Twenty-eight

Mulai dari awal
                                    

Matanya melirik kearah Mark, mungkin Mingyu sudah sangat menyayangi anak ini. apapun yang di lakukan Mark selalu saja membuat hatinya menghangat. Dia seperti seorang yang sangat beruntung bisa melihat dan menjaga Mark hingga tumbuh menjadi anak yang sangat mengemaskan seperti ini.

"Perlahan makannya, jangan sampai bajumu kotor" Mingyu mengambil tissu, meletakkan beberapa lembar pada krah baju Mark agar eskrim tadi tidak mengenai bajunya. Sedangkan tangannya juga membersihkan sekitar mulut Mark yang terkena noda coklat.














Kini dia sudah berada di depan gedung, keluar dari mobil dengan tangan satu mengendong Mark. Dia memberikan kunci itu pada penjaga disana. Kakinya mulai memasuki gedung itu, berjalan melewati beberapa karyawan, Mingyu tersenyum ramah. Membuat semua karyawan disini menunduk untuk menghormatinya.

"Apa Direktur ada?" tanyanya pada seorang keryawan yang sedang duduk di depan ruang Direktur

"Ada Tuan Muda Kim. Dia sedang sibuk. Jadi kurasa,,"

"Tidak masalah, aku akan masuk"

Tanpa memperdulikan peringatan karyawan itu. Mingyu langsung masuk kedalam ruangan. Matanya langsung melihat bagaimana orang itu tengah menatap beberapa berkas di depannya. Bahkan dia sampai tidak menyadari jika seseorang sedang berdiri di depannya

"Sesibuk apa kau hingga tidak menyadari kedatangan kami?"

Mendengar suara Mingyu, dia mengangkat wajahnya. Wajah yang tadi terlihat serius kini tersenyum saat melihat Mark di gendongan Mingyu

"Kau menjemput Mark?"

"Aku sedang tidak ada kerjaan"

Mingyu mendudukkan dirinya di sofa, masih dengan Mark yang ada di gendongannya. Membereskan beberapa berkas tadi, kini dia juga berjalan untuk mendekati Mingyu. Mendudukkan dirinya di depan Mingyu.

"Mark, kemarilah"

Tanpa menunggu lama, Mark turun dari gendongan Mingyu, berjalan untuk duduk dipangkuannya.

"Kau habis makan eskirm?" ucapnya

Mark hanya bisa tersenyum lebar, matanya sampai hilang. Kekehan kecil muncul dari belah bibirnya. Sebelum dia memeluk orang itu.

"Kau membelikannya eskirm, Mingyu-ya?"

"Aku tidak bisa mengatakan tidak untuk Mark"

"Kau tau sendiri, Taeyong hyung akan marah jika tau itu"memutar mata malas, Mingyu tidak segera menjawab pernyataan itu

"Jika kau tidak bicara dia tidak akan marah, Jaehyun-ah"

"Terserah kau saja"

Mingyu tidak bisa menahan senyumnya, melihat interaksi Jaehyun dengan Mark. Mark yang selalu tertawa dengan candaan ataupun gurauan Jaehyun. Mark yang akan bersikap manja dengan Jaehyun. dan Jaehyun yang selalu membuat waktunya ada hanya untuk Mark. Bisakah Mingyu iri saat ini juga, andai saja Mark itu adalah anak kandungnya. Pasti akan sangat menyenangkan. Tapi terlepas dari itu semua, Mingyu sudah cukup bahagia dengan kehidupannya saat ini.

Menjadi Jaehyun tidaklah mudah, Mingyu tau, menjadi pemimpin sekaligus penerus Yunho tidaklah seperti yang dibayangkan. Usia Jaehyun yang masih muda membuat beberapa rekan kerja Yunho meragukan kemampuannya. Sama seperti dirinya, bahkan setelah menjadi pewaris semua bisnis keluarga Kim, Mingyu masih di remehkan banyak orang. Walaupun kini dengan dirinya memimpin, banyak bisnis keluarga Kim yang maju dan sukses.

Berbeda dengan dirinya dan juga Jaehyun yang menjadi pewaris utama keluarga mereka, Taeyong lebih memilih untuk mejalani kehidupan sederhananya. Menjalankan restauran bersama bibi Park, dan menjadi istri yang baik. Taeyong juga menjalani kehidupan yang sangat bahagia.

Brother Complex (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang