Zeon's Case : Miss Call IV

1.3K 101 9
                                    

Kami tidak menyangka kasus ini semakin pelik. Ada tiga orang mengaku bahwa mereka membunuh korban kami yang bernama Gerry. Dua orang di antaranya jelas-jelas telah berbohong. Hanya satu orang yang mengatakan dengan fakta yang benar yaitu Robert.  

Lalu muncul satu nama, Ricky. Sampai saat ini kami belum berhasil menemukannya. Kami pun pulang untuk beristirahat. 

"Jadi?" 

"Jadi apanya?" 

"Kau punya teori apa, temanku tercinta?" 

Zeon berpikir sejenak. 

"Aku belum punya teori." 

"Tumben." 

"Sampai kemunculan Ricky nanti aku baru bisa membuat teori. Saat ini pikiranku hanya tertuju satu hal." 

"Apa itu?" 

"Bagaimana model ayunan di ruang agensi kita ya?" 

"Itu tidak penting." 

"Penting."  

"Sudahlah," sahutku, "tadi kau sempat ke TKP?" 

"Ya." 

"Kenapa tidak mengajakku?" 

"Kau sedang di toilet." 

"Kau bisa menunggukan?" 

"Itu tidak perlu," sahut Zeon, "seperti pamanku bilang, lokasi itu penuh dengan barang bukti dan sidik jari yang menyesatkan. Hampir semua benda yang berhubungan dengan Gerry terdapat sidik jari ke tiga orang itu. Alasannya cukup jelas, ruangan itu sering dipakai mereka berkumpul akhir-akhir ini. Jadi secara sengaja atau tidak sengaja semua benda ada sidik jari mereka." 

"Handphone dan alat pengubah suara?" 

"Terdapat sidik jari mereka bertiga." 

Aku mengeleng-gelengkan kepalaku.  

"Jadi bagaimana," tambah Zeon, "jadi menginap?" 

"Tidak. Aku mau pulang." 

"Baik," kata Zeon, "kalau begitu kita bertemu besok pagi." 

"Okey." 

Aku pulang ke rumah setelah Zeon mengantarkanku. Hari ini aku begitu lelah sehingga aku langsung tidur terlelap. 

Handphoneku berbunyi. Aduh. Jam berapa ini? Aku memandang jam dindingku. Masih jam tiga pagi. Siapa yang meneleponku sepagi ini? 

Private number. 

"Halo..." suaraku lemah sekali. 

"Zerry." 

Suara itu sama seperti suara penelepon dengan pengubah suara itu. 

"Kau siapa?" 

"Ricky." 

"Siapa?" 

"Kau sudah cukup jelas mendengar. Sekarang kau harus segera menghubungi detektif Zeon, untuk segera menemuiku di rumah kosku." 

Telepon ditutup. 

Apa yang harus kulakukan? Jam tiga pagi seperti ini, kalau aku harus membangunkan Zeon. Aku bisa dicincang. 

Bagaimana ini? 

Aku bingung. 

Aku harus menelepon Zeon. Harus. Ini penting. 

Dengan agak gementaran aku memencet nomer Zeon. 

Tidak ada jawaban. 

Tidak ada respon. 

My Name Is ZeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang