🌸BERANGKAT🌸

5.5K 321 8
                                    

Alika Pov

Sunyi....
Satu kata tersebut yang bisa mendeskripsikan keadaan dilantai bawah. Tiba tiba aku mendengarkan ada langkah kaki dari lantai dua. Aku terdiam kaku, aku penasaran dengan suara langkah siapa itu tapi kuurungkan niatku untuk membalik badan.

Suara langkah kaki itu menuruni tangga. Aku masih terdiam ditempat ku tanpa ada niatan untuk bergerak.

Lalu, suara itu berhenti dan tiba tiba aku mendengar suara.

"Apa yang kau lakukan?" tanya suara tersebut yang membuatku loncat dan kabur ke arah sofa.

Dan menutup mataku, aku takut dan terkejut.

"Siapa itu?" tanyaku gugup.

"Hey! Ini aku. " Dan ternyata itu adalah kucing yang tidur bersamaku.

Huuh...  Membuatku terkejut saja kucing ini. Aku hanya menatapnya dengan raut sedikit kesal.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya nya untuk yang kedua kalinya.

"Aku mencari seseorang yang bisa kutanyai pakaian apa yang akan aku kenakan untuk pertama masuk sekolah nanti. " Jawabku padanya.

"Kenapa kau tidak bertanya padaku?" dia pun kembali bertanya padaku.

"Karena kulihat kau masih tidur dengan pulas, aku hanya tak ingin mengganggu tidurmu. "

"Jadi, kau mau aku menjawab pertanyaan mu tersebut atau tidak?" tanya kucing tersebut. Yakin, ini bukan robot atau semacamnya? Aku sedikit kesal dengan tingkah kucing ini tapi aku harus sabar.

Ya, sabar.

"Ya ya baiklah. Jawablah pertanyaan ku tadi. "

"Untuk hari pertama sekolah kau hanya memakai rok pendek selutut, baju berkerah lengan panjang, rompi. Itu saja. "

"Lalu sepatu?"

"Itu terserah kau mau memakai yang bagaimana?"

"Hmm... Terima kasih karena telah memberitahuku. Oh iya, apa kau lapar? Kalau kau lapar aku bisa memasakkan sesuatu untukmu. "

"Ya, sebenarnya aku lapar. Hanya saja aku tak yakin apa kau bisa memasak? Mengingat sekarang bukan lagi di tempat manusia. Kau tahu itu bukan?" ucapnya yang diakhiri dengan bertanya.

"Bukankah bisa dengan menggunakan kekuatan api?" tanyaku kembali.

"Memangnya kamu bisa?" tanyanya yang seakan-akan ragu atas pernyataan ku tersebut.

"Mungkin? Setidaknya mencoba lebih baik bukan?"

"Lakukan sesukamu." balasnya sambil  menggulingkan tubuhnya ke arah bantal sofa.

Setelah itu aku pun segera beranjak dari sofa menuju ke dapur. Ya, awalnya aku mencari bahan-bahan yang bisa ku masak, aku mencari dilaci dan tempat yang biasa ditaruh makanan. Lalu setelah mendapatkan beberapa sayuran dan sebuah kantung berukuran sedang yang isinya adalah jamur.

Banyak juga.

Lalu aku pun mulai berpikir akan membuat masakkan yang pernah kulihat disiaran Tv saat di tempatku yang dulu.

Aku pun mulai berkonsentrasi agar aku ditanganku bisa keluar api. Ya, konsentrasi ini tak membutuhkan waktu yang lama seperti yang sebelumnya. Lalu disini seperti ada tempat yang bisa kutaruh api ku disitu dan diatasnya ditaruh sebuah wajan.

Seperti kompor tapi apinya alami.

Ya, aku pun mulai memasukkan bahan-bahan masak tersebut dan mulai memasak.

🍲🍲🍲🍲🍲🍲🍲🍲🍲🍲🍲🍲🍲🍲

Membutuhkan waktu sekitar 15 menit untuk memasak seperti ini. Aku memasakkan dengan porsi yang bisa dibagi dengan yang lain. Kau tahu bukan siapa yang kumaksud? Ya, mereka yang telah membawaku ke negeri yang belum ku ketahui dengan pasti ini.

Setelah masakkan buatanku jadi aku pun segera membawa dua piring makanan itu keluar. Satu untukku dan satunya untuk si kucing.

Belum sempat aku duduk di lantai kucing tersebut sudah duduk didepanku. Dia pun langsung makan dipiring yang piring tersebut masih berada ditanganku.
Lalu segera kuturunkan piring tersebut dihadapannya lalu aku pun mulai makan.

Tap, tap, tap. Bunyi langkah kaki yang terdengar mendekat ke arahku.

"Cepat sekali kalian berdua bangun." Ucap suara tersebut yang tak lain adalah kak Yuyu.

"Ya begitulah, Kakak mau makan?" tanyaku menawari makanan padanya. "Hmmm, sepertinya lezat. " balasnya.

"Kalau kakak mau ambil saja di dapur, sudah tersedia." Ucapku.

"Baiklah. " Dan aku pun segera melanjutkan makanku. Lalu kualihkan pandanganku kearah kucing itu dan melihat piringnya sudah habis. Bersih.

Oh iya, aku ingin bertanya sesuatu padanya. Yaitu identitas kucing tersebut.

"Hey, aku ingin bertanya sesuatu padamu. " Ucapku padanya.

"Bertanya apa? Silahkan aku akan menjawabnya. " Balasnya.

"Bisa kau jelaskan tentang identitas dirimu?" tanyaku padanya.

"Ya, jadi namaku adalah Verona. Kau bisa memanggilku Vero. " Balasnya. Lalu setelah itu diapun melanjutkan perkataannya.

"Lalu apa alasanmu disini?" tanyaku.

"Untuk membantumu." Jawabnya

"Membantuku? Apa yang kau maksud? Kita baru berkenalan. Lalu untuk apa kau membantuku?" aku bertanya dengan beberapa bertanya sekaligus.

"Yang kumaksud adalah kehadiran ku di padamu adalah tujuannya membantumu. Aku membantumu karena perkataan seseorang, seseorang tersebut telah menyelamatkan nyawaku dan adikku maka dari itu aku ingin membalas kebaikan dirinya. " Ucapnya menjawab pertanyaanku tadi. Aku penasaran siapa seseorang yang dimaksud oleh Vero?

Setelah dia duduk aku pun mulai mengajukan pertanyaan, "Siapa yang menyelamatkan nyawamu dan adikmu?" tanyaku.

"Ibumu." satu kata yang membuat hatiku terasa tersentuh. Orang yang selalu kudambakan setiap malam yang bahkan aku tak tahu akan keberadaan dirinya.

Aku yang belum mengenal secara pasti tentang ibuku pun mulai lanjut bertanya pada Vero, "Lalu bagaimana ibuku? Apakah ia baik?" tanyaku yang mungkin terdengar lucu sehingga Vero tertawa.

Kucing tertawa? Ya, begitulah.

"Ini lucu, kalau ibumu tidak baik tak mungkin ia menolong nyawa kami bukan?"































Ayeeee kambek gaeesss.

Saya sakit beberapa hari sehingga di opname tapiii sekarang dh sembuh kok☺.


BERSAMBUNG
o(〃^▽^〃)o

Academy Of MagicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang