"aku menginginkanmu"
Alaric membelalakan matanya mendengar kalimat singkat yang keluar dari bibir gadis ini. Keningnya berkerut tanda ia bingung dan tidak mengerti maksud dari perkataannya. Gadis cantik didepannya ini menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa Al artikan.
"maksud lo apa?" setelah hening beberapa detik, Alaric menanyakan apa maksud perkataan gadis aneh ini
"gak usah pura-pura gak ngerti. Kamu paham betul apa yang aku maksud" ucapnya datar
What??? Alaric mengerjap ngerjapkan matanya. Wajah tampannya terlihat melongo seperti orang bodoh. Sungguh ia kebingungan dengan tingkah gadis aneh yang satu ini. Bukannya tidak mengerti. Malahan ia sudah sering mendengar banyak wanita yang menginginkannya dan rela melakukan apapun untuk bisa dekat dengannya. Tapi gadis ini? Gadis yang sekarang berdiri dihadapannya ini bahkan tidak terlihat seperti wanita murahan yang selalu gencar mendekatinya. Bahkan saat ini saja gadis itu hanya menatapnya datar. Tidak seperti gadis gadis lain yang menatapnya dengan tatapan menggoda.
"kenapa? Apa kamu masih tidak paham dengan maksud ucapanku?"
Lihat, gadis ini berkata santai dengan ekpresi datar. Tidak ada sedikitpun hasrat menginginkan dari raut wajahnya. Sebenarnya apa maksud dari gadis aneh ini? Apa dia sedang memainkan lelucon? Atau dia sedang mempermainkanku? Oke, baiklah. Mari kita ikuti permainannya. Alaric melangkah mendekat menghapus jarak diantara mereka. Dapat ia lihat ekpresi datar gadis didepannya ini perlahan berubah walau hanya sekilas, Al dapat melihat wajah datar gadis ini bergeming. Alaric mengeluarkan smirk nya lalu perlahan dia menunduk hingga wajahnya tepat berada didepan wajah gadis cantik tapi aneh ini.
''jadi, lo menginginkan gue? Seorang Gracia annalise menginginkan gue? Gue merasa sangat terhormat sekali. Waww.. dan gue bukannya gak ngerti tapi gue Cuma heran aja, bukannya lo pernah bilang kalau lo benci banget sama gue?"
Gadis ini menelan salivanya. Menatap Alaric dengan jarak sedekat ini membuat darahnya berdesir hebat dan jantungnya berdetak kencang. Gracia merasa sangat malu. Memang benar yang dikatakan Alaric. Entah sudah berapa kali Gracia mengatakan bahwa ia membenci Alaric. Tapi sekarang, ia malah mengatakan bahwa ia menginginkan cowok ini. Sungguh memalukan. Tapi Gracia harus tetap melakukannya. Alaric tersenyum tipis melihat wajah datar tadi perlahan bersemu karenanya. Semua wanita pasti akan bersemu jika seorang Alaric menatapnya sedekat ini. Ah, pesona ku memang susah untuk di tolak, bahkan untuk gadis berwajah datar seperti dia.
"kenapa? Apa alasannya lo menginginkan gue?" Alaric bertanya sambil tetap menatap wajah gadis cantik itu. Menatap manik mata itu lekat dan kali ini dibalas dengan sama oleh Gracia. Menatap wajah menyebalkan cowok itu dengan sama lekatnya. Berusaha untuk tidak gentar
Gracia tetap diam tanpa mau menjawab pertanyaan cowok itu. Sebisa mungkin ia mengontrol ekpresinya agar tidak terintimidasi oleh tatapan mata indah itu. Alaric masih menunggu gadis itu berbicara. Masih dengan posisinya yang menunduk mensejajarkan wajahnya didepan gadis yang notabennya lebih rendah dari tinggi badannya.
Hingga beberapa saat kemudian Gracia tetap diam hingga membuat Alaric jengkel apalagi lehernya sudah pegal karena terlalu lama menunduk. Dengan kesal ia menghembuskan nafas,mengangkat kepala dan bersiap mengeluarkan kata-katanya untuk gadis ini. Namun, sebelum kata-kata itu meluncur dari mulutnya, Gracia mengalungkan tangannya di leher Alaric dan menariknya semakin dekat hingga cowok itu terdiam dan beberapa detik kemudian mata bulatnya terbelalak saat sesuatu yang lembut menyentuh bibirnya. Gadis aneh ini menciumnya. What the hell.. is she insane?
YOU ARE READING
FRAGILE
Teen FictionJika kebanyakan anak-anak menyukai Disney, dongeng tentang sang pangeran dan putri, lain hal nya dengan Gracia Annalise Winata. Sedari kecil ia sangat tidak menyukai Disney terutama cerita Cinderella. Sesuatu yang sangat jarang terjadi karena kebany...
