One

36.5K 2.6K 413
                                    

(Taeyong)





Rasanya sangat bosan ketika hari libur tapi dirumah sendirian. Kurasa ayah benar-benar tidak menyayangiku. Bagaimana bisa dia meninggalkan anaknya bahkan dari matahari belum terbit dan sampai sekarang, matahari sudah mulai terbenam. Tak taukah jika anaknya ini kesepian. Hanya ada sepucuk surat yang tertempel di lemari pendingin dapur.

Sayang, ayah pergi bekerja baik-baik ya di rumah. I Love You~

Sebenarnya kadang aku suka heran dengan ayahku, bukannya sombong atau bagaimana, tapi kupikir ayahku adalah orang yang hebat. Dia pengusaha yang sukses, bahkan dia masuk dalam list pengusaha terkaya dia korea. Bukankah itu sangat luarbiasa, aku adalah anak dari orang kaya. Daebak

Oke lupakan fakta itu, ayahku memang hebat dalam urusan bisnis. Tapi jika urusan rumah tangga aku hanya akan memberi dia ibu jari terbalik. Setelah dia menyetujui permintaan ibuku yang ingin menikmati karirnya daripada mengurus aku dan ayah, aku sedikit kecewa dengannya. Bagaimana bisa dia melepaskan ibuku begitu saja. Dan ibuku, bagaimana bisa dia lebih memilih karirnya dibandingkan dengan suami dan anaknya.

Tapi walaupun seperti itu aku tidak membenci kedua orang tuaku. Aku masih sangat mencintai mereka. Mencintai kebebasan ibuku, ya walaupun dia meninggalkanku. Dan mencintai ayahku yang membiarkan orang yang dia cintai menemukan kebebasannya. Bukankah ayahku sangat hebat. Oke aku tarik kata-kataku yang tadi.

Hari sudah mulai gelap, sebentar lagi makan malam. Untuk makan malam kali ini aku hanya memesan makanan dari restauran. Bagaimana mau masak makan malam, jika memasak telur saja sudah membuat dapur kebakar. Sungguh payah bukan, aku benar-benar anak yang tidak berguna.

hey, tapi aku kan masih anak-anak jadi wajar jika aku belum terbiasa mandiri. 

Ting..

Bunyi pintu apartemant terbuka, aku dapat menyimpulkan jika itu adalah ayah. Memangnya siapa lagi yang bisa masuk apaertemant ini dengan bebas kecuali aku dan ayah. Karena kami juga hanya tinggal berdua.

Aku berlari menuju pintu, melihat ayah yang tersenyum padaku. Wajah tampannya membuatku tenang.

"Malam sayang, sudah menyiapkan makan malam?" ucapnya sambil berjalan padaku dan memberikanku ciuman di dahi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Malam sayang, sudah menyiapkan makan malam?" ucapnya sambil berjalan padaku dan memberikanku ciuman di dahi. Aku mengangguk padanya, namun tatapan mataku mengarah pada seseorang yang berada di belakang ayahku.

Dia pulang membawa seseorang. Pikiranku mulai memproses tentang apa yang akan terjadi nantinya. Banyak pertanyaan yang muncul di otakku. Aku mengerutkan dahiku, pandanganku masih fokus pada orang yang kini berdiri tegak didepanku

"Ehemmn," suara ayah membuyarkan ku

Ayah tersenyum padaku, setelah melihat raut wajahku yang penuh dengan pertanyaan

"Dia akan menjadi adikmu mulai saat ini, Taeyongie"

Aku masih menatap ayah, menunggu dia mengatakan hal lain yang bisa membuatku lebih mengerti.

Brother Complex (End)Where stories live. Discover now