[13] Comfortable

Začít od začátku
                                    

Mengikuti instingnya, Elle langsung memeluk tubuh besar Davion di hadapannya. Dadanya terasa bergetar karena geraman itu masih terdengar, bahkan semakin jelas ketika tubuh mereka bersentuhan.

"Sebaiknya kita selesaikan ini segera," ucap Davion terlampau cepat. Ia melepas pelukan itu dengan sedikit tak rela dan mengambil wadah berisi air hangat beserta handuknya. Ia mulai mengusapkan handuk itu di atas permukaan kulit Elle dengan sangat hati-hati. Elle terus diam, tatapannya tak pernah beralih dari wajah matenya. Lacey bahkan terus saja memuja betapa beruntungnya mereka memiliki mate seperti pria itu.

Setelah selesai, mereka keluar kamar mandi. Davion membantu Elle mengganti pakaiannya, bahkan pakaian dalamnya. Entah mengapa, melihat Elle telanjang dalam keadaan tak sadar lebih menggoda daripada ketika gadis itu sadar.

Davion menggelengkan kepalanya, mencoba mengenyahkan pikiran-pikiran kotor yang terus bergaung di kepalanya. Didukung dengan Remus yang terus mengirimkan pikiran-pikiran yang semakin membuatnya pusing. Hasratnya yang memuncak membuat kepalanya semakin pening.

'Sialan kau Remus!' geramnya. Dan Remus hanya menggonggongkan tawanya.

***

Beberapa hari Davion selalu menuntun Elle agar bisa beradaptasi dengan lingkungan barunya. Gadis itu sering takut bila bertemu dengan orang baru, termasuk pada laki-laki. Awal yang cukup baik ketika ia mengenalkannya pada kedua orangtuanya yang baru saja datang hari itu. Elle sudah mulai terlihat lebih berani. Gadis itu akan membalas setiap pertanyaan maupun obrolan yang ditujukan untuknya meskipun hanya seadanya dan lebih terdengar seperti gumaman. Meski begitu, Elle sering tersenyum atau tertawa kecil ketika seseorang mengajaknya bercanda dan menghiburnya. Bahkan ketika mereka hanya berdua, Elle sering tertawa lepas saat Davion menggodanya. Itu adalah kemajuan yang cukup pesat. Ia tak perlu melihat Elle yang terlihat ketakutan lagi setiap saat dan melihat gadis itu terus mengikutinya seperti anak ayam.

"Kau yakin?" tanya Davion pada Ravel. Mereka berdua serta Betanya berada dalam satu ruangan untuk membahas sesuatu.

Ravel mengangguk yakin, "Aku yakin, aku bisa mengatasi masalah seperti ini. Anggap saja latihan untukku. Kau cukup mengawasiku saja seperti biasa," ujarnya. Davion mengangguk paham.

Atensinya beralih pada betanya, "Dan kau, jangan lupa untuk mengatasi masalah yang jadi bagianmu. Jika keadaan sudah mendesak, aku akan turun langsung." Regan mematuhinya. Setelahnya mereka hanya berbincang-bincang ringan, masih sesekali membahas pekerjaan mereka.

Tiba-tiba saja penciuman Davion merasakan aroma matenya berada dekat dengan tempatnya. Pendengarannya yang tajam juga menangkap suara bisikan dari seseorang di depan pintu ruangannya. Ia tersenyum geli. Sepertinya gadis itu telah bangun dan mungkin sedang mencari dirinya.

Dan baru saja ia berpikiran demikian, suara pintu yang diketuk mengalihkan perhatian ketiga pria di sana. Regan yang sedang membaca beberapa berkas dengan Ravel disampingnya.

'Alpha, Nona ingin menemui Anda.' Seorang omega berbicara dari luar ruangan. Davion menyuruh omega itu untuk mempersilahkan matenya masuk.

Senyumnya semakin mengembang ketika melihat Elle berdiri di ambang pintu sambil menatapnya, kemudian langsung menunduk dalam ketika menyadari ada orang lain di ruangan itu.

"Kemari." Gadis itu sedikit mendongak ketika mendengar suara seseorang yang sejak tadi dicarinya. Ia berjalan dengan canggung. Menyadari itu, Davion memindlink Ravel dan Regan untuk tidak menatap matenya. Dan sontak saja kedua pria itu menyadari perbuatan mereka dan melanjutkan aktivitasnya.

BLE MOU ✓Kde žijí příběhy. Začni objevovat