21. Silih Berganti

553 45 13
                                    

Allahumma shalli 'ala sayyidinaa Muhammad wa'ala aali sayyidinaa Muhammad.

Pergunakanlah hidupmu di jalan kebaikan, selama Allah memberimu kesempatan. Banyak dari mereka yang telah pergi, meminta kembali ke dunia ini. Hanya untuk mengerjakan satu amalan, yang bisa menyelamatkannya dari siksaan.

~Takdirku~

***

Kebahagiaan demi kebahagiaan dapat Shila rasakan hari ini. Selain mendapat kabar dari Lisna yang telah melahirkan anak pertamanya, kabar bahagia juga dibawa Elsa tentang dirinya yang tengah hamil. Yang membuat Shila semakin menganga tak percaya, sebab usia kandungan temannya itu sudah memasuki minggu ke 9. Itu artinya, saat mereka bertemu beberapa Minggu yang lalu, rupanya Elsa telah mengandung.

Ini merupakan nikmat yang patut disyukuri, karena apa yang Elsa harapkan selama ini telah ia dapatkan. Siapa yang dapat menyangka, minggu lalu keadaan masih biasa-biasa saja, tapi sekarang semuanya tampak luar biasa. Shila pun dapat merasakan euforia yang tercipta ketika Elsa dengan semangat menceritakan awal ia mengetahui kehamilannya.

Begitu sampai di klinik tempat Lisna bersalin, Shila tak banyak membuang waktu. Secepatnya ia menarik Elsa supaya bisa sampai ke ruangan yang sudah Lisna beritahu saat di telepon.

"Shil, sabar dong, buru-buru banget, mau ke mana sih," tegur Elsa di tengah dirinya yang masih berusaha mengejar langkah Shila agar tak terseret-seret.

"Ayo El, aku udah gak sabar mau lihat bayinya Lisna."

"Iya, tapi kamu jangan melupakan aku dong. Aku lagi hamil loh, kalau janin aku kenapa-napa karena kamu ajak aku lari seperti ini, bagaimana?"

Spontan, langkah Shila terhenti. "Maaf, aku lupa," katanya menyesal.

"Ya udah, kalau begitu kamu duluan aja. Nanti aku nyusul."

Bukannya kembali berjalan, Shila malah menggeleng pelan. "Aku mau bareng sama kamu aja. Gak tega kalau aku harus ninggalin kamu demi bisa sampai secepatnya."

"Tapi aku gak papa loh."

"Aku juga gak papa." Shila lekas merangkul bahu Elsa. Lantas, keduanya mulai berjalan beriringan.

Tepat di depan pintu ruang anggrek, Shila dan Elsa mematung. Matanya begitu jeli, melihat siapa saja orang yang ada di dalam ruangan dari arah jendela. Setelah memastikan tak ada orang asing, mereka pun melangkah masuk.

"Assalamualaikum."

"Wa alaikumsalam warahmatullah," jawab Lisna dan suami sambil mendongak. "Hai, akhirnya kalian datang juga." Mata Lisna berbinar ceria.

"Lisna, barakallahu lakum fil mauhubati lakum," doa Shila seraya memeluk sekilas temannya.

"Terima kasih Shila, sudah mau menjenguk ke sini."

"Iya A, sama-sama. Aku turut bahagia atas kehadiran buah hati di tengah-tengah kalian." Diam sesaat, "eh, boleh gendong dede bayinya gak?"

Tanpa mengiyakan, Lisna langsung memberikan bayi dalam gendongannya pada Shila. Begitu bayi berpindah tangan, senyum yang terpahat di bibir Shila semakin bertambah lebar. Berkali-kali ia mencium pipi bayi itu sampai akhirnya si bayi menggeliat tak nyaman.

"Masya Allah, cantiknya."

"Hidungnya mancung ya." Untuk menanggapi ucapan Elsa, kepala Shila bergerak naik turun. "Persis seperti ayahnya," tambah Elsa sambil mengusap pelan pipi si bayi.

Takdirku ✓Where stories live. Discover now