4

1.9K 150 5
                                    


-PERTEMUAN KEMBALI-

***

Acara sudah berlangsung satu jam yang lalu, namun Elena masih berdiri kikuk di ujung ruangan luas yang sudah di dekorasi menjadi pesta yang sangat indah. Lampu-lampu kecil di atas bagaikan bintang yang tersusun mengikuti tali putih bercahaya, membuat semua pasang mata tidak akan mengabaikannya. Elena mengeratkan pegangannya pada tas kecil yang ia pegang. Sekali lagi menatap kaca gelap yang ada di sekeliling ruangan, mengirimnya pada pemandangan malam yang sempurna. Gedung-gedung menjalar dengan berani seperti menantang langit yang diam, dengan cahaya-cahaya berantakan yang berkelip seperti sebuah ikan di sungai yang jernih. Elena menyukai kenyataan bahwa di sana ada beberapa nyawa yang mungkin merasakan apa yang ia rasakan kini. Kesendirian yang terus mencekam meskipun ia berada di tengah keramaian pesta yang mewah.

Beberapa kali, Tante Sindy melihatnya dengan garang. Menatapnya seakan melarangnya untuk mendekati dua orang yang tampak paling bersinar di ruangan itu. Lirikan tajam dari wanita paruh baya itu membuat Elena diam tak mendekat. Bersembunyi di antara kerumunan orang di depannya yang tampak bahagia dengan pasangannya masing-masing. Bukan rahasia lagi bahwa orangtua Bara sangat membencinya. Elena hanyalah batu sandungan di bawah kaki anaknya yang gemerlap seperti batu permata. Elena hanya perempuan tidak tahu diri yang beruntungnya dicintai oleh anaknya. Elena tahu cepat atau lambat, akan datang waktu di mana ia berdiri di sini. Tapi ia bersyukur, setidaknya Bara mau melepasnya kali ini dan tidak membuat wanita itu menginjak perasaannya sekali lagi.

Bayangan wajah Elena terpantul pada gelas kaca yang ia pegang. Menampakkan seorang wanita berwajah kosong, mata menyala yang menatap dingin, dan bibir merah yang mengatup rapat. Dia harus mempertahankan wajahnya lima belas menit lagi. Ia harus mengucapkan beberapa patah kata kepada Bara sebelum ia meninggalkan ruangan ini.

Elena meletakkan minumannya lalu melangkahkan kakinya pelan menuju tengah ruangan. Melihat seorang perempuan cantik dengan rambut pendek kemerahan yang tergerai sempurna tampak memasang senyum kepada semua orang. Tubuh perempuan itu terbalut gaun satin bewarna hijau tua dengan kalung permata yang menggantung indah di lehernya. Gaunnya yang ketat namun tidak berlebihan, apalagi dengan tali kecil yang melekat sempurna di bahunya sepenuhnya telah menunjukkan tubuh dengan lekuk mematikan milik pemakainya. Tubuh seorang model terkenal dengan bayaran tertinggi di negara ini tidak akan berbohong meskipun di balut selembar kain putih polos sekalipun.

"Elena .."

Seperti biasanya, laki-laki itu menangkap matanya pertama kali. Berjalan ke arahnya seperti seorang malaikat yang membawa kehidupan baru untuk wanita yang telah lupa cara bernapas. Laki-laki itu, dengan senyumnya yang terlihat sedih, menatapnya seperti dia adalah sumber kehidupannya yang telah kembali dari perjalanan yang sangat panjang. Meninggalkan perempuan bergaun hijau itu dengan wajah tajam yang seperti menguliti Elena saat ini.

Bara, bisakah kau tetap di situ dan menungguku untuk menghampirimu? Mengapa kau selalu berjalan mendekatiku bahkan sebelum aku menghentikan langkahku ini. Aku bahkan berkorban banyak perasaan untuk melihatmu saat ini.

"Aku kira kau tidak datang malam ini. Aku menunggumu. Aku menunggumu, Elena," kata laki-laki itu dengan wajah sedih.

Elena menggigit bibirnya pelan, melihat perempuan di belakang Bara mulai mendekatinya. "Aku pasti datang, aku sudah mengatakan itu padamu kemarin."

Samira mengalungkan tangannya di lengan Bara. Mengaitnya dengan gerakan yang tegas seperti memberikan peringatan bahwa Bara adalah miliknya. Elena hanya tersenyum kecil. Merasa sedikit aneh bahwa perempuan seperti Samira merasa terganggu dengan kehadirannya. Dilihat dari sudut manapun, Samira mempunyai semua yang perempuan inginkan dalam sebuah kehidupan. Keluarga yang sempurna, kecantikan, uang, popularitas, dan tubuh yang sempurna. Seharusnya perempuan itu bisa melihat bahwa Elena bukanlah seseorang yang bisa menyainginya.

BELENGGU [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang