lagi gak percaya diri dengan skripsinya tapi dia gak mau membuat Rama khawatir, alhasil dia hanya bungkam.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 20, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

TAKKAN LARI JODOH DIKEJARWhere stories live. Discover now