MWMS 2

712 32 7
                                    

Keesokan paginya setelah sholat subuh, tiga saudara ini berangkat menuju Kota Padang. Jalanan yang masih lengang di manfaatkan oleh Raju untuk menginjak pedal gas seperti dirinya bermain di arena balapan.

"Bang, aku belum wisuda loh ya! Gak usah ngebut-ngebut gitu juga lah". Kata Alyssa mengingatkan.

Raju malah terkekeh lalu mengelus puncak kepalanya "Iya-iya! Kita cepat tapi santai aja. Oke, aman kan?". Alyssa berdecis malas. Ia menengok ke belakang dimana Reyhan sedang terlelap kembali.

"Tu anak tidur mulu!".

"Kalau kamu mau tidur, tidur aja Dek". Alyssa menggelen pelan.

"Aku nemenin Abang sambil ngobrol biar Abang gak ngantuk". Katanya. Raju hanya tersenyum serasa mengangguk patuh.

Ponsel Alyssa bergetar, grup chat nya penuh dan dia hanya sesekali menimpali. Muak dengan anggota yang datang disaat yang tidak tepat. Ia memilih menghilang tanpa kabar.

Sion Aditya : Al, lo kapan ke Padang?

Alyssa Tiurman : nih lagi otw. Why?

Sion Aditya : oo bagus lah. Kita rapat sore nanti. Lo datang ya!

Alyssa berdecak sebal melihat kenyinyiran ketuanya ini.

Alyssa Tiurman : iye, gue dateng. Kalau gak ngapain pagi buta udah jalan ke Padang.

Sion Aditya : progres dana gimana buk?

Alyssa Tiurman : fresh money udah di transfer sama Jefri kemarin lima belas juta. Hasil kerja sponsor. Belum ada di pake. Anak-anak belum ada minta.

Sion Aditya : oke. Pegang aja dulu. Mereka cuma nge stuck di dekorasi. Dana kemarin juga masih ada.

Alyssa tak membalas lagi chat dari Sion. Syukurlah tak ada kendala untuk acara besok. Mereka memang sudah jauh-jauh dari dua bulan lalu bekerja keras untuk mengadakan acara tersebut.

Acara yang di angkat adalah acara inaugurasi. Banyak panitia yang terlibat diacara tersebut. Karena mereka menginginkan acara yang sempurna untuk wisudawan dan wisudawati serta tamu undangan lainnya.

"Kenapa Dek?". Tanya Raju heran melihat sang adik yang sedikit menukar auranya.

"Ehm, itu,, masalah dana".

"Dana minus?". Alyssa menggeleng tidak.

"Dana banyak. Cuma ya, anggota yang terlibat aja yang kurang partisipasi. biasa lah pas OR nya sok-sok menjunjung loyalitas, tapi pas on di lapangan gak ada sama sekali". Raju tertawa pelan. ia sudah melewati apa yang di rasakan adiknya.

"Tanpa mereka yang seperti itu, acara kalian juga bakalan jalan kok. Banyak panitia hebat lainnya kan". Alyssa mengangguk paham. Ya, Raju benar. Masih banyak panitia lain yang mengorbankan waktunya untuk acara besar setiap tahunnya ini.

"Karena ini kamu ngotot untuk cepat kembali ke Padang, Ya?". Alyssa menoleh.

"Iya. Entah kenapa semuanya di awal tahun ini serba mendesak, semuanya butuh untuk di raih oleh deadline. Aya pusing, Bang". Keluhnya sembari mengusap wajah.

"Dulu saat abang kuliah juga gitu Kok". Kata Raju.

Raju beda tiga tahun dengan Alyssa. Raju juga satu fakultas dan jurusan dengan adiknya itu. hanya saja beda tingkat, tentu saja. mereka bertemu disaat Alyssa tahun pertama dan Raju di tahun terakhir nya. Disanalah hubungan baik mereka sebagai adik kakak terjalin hangat setelah berapa lama tak menapak.

Setelah lulus dari kampus, Raju bekerja sebagai tenaga pendidik di bimbel yang ada di Kota Padang selama enam bulan. Tak bertahan lama, pemuda berdarah minang itu bekerja di Kota Batam, industri tempat dulu dirinya sempat magang. Hingga saat ini pemuda itu menetap di sana dan kini berlibur sekedar cuti dan membantu pernikahan Raja.

Me With My ScandalWhere stories live. Discover now