14th; 3

760 112 1
                                    



3 tahun kemudian..

Tidak ada kata spesial untuk akhir pekan kali ini. Biasanya Seulgi akan menikmatinya bersama Minhyuk ataupun diajak oleh Wendy hanya sekedar jalan-jalan. Tidak ada panggilan dari kantor untuk lembur juga.

Ting!

Diambilnya benda yang berbunyi itu dan membuka pesan masuk. Oh ternyata apa yang dipikirkannya tadi ternyata tidak benar. Ketua tim mengajaknya untuk datang ke kantor karena akan ada proyek baru yang harus ditanganinya.


------


"Proyek ini akan melibatkan ketua tim baru." Ucap ketua tim ketika dia sudah berada didalam ruangan meeting, tanpa basa basi.

"Kalian dipilih karena paling berkompeten dalam pekerjaan. Kalian harus bangga dengan diri kalian"

"Proyek ini juga memakan waktu yang tidak lama, tetapi biaya yang akan dikeluarkan sangatlah besar"

"Aku menaruh harap kepada kalian." Ketua tim menatap anggotanya satu per satu dan berakhir dengan menatap seulgi. "Siapkan apa yang perlu seperti biasa. Jika ada pertanyaan dipersilahkan"

Seseorang mengangkat tangannya dan dipersilahkan oleh ketua tim untuk bertanya. "Apakah ketua tim baru yang akan menangani proyek ini sudah cukup berpengalaman seperti anda?"

Yang lain pun mengangkat tangan sebelum bertanya. "Apakah nanti ketua choi juga ambil bagian dalam proyek ini?"

Ketua tim yang dipanggil ketua choi itu mengambil nafas berat sebelum menjawab. "Dia baru 1 tahun bekerja dan saya juga akan ambil bagian sebagai anggota." Jawabnya dengan mantap. Seulgi pun hanya diam memperhatikan meeting yang mulai ribut itu. "Masih ada pertanyaan lagi?"

"Kira-kira berapa bulan proyek ini ditergetkan untuk selesai?" Akhirnya ia membuka mulut dan semua pun jadi diam karena hal yang dipertanyakan itu sangat penting. "Satu bulan. Kita akan memiliki banyak waktu lembur nanti."

-----

Seulgi dalam diam mencatat apa yang ia ingat pada saat meeting. Didepannya ada heoseok dan wendy, sedangkan disamping ada namjoon. Ketiganya bercengkrama tetapi tidak dengannya yang asik menulis.

"Seulgi-ah kau sedang menulis apa?" Tanya yang disampingnya dengan penasaran. "Biasa, pekerjaan kantor" Jawabnya lalu terkekeh. Dia berpikir bahwa apa yang dilakukannya kali ini tidak begitu tepat. Ini adalah akhir pekan yang notabene adalah waktu untuk beristirahat ataupun setidaknya melepas perkerjaan. Tetapi seulgi, masih asik dengan pekerjaannya. "Oh ayolah seulgi, kau harus menikmati waktumu,"

"Atau bagaimana jika kau bekerja di perusahaanku dan jadi asistenku? Akan kujamin selalu ada waktu luang untukmu,"

"Yeee kang seulgi mah bebas kalo sama namjoon." Seulgi dan namjoon bersamaan menoleh kedepan, melihat kedua orang yang ada didepan mereka yang barusan berkata secara persis dan bersamaan. "Ya Tuhan kalian berdua.." seulgi pun tertawa melihat mereka yang mulai beradu mulut tidak jelas.

"Kau yang mengikutiku son wendy"

"Dasar kuda, kau yang paling sering mengikutiku akhir-akhir ini"

"Tapi faktanya tadi aku yang berbicara duluan ok? Dan kau yang mengikutiku"

"Ih kuda kau ini-"

"Cukup cukup. Kalian seperti anak kecil sekarang," ucap namjoon disertai kekehan seulgi. Gadis itu tidak menyangka bahwa seributnya mereka, belum ada hubungan khusus diantara keduanya. Bukannya ada kemajuan, tapi stagnan ditengah-tengah.

Bukankah satu diantara mereka mengharapkan lebih?

Tiba-tiba terbesit bayangan jimin dulu terhadapnya.

Dimana dia, apakah dia baik-baik saja?

Bekerja dimana dia sekarang?

"Seulgi-ah kau melamun?"

"Ah a-aku hanya memikirkan bagaimana draft proyek bisa diselesaikan sebelum hari senin joon-ah" Wendy yang mendengarnya langsung memperhatikan seulgi. Ia tahu benar gadis itu jika sudah kikuk seperti itu pasti ada sesuatu yang disimpannya dan ia mencoba berbohong untuk menutupi semua.

"Mungkin rasanya bosan jika cuman bisa nongkrong seperti ini. Bagaimana jika kita pergi ke theme park dan bermain disana?" Ajak wendy antusias. Tidak mungkin ia langsung menanyakan apa yang terjadi dengan seulgi sekarang. Ini bukan waktu mereka. Tapi setidaknya ia bisa membuat gadis itu tidak kikuk lagi dengan bermain wahana yang ada di theme park. "Setuju!" Sahut heoseok dengan nada antusias juga.

"Bagaimana denganmu seulgi-ah?" Tanya namjoon penasaran. Seulgi dengan ekspresi blank-nya menatap manik mata namjoon sebelum berucap. "Lalu kamu bagaimana?" Yang ditanya pun balik bertanya. "Wendy tidak pernah menerima penolakan dari seulgi." Entah sejak kapan wendy sudah berada disamping gadis itu lalu menggandeng dan membawanya keluar.

Namjoon tersenyum tipis melihat mereka berdua dan diperhatikan oleh heoseok. "Bukankah aura yang tercipta kali ini sama seperti masa kecilmu dulu?" Tanya heoseok tepat dengan apa yang dirasakan namjoon.

------

Dia diam dalam kamarnya, dengan membuat suara ketikan itu jelas terdengar. Ketika matanya mulai merasa lelah dan perih, pandangan pun teralihkan pada langit-langit kamar. Meregangkan otot mata agar bisa kembali ke pekerjaan. Ketika ia akan kembali untuk mengetik, pandangannya terkunci pada sebuah frame foto yang bertuliskan nama seseorang.

Senyum pahit pun tercipta dikala ia mengingat kembali masa lalunya. Ia pun membuang nafas berat, memutuskan untuk mengambil frame itu dan menyimpannya di laci meja.

Lagi, seulgi mengingat sosok park jimin yang sempat dilupakannya beberapa tahun terakhir.

Perasaan bersalah pun tercipta. Ada rasa menyesal dikala dulu ia tidak memberikan kesempatan untuk pria itu menjelaskan semua. Dikarenakan rasa cemburu dan sakit hati yang cukup besar. Memupuk keegoisan serta amarahnya.

Ia pun sadar bahwa semua yang dilakukannya memiliki tujuan yaitu agar bisa melupakan jimin. Tetapi bayangan dari seorang jimin belum bisa terhapus dari ingatannya. Dan pada satu titik ia merasa dimana ia pun merindukan sosok jimin.

Namjoon. Pria itu berusaha membantunya untuk melupakan jimin. Tetapi nihil. Untuk detik ini, ia merindukan seorang jimin.

------------------------------------------

to be continue

------------------------------

My Pretty Boy; seulminWhere stories live. Discover now