Dialog kehidupan II (intermezzo)

315 6 1
                                    

sebuah ciptaan yang terus membuat hatiku berdegup kencang - hanyalah 'sebuah' manusia

mengarahkan pisau tajamnya ke arahku- ketakutan abadi

menusuk tepat di ulu hatiku- ketakutan sang klimaks

mencabik setiap rasa yang ada- sang utara yang sombong

dan hanya menyisakan 'kelam'- kelabu senja

garda hanyalah sebuah formalitas dan lemah adalah kualitas.

tak ada yang tahu maksud dari sajak semesta

bahkan joker dalam sebuah kartupun lebih tinggi daripada sajak itu.

sebuah paradox intuitif yang kubuat untukmu, sajak semestaku

biarkanlah aku terus menangis, lebih dalam, semakin dalam, dan akhirnya terjatuh dalam palungan terdalam dengan suasana hujan dingin nan gelap gulita. teruslah menangis hingga noda di pikiranmu ikut terbawa mengalir bersama tangisan penyucian.

hentikan semua ini, kumohon, kumohon, sangat amat kkumemohon. rasa ini semakin mennusukku. ijinkanlah aku untuk tenang dalam diam dan melupakan dirinya. biarlah aku terbang bebas bersama diamnya sang kediaman. terus mengarungi ketenangan dalam sunyinya sang alam. angin sepoi, teruslah berhembus tanpa henti. gelapnya langiit malam, teruslah selimuti aku. cahaya purnama dari rembulan, janganlah engkau menjadi lebih terang dari inni. kumohon.  bawalah pergi kesesakanku. suara gemercik ombak, teruslah menngaung dibawah perahuku. dan inilah saatnya aku siap berlayar menembus keterbatasan menuju arah ketiddakterbatasan.

dan akhirnya salah satu mimpiku terwujud, mimpi untuk berteriak dalam diam. teriakan yang sangat sunyi telah melegakan hidupku. distraksi yang mendistorsikan gambaranku, kini kau pegang erat dalam lembutnya semerbak kesucian.

Definisi manusiaWhere stories live. Discover now