#4

3.1K 244 18
                                    

Happy reading✨

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Happy reading
.
.
.

Jennie menggosok-gosokan kedua telapak tangannya, agar semilir udara dingin tak bisa menyentuh nadinya. Jennie merasa dirinya hampir membeku setelah sekitar 1 jam bersandar disamping mobil. Ia bahkan merasakan pegal di kakinya karena harus berdiri begitu lama, belum lagi saat angin berhembus membawa hawa dingin yang berlomba menusuk pori-pori kulitnya. Namun saat ia ingin mendudukan dirinya di bahu jalan, langkahnya terhenti dan refleks menangkap kunci yang terlempar ke arahnya.

Akhirnya datang juga, pikir Jennie.

Sang pria pelempar kunci nampak kewalahan untuk menyeret langkah seorang wanita yang sedari tadi meracau tidak jelas disampingnya. Ia nampaknya sedang mabuk. Dan Jennie berinisiatif, membukakan pintu mobil dan membantu si pria memasukan tubuh wanita itu ke dalam mobil.

"Daebak, kukira dia itu ringan!" teriak sang pria setelah berhasil memasukan si wanita ke jok belakang mobil dengan posisi tertelungkup.

Jennie yang mendengarnya hanya berdecih, pria berdasi itu bahkan hanya menyeret si wanita dari dalam club sampai mobil yang tak ada berjarak lebih dari 50 meter dari pintu masuk. "kau lemah sekali Park, bahkan aku yang kedinginan disini tidak cerewet sepertimu, kau ini pria macam apa sih?" jennie memukul pelan bahu lebar si pria.

"Yak! Kau meremehkanku? Mau kutunjukan seberapa hebatnya aku?" Kata Jimin disertai kekehan kecil dihadapan gadis manis itu.

Jennie hanya memutar kedua bola matanya. Park Jimin hanya seorang pria tidak waras yang menggoda seluruh wanita di Korea. Menggoda lalu berakhir dengan tawaran untuk menghabiskan malam bersama. Jennie agak sedikit was-was jika berada dalam jangkauan lelaki tampan yang tidak terlalu tinggi itu. Jennie bahkan tidak luput dari beribu-ribu wanita yang ditawarinya tidur bersama, namun dengan tendangan tepat di selangkangan seorang Park Jimin, Jennie bisa membungkam mulut erotisnya.

Jennie yang semula bersedekap dada beralih ingin membuka pintu di kursi pengemudi. Namun, dengan sekali hentakan di tangannya, ia akhirnya berbalik berhadapan dengan si pria pendek.

Jennie hanya menaikkan alisnya tak paham, lalu menghempas cekalan tangan Jimin di lengannya. Ia rasa ia sudah tidak punya urusan lagi dengan pria itu. Ia hanya harus mengantar wanita itu pulang dengan selamat dan mengambil bayaran atas jasanya.

"Hey, kau tak mau uang ya?" Jimin mengeluarkan dompet hitam dari saku celana jeansnya.

"Bukankah dia yang akan membayarku?"

"Apa kau berpikir bahwa wanita yang sedang mabuk akan membayarmu kecuali kau diam-diam mengambil dompetnya?"

Ya, Jennie bahkan lupa jika wanita berambut hitam legam itu sedang mabuk.

Jimin mengeluarkan beberapa lembar uang dari dalam dompetnya, ia menyerahkannnya pada Jennie. Dan dengan sigap gadis itu merampas uang dari tangan Jimin, lalu mulai menghitungnya. "kau kelebihan beberapa won" serunya sambil mengembalikan beberapa lembar kearah Jimin

DAMAGE [cst: JenKai]Where stories live. Discover now