Part 31 [19.11.2020]

17.1K 688 213
                                    

Kiara's POV
Hanya menatap Mevil yang serius mencari baju saja sudah bisa membuatku bahagia. Ia benar-benar mencarikan baju couple saat ini, bukan hanya teliti, ia mencarikan baju yang tidak kentat dan tidak tembus pandang ditambah ia ingin aku tetap terlihat cantik memakainya tanpa membuatnya terlihat ngepres dengan perutku yang besar.

"Ini kainnya halus tapi katanya tidak ada ukuran XXL cuma ada XL. Sepertinya kamu tidak akan cukup jika cuma XL."

"Belum dicoba tapi sudah dibilang tidak cukup." Celaku membuat ia mendelik melihatku.

"Tidak perlu dicoba sudah bisa ditebak tidak akan cukup. Semua baju yang kamu pakai kubelikan ukuran XXL tau. Aku kan sering beli baju untukmu, jadi aku tau ukuranmu dan apa yang cocok untukmu."

"Oke, oke pak bos. Aku ikut saja dengan apa yang ingin pak bos belikan untukku."

"Duduk di sana saja. Tidak perlu ikut ke sini. Nanti kamu kecapean."

Aku tertawa melihatnya yang menggiringku pelan untuk duduk sebelum mengecup puncak kepalaku dan meninggalkanku di kursi tunggu.

Mevil yang begitu bengis bisa menjadi semanis ini berkat Kia. Terima kasih nak, karenamu ayah tidak lagi menjahati ibu. Omooo, aku bahkan menyebut Mevil sebagai ayah. Tiba-tiba aku merasa malu sendiri dengan sebutan yang kuciptakan.

"Kiara, ini bagus deh. Cocok buat kamu. Kainnya halus, warnanya biru cerah tapi tidak tembus pandang dan yang paling penting ada ukuran XXL. Ayo dicoba."

Tak perlu dicoba sekali lihat saja aku tau bahwa baju itu akan melekat baik ditubuhku. Tapi dibanding Mevil akan marah-marah lebih baik kuturuti saja permintaannya. Aku mencoba baju itu dan Mevil tersenyum puas sambil mengacungkan jempolnya. Senyuman manis itu yang selalu bisa membuatku ikut tersenyum.

"Ayo sekarang kita pergi ke kebun binatang terlebih dahulu lalu ke sea world."

"Kita pergi ke kebun binatang yang mana?" Tanyaku penasaran, jujur saja aku tidak pernah pergi jauh sejak kedatanganku ke sini.

Selama ini aku hanya di rumah Mevil dan tidak pernah berinteraksi dengan banyak orang ditambah lagi aku juga tidak pernah berkeliling Korea. Bisa bayangkan jika aku keliling Korea sendiri tanpa tau bagaimana bicara dengan mereka. Bahasa Koreaku juga sangat buruk, jika Mevil tidak berbahasa Inggris dan Indonesia maka aku tidak akan bisa berinteraksi dengannya. Semoga pengalaman ini akan menjadi pengalaman berharga untukku.

"Kita akan ke kebun binatang Sajeonggongwon-ro, Jung-gu, Daejeon, salah satu kebun binatang yang terkenal di Korea Selatan."

"Kenapa milih ke sana? Apakah kebun binatang itu bagus?"

"Ini adalah satu-satunya kebun binatang di Daejeon. Jauh dari jantung kota tetapi ada sekitar 301 bus membawa yang beroperasi bolak balik ke sana."

"Terus nanti kita akan ke Sea World yang mana?" Tanyaku penasaran.

"Kita liat dulu apa kamu tidak kecapean untuk keliling kebun binatang"

"Oke,oke, aku padamu Bos"

Mevil mengamit tanganku dan menuntunku dengan pelan. Ia benar-benar memperlakukanku bagai barang pecah belah. Membuatku tanpa sadar tersenyum melihat tingkahnya.

"Tumben kamu tidak mengecek hpmu? Apa tidak masalah jika kamu tidak membukanya?"

"Sudah sejak kemarin aku tidak mengecek hp yang khusus untuk bisnis, biarkan saja. Toh saat ini kamu lebih penting dibanding bisnis yang tiada habisnya itu. Mari nikmati liburan kita dengan bahagia."

Mevil mengambil kameranya, ini kali pertama ia akan memotretku. Ia tersenyum memperlihatkan hasil bidikannya.

"Bagaimana? Cantik bukan? Sejak hamil kamu menjadi semakin cantik dan bersinar. Membuatku sampai tak bisa berkata-kata setiap melihat senyumanmu." Katanya penuh gombalan.

The Wind BlowsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang