02. Bentar masih belum sadar

269 51 24
                                    

"Ri, lo ga makan?" tanya Ilham yang sedang melahap mie kuah rasa kari ayam favorit nya. "WOI ARI!" teriak Ilham membuat Ari terperanjat kaget dan mengusap dadanya seolah berkata, untung jantung gue aman.

"Apasih Ham?"

"Lo mau makan ga?" tanya Ilham ulang. Ari menggeleng tanda tidak mau. "Emang lo udah makan?" lagi-lagi sosok Ilham bertanya membuat Ari ingin menimpuk teman nya ini.

"Gue gak mau makan, dan gue udah makan. Stop tanya gue lagi!" jelas Ari membuat Ilham terkekeh dan kembali melahap mie kuah nya dengan menonton video tiktok.

Ari kembali mengerjakan tugas nya. Dia pandai sekali matematika, fisika dan kimia. Sekarang dia sedang mengerjakan tugas matematika dengan gampang dan mudahnya tanpa ada kesulitan apa pun. Ari adalah ketua osis di sekolahnya. Beberapa hari yang lalu 39 siswa sudah dilantik dan diresmikan menjadi anggota osis.

Ilham termasuk anggotanya dia memegang status wakil ketua osis dua. Ilham biasa saja, mahluk bumi sederhana yang murah senyum, suka bercanda dan tak pandai matematika, fisika plus kimia. "Bisa dikit-dikit sih," jawab Ilham setiap ada yang bertanya tugas tentang ketiga mata pelajaran tersebut padanya.

"Ri, ini gimana nomor dua?" tanya Ilham sambil menyodorkan bukunya. Ari yang sedang malas menjelaskan pun memberikan buku nya. "Wih! Baik banget sahabat gue ini!" Senang bukan main Ilham langsung menyambar buku milik Ari dan menyalin nya ke dalam buku miliknya.

"Ham"

"Hem"

"Lo serius dikit napa gue mau curhat ini!" ucap Ari terlihat kesal.

"Lah ini gue juga serius ego. Gue lagi nyalin jawaban lo," jawab Ilham dengan santai. "Lo curhat aja gue dengerin, kuping gue alhamdulillah masih berfungsi dengan benar kok."

"Oke, gak jadi gue mau tidur."

"Off baperan, boz!" ucap Ilham dan tetap lanjut menyalin jawaban dari buku Ari.

Ari menutup kepalanya dengan selimut seolah tak memberi celah cahaya lampu masuk ke dalam selimutnya. Ari merasa sedang banyak pikiran.

Dua minggu yang lalu dia diputuskan oleh pacarnya. Bisa dibilang dia cinta pertama Ari. Hubungan mereka sudah berjalan satu tahun, banyak masalah? Pasti. Tapi, mereka coba lewati dengan sabar dan penuh kedewasaan. Ari selalu mengalah, mengalah dan mengalah. Ari takut kehilangan kekasihnya, dia sangat mencintai perempua nya itu. Sungguh sangat.

"Ri, makasih udah bikin aku bahagia hari ini!" ucap Bela dengan menampilkan senyuman manis nya. Senyuman manis yang bisa membuat darah Ari berdesir.

"Iya sama-sama Bel. Kamu masuk gih udah malem nanti masuk angin." Mendengar itu Bela mengangguk. "Aku pulang ya," lanjut Ari.

"Iya, hati-hati ya Sayang!" ucap Bela dan langsung lari masuk ke dalam rumahnya.

Ari tersenyum mengingat moment waktu malam itu. Malam kali pertama dia menyatakan perasaannya kepada Bela dan mendengar ucapan 'sayang' dari sosok yang ia sukai.

"Ari! Kamu kenapa bisa kayak gini? Pasti kamu ngebut dijalankan?! Kamu sih aku udah bilang jangan ngebut masih aja ngebut." Mendengar ocehan Bela, dia hanya tersenyum. "Tuh kan! Kamu malah senyum-senyum gitu! Ih nyebelin banget."

NOTHING IS PERFECT [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang