5 - Rahasia Ali

5.7K 275 160
                                    

Note :
Lebih baik membaca part 2-4 terlebih dahulu sebelum membaca ini.

Ali POV

Aku Ali. Entah kalian suka atau tidak kalau aku yang bercerita sekarang. Sebenarnya aku tidak mau bercerita, tapi penulisnya maksa.

Penulis bahkan mengancam kalau aku tidak bercerita nanti tokoh Ali akan dihilangkan. Astaga! Kejam sekali bukan? Jadilah aku menulis asal-asalan karena terpaksa.

Baiklah, langsung mulai saja. Aku tidak mau basa-basi. Tidak perlu kalimat pembuka seperti, 'Matahari hangat menyiram tubuhku,' atau 'Gerimis membungkus kota' dan sebagainya. Puh, buang-buang kalimat saja! Ini kan cerita bukan puisi.

Jadi begini...

Kalian masih ingat saat aku berkata pada Raib, "Aku su..." dan pada akhirnya aku malah berkata, "Aku sudah tidak ketombean lagi kan, Ra?" ?

Ya, pasti ingat lah! Kalian kan punya otak. Dan otak manusia memiliki kapasitas lebih dari 100 terabyte.

Nah, umm... aku agak malu mengakuinya. Tapi, saat aku berkata "Aku su..." sebenarnya aku... hendak berkata... "Aku suka padamu Raib."

Argh, ini memalukan sekali! Akhirnya, aku batal mengatakan hal tadi karena terlalu gugup.

Saat itu, tekanan darahku seolah naik menjadi 140/90 mmHG. Seperti mengalami hipertensi. Jantungku terasa seperti berdenyut 300 kali per menit—dua kali lebih cepat dibanding detak jantung janin—yang berarti empat kali lebih cepat dari orang dewasa.

Aku, orang yang super genius ini sungguh tidak tahu sedang mengalami penyakit apa. Yang aku tahu ini yang dinamakan... cinta?

Ah, omong kosong soal cinta! Sudahlah lupakan!

Oh ya, kalian juga harus tahu mengapa aku membuat cintanometer.

Sebenarnya, aku membuat cintanometer itu hanya bisa mendeteksi Raib apakah dia mencintaiku atau tidak. Bukan hanya mendeteksi Ra yang sedang jatuh cinta, lantas kita tidak tahu siapa yang dicintainya.

Jadi, kalau cintanometer berkedip pada Raib, tandanya Ra sudah pasti mencintaiku. Aku benar-benar senang sekali saat tahu alat itu berkedip pada Ra.

Aku juga membuat cintanometer untuk mendeteksi lelaki yang mencintai Raib. Ya, aku ingin waspada saja kalau ada leleki yang mencintainya.

Tapi aku bodoh sekali saat itu! Kalau kubuat cintanometer bisa mendeteksi lelaki yang mencintai Ra, tentu akan berkedip padaku juga.

Aku memang bohong saat berkata cintanometer itu rusak saat berkedip padaku. Karena kan aku memang mencintai Raib. Sangat.

Kalau soal aku memberikan kertas dengan tulisan I Love You, itu memang untuk Ilo, Vey, dan Ou. Haha, aku tidak percaya Ra bisa sege-er itu.

Sudah begitu saja. Aku malas bercerita panjang-panjang. Setidaknya aku sudah melaksanakan perintah penulis yang kejam itu. Bye!

***

_____________________________________________

Note :

Maaf kalau part kali ini agak pendek. Itu si biang kerok tidak bisa diajak bekerja sama. Ali malas sekali disuruh bercerita.

Oh iya, ada ig saya yg khusus buat gambar; @ fabila_art disitu ada fanart Raib Seli Ali juga... :)

Terima kasih sudah setia membaca sampai sini. Terima kasih juga vote dan comment kalian! Mohon maaf kalau masih banyak kesalahan.

Luv you♡

~fara_slsbl

___________________________________________

***

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Raib Seli dan AliWhere stories live. Discover now