3: Gerald Bisa Bilang Makasih

5.8K 557 57
                                    

Sebenarnya, Wika telah berjanji pada diri sendiri untuk tidak menginjakkan kaki di rumah Gerald. Namun, demi menuntaskan urusan dengan lelaki itu-dia sempatkan diri datang ke sini. Sangat tidak mungkin membawa pakaian si muka datar ke kampus.

Saat Wika keluar mobil, Edgar menatapnya penuh kebingungan. Pria itu baru saja akan keluar.

"Wika?" kejut Edgar.

"Iya, Bang," jawabnya, "ada Gerald nggak, Bang?"

"Oh, Gerald? Udah ke kampus tadi."

"Oh."

"Samperin aja langsung ke kampus. Kalian, kan, ada di kampus yang sama."

Wika cukup terkejut mengetahui hal itu. Jika dihitung, mungkin mereka ada di angkatan yang sama. Namun, selama menjalani masa kuliah, dia tidak pernah melihat wajah Gerald saat di kampus.

"Kamu nggak tahu dia fakultas apa?" Pertanyaan Edgar membuatnya menggeleng. "Ekonomi, Jurusan Akuntansi."

Wika membalas dengan anggukan. Dia tahu di mana letak bangunan Fakultas Ekonomi. Memang agak sedikit jauh dari fakultasnya, tetapi demi menuntaskan dendam-Wika tidak masalah jika harus datang ke sana.

"Ya, udah. Makasih, Bang," pamitnya pada Edgar.

Wika segera menuju mobil. Cuaca hari ini sangat mendukung untuk menyampaikan kebenciannya pada Gerald. Lelaki itu pasti tak akan mengira bahwa dia mau repot menghampiri di kampus.

Bisa Wika bayangkan, bagaimana wajah datar itu berubah menjadi terkejut.

_______

Mobil sampai di area parkir Fakultas Ekonomi. Baru saja Wika menginjakkan kaki untuk menuju bangunan tersebut, Gerald sudah berjalan ke arah mobilnya sendiri. Sungguh suatu kebetulan.

Langkah Wika pasti menuju Gerald. Saat sampai di hadapan lelaki itu, dia melempar paper bag ke arah wajah tunangannya tersebut.

Sial! Wika sangat kesal karena Gerald dengan sigap menangkap benda itu. Niatnya tak tersampaikan. Jika sudah begini, Wika harus mundur secepatnya, dan kembali menyusun strategi untuk balas dendam pada Gerald.

Wika berbalik meninggalkan Gerald dan temannya.

"Makasih."

Langkahnya terhenti. Memastikan siapa yang mengucapkan itu, Wika menoleh ke tempat di mana Gerald berdiri tadi. Lelaki itu hanya membalas tatapannya sesaat, kemudian memutuskan untuk beranjak dari sana.

Untung saja Gerald langsung memutuskan untuk angkat kaki. Jika tidak, sudah bisa dipastikan-Wika akan mengeluarkan perkataan tajamnya untuk membuat Gerald bungkam.

Jam kuliah baru saja selesai. Hari ini Wika tidak banyak bicara bersama teman-teman, lebih tepatnya menghindari.

Dia tidak suka jika mereka terus bertanya tentang perjodohannya, dan menyangkut pautkan dengan kepergian Tomi.

Banyak yang bilang Wika beruntung karena bisa mendapatkan Gerald. Lelaki itu baik dan tutur katanya selalu sopan. Astaga, mereka tidak tahu tentang kenyataan lisan Gerald yang sebenarnya.

Meninggalkan kampus, tujuannya adalah kembali ke rumah meskipun ada beberapa teman mengajak nongkrong terlebih dahulu. Jelas saja ditolak oleh Wika, pembahasan mereka pasti hanya berputar tentangnya saja.

Entahlah, sejak kepergian Tomi dan perjodohannya, Wika merasa bak seorang aktris yang tengah naik daun. Sangat populer.

Mobil yang dikendarainya kini melaju membelah jalanan. Wika merasakan ada perbedaan dengan mobilnya, agak sedikit goyang. Segera dia menepi demi menghindari kecelakaan.

Tunanganku bukan Cintaku (TAMAT) ✓ #3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang