gemuruh hati

82 20 13
                                    

" Cukup doa saja yang bekerja. Aku gemakan namamu ke angkasa, itu jauh lebih mulia "

🍂🍂🍂


Kemarin adalah hari yang bisa dibilang beruntung juga buntung. Syukurnya matakuliah PAM diliburkan. Ada urusan mendadak yang membuat Dosen pengajar tidak bisa masuk kelas. kalau tidak Kayla sudah benar-benar terlambat. Tapi Buntungnya ia salah masuk kelas.

Malu? Tentu saja. Gimana tidak. Ketika ia mengucap salam. Seluruh mata didalam kelas tertuju padanya. Termasuk satu orang yang ia kenali. Lebih tepatnya ia kagumi. Ialah "Haris". Nama yang selama ini ia gemakan dalam setiap sujud terakhir maupun tasyadud akhir.
Haris merupakan kakak tingkat Kayla. Walau beda prodi namun satu fakultas. Jadi ya pernah ketemu, walau jarang.

Lelaki ini terkenal akan kebaikan hatinya, santun tutur katanya, tidak banyak tingkah, pintar, akhlaknya luar biasa, agamanya bagus, bukan hanya baik dalamnya luarnya pun MasyaAllah.. meneduhkan.

Wajahnya selalu terlihat sejuk dipandang. Mungkin sebab tak lekang dari basuhan air wudhu.
Iseng. Setiap adzan berkumandang Kayla selalu berada diseberang gedung depan masjid. Dilantai atas, menunggu kaum adam satu itu. Benar tidak akan omongan beberapa kaum hawa. Jikalau ia selalu ontime berjamaah dimasjid, bahkan beberapa menit sebelum azan sudah berada disana.

Ternyata benar. Hanya bisa berucap MasyaAllah lagi. Beberapa kali Kayla juga melihat dijam-jam pagi menjelang siang ia selalu menuju masjid yang terletak di tengah kampus itu.

Menurut Kayla dia itu "Jodoh abble" sekali. Saat acara seminar Islamic Economic and Business . Ia tampil sebagai pembuka acara. Membacakan ayat suci Al-Qur'an. Lantunan-lantunannya membuat Kayla merasa tentram dan damai.

Sejuk sekali.. seketika berharap. Oh Allah, semoga suatu saat nanti engkau menakdirkan seseorang seperti dia menjadi imamku.
Ah bukan.. hatiku berkata. Dia saja Ya Allah, Imam Pilihan itu. ~

▫▫▫

Kayla menuju ke supermarket terdekat membeli beberapa snack dan buah-buahan. Untuk dibawa ke panti asuhan pelangi bersama dengan komunitas senyum kita yang dia ikuti. Kunjungan tersebut merupakan agenda bulanan. Setiap satu bulan biasanya 2-3 kali. Tempatnya pun berpindah-pindah, tidak melulu di satu panti saja.

Setelah kurang lebih 20 menit ia keluar dari supermarket dengan membawa belanjaan tiga kresek besar.

Sekarang ia berpikir. Bagaimana membawa kresek besar itu? Padahal ia hanya seorang diri, ditambah lagi hanya memakai sepeda motor saja.

Kayla mengambil handphone didalam tasnya. Kemudian mengetik pesan singkat beberapa kali. Dilanjutnya dengan melakukan panggilan, entah siapa orang yang ia hubungi.

Dilihat dari raut wajahnya yang sedikit masam. Sepertinya panggilan tersebut belum diangkat oleh orang itu. " Dasar Sekar... pas dibutuhin gini hilang ditelan bumi! ", katanya menggerutu.

Salahnya juga ia tadi menyanggupi tawaran untuk membeli barang-barang. Niatnya baik tapi jadi susah sendiri.
Apa pesan ojek online saja? pikirnya dalam hati.

" Kayla!, " Seru seseorang yang tak jauh dari tempat Kayla berdiri. Spontan ia menengok. Melihat sosok yang memanggilnya.

"Mbak Fatimah..! " ucapnya senyum sedikit terkejut.

The Matchmaking MarriageOù les histoires vivent. Découvrez maintenant