Delapan

49 8 41
                                    

Jangan lupa vote dan komennya ya. Biar aku tambah semangat. Komentar dari kalian sangat berarti untukku. Makasih 😉

***

"Nata---"

Suara itu dikenali Nata. Dan itu sepertinya suara...

"Zeyan! Ya ampun Lo di sini?" tanya Nata kaget melihat Zeyan yang sudah ada di belakangnya.

Sepertinya Zeyan hendak masuk ke toilet, namun menundanya karena melihat ada Nata.

"Gue sekolah di sini, Nat."

Balasan dari Zeyan yang sangat bermakna itu membuat Nata malu. Dia sampai tertawa sendiri dengan pertanyaan yang ia lontarkan pada Zeyan.

"Oh, iya, gue lupa. Lo kan sekolah di sini, ngapain gue nanya ya, hahaha," terdengar suara tawa keluar dari Nata  namun tak cukup untuk membuat Zeyan ikut tertawa.

"Lo ikut lomba?" tanya Zeyan yang melihat Nata memakai baju basket berwarna hitam, dengan hiasan berwarna merah muda.

"Iya. Gue ikut basket, Ze. Eh omong-omong mana deh Tae Oppa ? Kok gak keliatan?" Nata sudah celingak-celinguk melihat keberadaan sekitarnya.

"Belum datang kayanya," balas Zeyan ragu. Namun, memang kebenarannya seperti itu. Sepertinya Tae terlalu takut jika datang cepat maka dia akan kesulitan untuk berlatih dahulu, karena bagi Tae penggemar itu seperti teman.

"Oh ya udah, gue balik duluan ya, Ze. Bye!" Nata melambai-lambaikan tangannya ke arah Zeyan dan Zeyan hanya mengangguk untuk membalas lambaian Nata.

**

Kini mulai acara pertandingan dimulai. Nata sudah gelisah lima belas menit sebelum pertandingan. Dia benar-benar tegang, entah karena takut malu, atau karena ada Zeyan yang ikut juga menontonnya.

Namun, Nata beralih untuk melihat sekitaran yang akan menjadi penonton ketika dia bermain basket sebentar lagi.

Banyak.

Sangat banyak.

Nata yang melihat itu langsung grogi.
Biar bagaimana pun, Nata pernah tampil di tempat umum, tapi tidak seperti ini yang pernah dirasakan Nata. Dan itu dengan persiapan matang, yakni lomba tari.

Nata mencoba menghibur dirinya. Dia menepuk tangannya sambil berkata, "aku pasti bisa!"

Setelah berkata demikian, Nata bersama dengan keempat tempat se-timnya membuat yel-yel kelompoknya sendiri.

Bayangkan! Mereka pergi mengikuti Lomba basket putri ini tanpa seorang superter sama sekali.

Benar-benar menyedihkan.

Sekolah Nata mendapat lawan salah satu sekolah Swasta, yakni SMA Martha Diana.

Kalau dilihat dari postur badan, jelas tim Nata kalah saing. Tim lawan memiliki badan yang tinggi dan langsing, sehingga mudah bergerak dan gesit. Sedangkan tim Nata, hanya Nata yang memiliki tinggi yang lumayan, selebihnya bisa dibilang--- Ah kalian pasti tau kan?

Tinggi badan yang di atas rata-rata membuat Nata ditugaskan menjadi
Center, pemain bertubuh paling tinggi yang berada di posisi tengah yang tugas utamanya adalah mencetak poin dengan memasukkan bola ke keranjang lawan. Hal ini akan mudah dilakukan Nata karena tinggi badannya dan panjang tangannya yang jauh bila dibanding temannya.

Sedangkan Sani, dia bertugas sebagai
Shooting guard umumnya diisi oleh pemain dengan kemampuan bertahan dan mencuri bola yang baik. Sani dipilih karena menurut teman-teman yang lain, Sani yang paling jago dalam hal mencuri, termasuk mencuri bola.

Cinta Minus AkalWhere stories live. Discover now