30# Money, Love, and Power

11.2K 1K 130
                                    

#hai....!😂😂😂 Salam hangat dari Ridan dan Kaylita. Do Vote before you read, enjoy and Coment yaa...#

****

Laki-laki itu mengeluarkan kedua tangan dari balik punggungnya. Wajahnya yang tampan sedikit merona. Ia menjilat bibir sesaat, mengulum senyum, melihat kotak hitam besar berhias pita biru di tangannya.

Matanya yang kelam terangkat menatap Kaylita, dan senyumnya terkembang melihat tatapan penasaran dari wanita itu.

"Apa ini?" Lita maju setindak, menatap kotak hadiahnya.

"Buka saja..."

Lita meletakkan kotak itu di atas meja terdekat dan membukanya. Sebuah jambangan kristal yang sangat cantik kemudian ditenggerkan di atas meja dengan bantuan Alex.

"Ini cantik sekali, Mas Alex..."

"Cocok untuk tempat duduk bunga-bunga yang cantik...." Alex membungkuk sedikit di belakang meja, dan mengeluarkan sebuah buket bunga yang besar, "tapi tidak secantik orang yang menerimanya."

Kaylita memeluk buket itu dan menghirup wanginya yang lembut. Tidak bisa tidak ia merasa tersanjung juga dengan perhatian yang jarang diterimakan kepadanya seperti ini.

"Buat apa semua ini, Mas? Saya tidak pernah menerima hadiah...."

"Ini sebagai ucapan selamat."

"Ucapan selamat?"

"Karena Mbak Lita sudah bisa melalui semua yang terjadi dengan jiwa yang besar dan ketabahan yang sangat mempesona."

Lita tertawa, "Maksudnya?"

"Saya tidak tahu Mbak Lita akan sekuat ini menghadapi pernikahan Eduard Simbara."

"Saya kan sudah bilang berkali-kali kalau saya tidak memiliki perasaan khusus pada Edo. Dia laki-laki yang menyenangkan. Mungkin akan ada bayak gadis yang jatuh cinta pada pesonanya, tetapi saya sudah lama belajar untuk melupakanya. Dia hanyalah ayah biologis bagi Nico, dan fokus saya sekarang adalah untuk mendapatkan Nico kembali." Kaylita melepaskan pembungkus bunga itu dan menatanya di vas, tidak memperhatikan Alex yang bertukar tatapan dengan Pak Ridan di dalam mobilnya yang terparkir agak jauh di tengah halaman.

Aneh sekali. Ada sesuatu yang berbeda dalam tatapan dokter itu. Pandangan dingin yang menusuk. Apa kira-kira yang menyebabkan tatapan dingin pria itu? Ridan tidak pernah melempar tatapan dingin terhadapnya. Persahabatan dan kerja sama mereka yang sudah berlangsung bertahun-tahun membuat hubungan mereka sangat baik dan penuh pengertian.

Salahkah jika ia berasumsi bahwa tatapan beku itu disebabkan oleh keberadaan Kaylita di sisinya? Karena Alex tidak bisa menemukan alasan lain.... Tapi sepanjang pengetahuannya Pak Ridan bukan orang yang bisa melirik wanita lain walaupun istrinya telah tiada. Dia mungkin bahkan lupa kalau ada makhluk yang namanya perempuan di dunia ini.

Tapi tadi....

Mungkinkah...?

Ada sesuatu antara Pak Ridan dan Kaylita?

"Lalu bagaimana langkah kita selanjutnya?" Lita bertanya. Ia telah memberi air pada jambangan bunganya. Teras pavilion tepat mereka berbincang kini tampak lebih semarak dengan bunga itu.

Alex mengalihkan padangannya dari pintu gerbang mendengar pertanyaan itu. "Kalau menurut perhitungan saya, mungkin Edo akan pindah ke Kanada bersama Paulina Mossa setelah mereka menikah. Walaupun Dai Ze Mossa menjanjikan akan menyelamatkan Averdue setelah pernikahan itu, tetapi saya kira pengelolaannya akan diserahkan sepenuhnya kepada paman dan mamanya Edo."

"Dan Nico?" Lita menatap Alex hampir menangis. Bukankah itu artinya Nico akan semakin jauh keberadaannya dari dirinya? Jika kemarin jaraknya hanya Indonesia-Singapura, sekarang menjadi sejauh Indonesia-Kanada?

NURSING CONTRACT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang