Loker Room - @adhistr

196 21 0
                                    

Judul lagu: Jikalau Kau Cinta - Judika


*


Disclaimer&Note : I do not own any these characters. This is a Chicago P.D Fanfiction to serve any #BurZek fans an alternative ending for Kim Burgess and Adam Ruzek. Because we really want 'em back togethaaaaa!!!!!! But, for everyone who doesn't watch Chicago P.D, i'm trying to recap their relationship story here, so you could still enjoying the story as much as #BurZek fans out there.

~~~~~~~

Locker Room

Jikalau kau cinta

Benar benar cinta

Jangan katakan kau tidak cinta

"Aku pernah merasakannya." Kim menatap wanita muda dihadapannya. "Aku pernah, satu kali, jatuh cinta tapi, ternyata dia tidak mencintaiku." Hening. Wanita dihadapannya masih menangis. Voight, di seberang meja sana, mengangguk memperhatikan. Sementara, dibalik cermin satu arah, ada Adam yang diam-diam menunduk.

"Aku terus berpura-pura harapan itu masih ada. Sampai suatu hari, aku merasa sudah saatnya untuk berhenti. Jadi, aku berhenti. Sakit? Sangat! Namun, akhirnya aku menyesal. Menyesal karena tidak mengakhirinya sejak awal." Wanita dihadapan Kim menangis semakin kencang tetapi mulai membeberkan kejahatan keji kekasihnya. Kepalan tangan Adam meninju cermin satu arah tersebut. Tidak kuat, hanya menggetarkan cermin tersebut, tetapi kontras dengan hatinya yang hancur. Adam tahu, Kim akan melakukan apapun agar wanita yang menjadi saksi kunci itu berbicara, tetapi Adam juga tahu, cerita Kim tak sepenuhnya fiktif. Walau nyatanya, laki-laki itu benar cinta. Hanya mungkin tak tersampaikan sepenuhnya.

~~~~

Jikalau kau sayang
Benar benar sayang
Tak hanya kata atau rasa kau harus tunjukan

Adam memasuki ruangan loker. Kasus mereka baru saja secara resmi ditutup. Berkas-berkaspun sudah selesai dikerjakan. Namun, langkahnya terhenti. Dari balik dinginnya pelat-pelat lemari besi, ia bisa melihat Kim sedang sibuk menyusun tasnya. Wajah wanita itu begitu tenang walau tanpa senyum. Rambut blonde gelapnya terurai menutupi setengah wajah Kim, membuat tangannya gatal ingin menyingkirkannya, sehingga ia bisa menempalkan bibirnya di leher jenjang Kim. Seperti yang biasa ia lakukan.

Biasa? Hatinya tertawa getir. Biasa bukan lagi kata yang tepat sejak kenyataannya hubungan mereka berakhir beberapa bulan lalu. Adam berdecih. Lagi-lagi, kalimat demi kalimat Kim di ruang wawancara kemarin mengiang ditelinganya. Hatinya serasa diremas. Berdenyut dan sakit. Jadi, Adam memilih berputar balik. Namun, kaki cerobohnya menabrak lemari besi yang berjejer disekelilingnya menimbulkan bunyi berdenging. Adam mengutuk dirinya. Kim mengangkat pandangannya. Dia terdiam sesaat saat pandangan sendu mereka bertemu.

"Adam," panggilnya lirih.

"Hey, Kim."

Adam tersenyum kaku dan segera melanjutkan langkahnya meninggalkan ruangan loker. Tepat diambang pintu, Kim berseru, "Hei, Adam!"

Adam memutar tubuhnya. Alisnya naik sebelah.

"So, you'll come to Molly's tonight, right? We should celebrate this case, you know, team effort?"

Adam mengedikkan bahunya. "Kamu mau aku datang?" Kim terkejut mendengar pertanyaan Adam. "Kita tim," jawabnya sederhana. Adam menggeleng. Ia melangkahkan kakinya mendekati Kim hingga mereka hanya berjarak satu rentangan tangan.

Melodi Akhir 2018Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt