Lima

296 27 2
                                    

Karya gue
Gue sebenernya benci banget ngebacot
Tapi demi cerita ini gue relain gue ngebacot, sebenernya karakter (Namakamu) dicerita ini bukan karakter gue dikehidupan sehari hari
Jadi hargain karya gue
Oh iya, chapter berikut gue private
Jadi kalo ada yg tiba tiba udah langsung ngeloncat, gue gk tau
Makanya bagi yg belum follow, follow dulu
Kalo belum dapet juga
Kalian bisa login ulang

Gue ya gue, lo ya lo

[[[[[[[[[[[Lima]]]]]]]]]]

(

Namkamu) Point Of View's

"(Namakamu)"aku tak menghiraukan mereka
Tapi tanpa aba aba mereka duduk disampingku
"Maafkan aku. Tak bisa membantumu tadi"ujar Jennie mengusap halus pundak (Namakamu)
"Kau tahukan? Calon mertuaku bagaimana"tungkas Jennie

"Tidak masalah"tungkasku cepat, aku menghembuskan nafas gusar

"Aku fikir, kau membutuhkan air ajaib?"ujar Jisoo

"Ya, mungkin"ujarku malas

"Tidak, saat ini tidak tepat, kondisinya dalam keadaan buruk"ujar Rosé

"Jika aku menjadimu, aku akan memasukan racun ke teh ahjumma gila dan Daniel gila itu"tungkas Rosé sambil berdiri
"Daniel tidak bersalah sepenuhnya disini"ujarku cepat

"Kau membela Daniel?"pekik Jisoo
"Bukan, tapi aku hanya memberitahu, aku benar kan?"ujarku

"Ya, mungkin kau sudah seperti Jennie"ujar Rosé malas
"Tentu tidak, tidak akan pernah"tekanku

"Mengapa tadi kau mengapitkan kakimu ke pinggulnya dan menghentakkan milikmu ke miliknya"ujar Jisoo mengintrogasi

"Agar aku bisa menghantam miliknya, tidak perduli dengan cara apapun, yg penting dia segera meninggalkan tubuhku yg ditindih olehnya"ujarku
"Bukannya kau membutuhkan miliknya untuk menusuk milikmu?"ujar Jisoo, aku menatapnya tajam
"Tidak akan"ujarku

"Kurasa kau terobsesi pada miliknya, ya aku dapat melihat cetakan miliknya tadi saat kau mengapitkan kakimu ke pinggulnya, lumayan besar dan, memuaskan"Goda Rosé
"Jika begitu, kau saja dengannya"ujarku malas
"Aku tidak mau menikung saudariku"ujarnya cengengesan, sifatnya dari dulu memang begitu
Tidak berubah
Saudari yg paling dekat denganku adalah Rosé dan Jisoo
Karena Jennie tertua, dia harang bermain dengan kami, dia hanya mengawasi kami, lagian kami tak sepermainan dengannya

"Baiklah,kita akan tidur"ujar Jennie
Lalu kami memasang selimut masing masing

"Selamat malam"ucap kami semua

Wednesday,29 Jan 1823

Seperti biasa, hari hariku bersama Iqbaal, dan menyuapinya makanan buatanku
Aku semakin dekat dengannya. Dan seperti biasa
Aku berlarian kebawah untuk menemuinya. Tapi aku melihat Daniel, ya, itu Daniel, si sialan
Sedang apa dia berbicara dengannya?
Daniel menyadari kehadiranku dan dia pergi melewatiku, sebelum pergi sepenuhnya
Dia mencolek daguku dan mengedipkan sebelah matanya
Aku menepis tangannya kasar

"Ada apa?"tanyaku padanya

"Ah tidak"ucapnya
"Tadi aku hanya mengantarkan sepatu milik ibunya"sambungnya
Tapi mengapa dia memegang 1 kantong penuh uang logam?
Kenapa juga gelagatnya aneh, seperti ingin membendung air mata?

"Oh. Aku membawakanmu makanan"ujarku, seperti biasanya
Kami saling bersuap suapan

"Kurasa aku akan pamit lebih cepat"ujarnya
"Aku akan mengantarkan pesanan sepatu ini kepasar"ujarnya

"Apa kau sakit?"tanyaku
"Ah, tidak"dia menggelengkan kepalanya
"Hari ini kau aneh, tidak seperti biasanya"ujarku
"Benarkah? Tapi mungkin tidak. Aku hanya kelelahan membuat beberapa sepatu ini"ujarnya

"Jika kau ingin beristirahat, istirahatlah didalam kamarku"ucapku
"Ah tidak, aku akan mengantar sepatu ini terlebih dahulu"ujarnya, matanya memerah
"Baiklah, kuharap kau tidak akan berbohong dengan kondisimu"ujarku yg mulai mencurigainya

"Tentu tidak. Aku memberikanmu ini, aku mohon kau jaga ini baik baik, simpan ya, dan ingat selalu, ini pemberianku, bukan yg lain hahaha"ucapnya
"Kau kenapa?"tanyaku
"Tidak, sampai jumpa"ucapnya,akupun membalas lambaiannya dan tersenyum kecut, aku memandangi sapu tangan yg diberikannya padaku, sapu tangan berwarna violet ini
Aku tersenyum meratapinya, sapu tangan yg lembut
Aku berbalik dan
Dregh

"Sialan kau,jangan berdiri dibelakangku"umpatku pada Daniel, sial, jidatkut terbentur oleh dada bidangnya
Aku pergi. Tetapi dia mencekal tanganku

"Mine"ucapnya
"Sialan, minggir kau"aku menolaknya hingga dia tergeser sedikit
Dia tertawa kecil penuh arti menatapiku

Disisilain

"Lee, aku rasa kita harus secepatnya menjodohkan anak anak kita"ujar Charlotte

"Tapi (Namakamu) tidak menyukai Daniel, yg aku takutkan nanti mereka akan bertengkar setiap harinya"ujar Lee

"Jadi kau lebih setuju (Namakamu) dengan si tukang sepatu itu? Berhati hatilah, si tukang sepatu itu bisa merebut tahtamu, kau mau? Dia menyingkirkanmu lalu dia yg akan menjadi raja disini?"ular Chalotte mulai bermain
"Jika masalah harta dan tahta, aku tidak mempermasalahkannya, cuma anakku"ujar Lee

"Lee, anakmu tidak akan bahagia juga dengannya, tapi jika anakmu dengan Daniel, kami bisa membawa Jennie dan (Namakamu) untuk tinggal diistana kami, Belanda"ujarnya, Lee nampaknya seperti sedang berfikir

"Baiklah, aku akan memberi waktu untuk pendekatan pada mereka selama 1 tahun"ujar Lee yg membuat mata Charlotte membelalak
"Trimakasih, kuyakin Daniel padti akan sangat senang mendengarnya, wanita yg dia cintai akan menikah dengannya, penantiannya selama ini berhasil, dan aku berjanji akan merawat anakmu dengan baik, layaknya seperti anakku sendiri, dan kupastikan Daniel dan (Namakamu) akan segera memberikanmu seorang cucu, begitu juga dengan JeOn(JennieLeon)"tungkas Charlotte yg membuat Lee melebarkan senyumannya

"Yes, sedikit lagi"gumam Charlotte licik

B A R B I E  G I R L [IDR]Where stories live. Discover now