MWMS 9

331 30 24
                                    

Alyssa dan Ryo sudah berada di bibir pantai. Suasana romantis yang sangat mendukung keintiman mereka berdua. Hari mulai senja, lembayung jingga menari di atas kepala mereka. Hembusan angin laut meliukkan rambut panjang bergelombang milik Alyssa.

"Al?".

"Ya Aryo?". Ryo sedikit kaget mendengar Alyssa memanggilnya Aryo.

"Kenapa?". Tanya Alyssa sekali lagi.

"Gue sempet denger kalau tadi lo nyebut Aya ke diri lo waktu ngomong sama Bang Raja. Kenapa bisa Aya?".

"Nama panjang gue Soraya Alyssa, Aya itu diambil dari kata Soraya. Tapi temen-temen manggil gue Alyssa. Lebih nyaman di panggil Alyssa kalau pas di luar".

"Lo sendiri?". Ryo tersenyum kecil sembari menyisir surai pomade nya.

"Aryo Putra Tanjung. Papa sering manggil Ary, same with you. Temen-temen manggil gue Ry atau Ryo". Alyssa mengangguk paham.

"Gue boleh tanya lagi?".

"Tentu!".

"Lo udah punya seseorang?". Alyssa mulai memahami arah pembicaraan pemuda itu. Degub jantungnya makin cepat, pipinya memanas tanpa di minta.

Ia menatap hamparan gelombang yang menghempas bebatuan "Belum,,,untuk saat ini".

Angin segar begitu menusuk tubuh Ryo. Helaan nafas lega keluar dari paru-parunya. Bisa kah ia melangkah lebih jauh lagi untuk membangun hubungan dengan Alyssa? Hatinya bersorak untuk mendapatkan gadis itu.

Alyssa ingat saat Sivia bercerita tadi. "Lo tau sama Tiwi?".

"Tiwi kimia 16?". Alyssa mengangguk.

"Iya tau. Kenapa? Lo tau Tiwi?".

"Gimana gak tau, dia yang buat gue kena kutukan sial itu".

"Dia temen sejurusan gue. Tentu gue tau".

"Dia juga mantan pacar temen gue waktu semester satu".

"Si Sion itu ya?".

"Lo tau Sion? Kok pas ketemu di inaugurasi diam-diam bae?". Ryo terkekeh lalu mengedikkan bahu.

"Tiwi pernah cerita kalau dia punya mantan namanya Sion, satu jurusan sama dia. Dia juga pernah nunjukin foto Sion".

"Lo sama dia?--".

"Gue pernah deket, tapi gak jadian. Kalau lo mau tau". Alyssa tertawa. Padahal maksudnya bukan itu.

"Lo sama dia udah deket berapa lama? Itu lanjutan pertanyaan gue". Ryo merutuki dirinya yang kelewat percaya diri. Namun dengan cepat ia mengubah ekspresinya.

"Lumayan lama, sejak dia putus sampai semester empat lalu. Gue ngejauh karena gak suka sama sifat dia yang terlalu mengekang". Dalam sehari ini Alyssa mendapatkan kejutan berkali-kali.

Tentang Pak Reza dan Ryo, kemudian Ryo dan Tiwi.

"Mengekang maksud lo gimana?".

"Dia ngebatasin dunia gue. Gak boleh inilah, gak boleh itulah. Alasan dia karena gue anak dosen dan takut pamor papa gue yang kena". Ryo malah tersenyum sinis. Alyssa bisa memahami isi hati pemuda itu.

"Kalau misalkan tujuan dia baik, kenapa enggak 'kan?--".

"Bener sih tujuannya baik. Tapi cara dia salah. Coba deh lo pikir, gue kan praktek di kelas kebanyakan tentang listrik, ya gue hobi ngotak ngatik gitu lah. As you know anak elektro itu gimana kan--". Mau tak mau Alyssa mengangguk sembari menyimak.

"Ehh pas gue lagi sama temen-temen bahas apa yang mau di kerjain, dia malah datang dan bentak-bentak gue. Katanya gue ingkar janji gak jemput dia lah, gak jadi nganter dia les lah. Trus, banyak lagi deh! Sumpah gue malu banget tau gak! Temen-temen gue pada ngetawain trus gak habis pikir juga!".

Me With My ScandalWhere stories live. Discover now